Jika Nazaruddin Buka Suara, Banyak Tikus Politik ke Penjara. MEMBURU NAZARUDDIN


praktisi hukum senior, OC Kaligis mengakui bahwa dirinya telah ditunjuk sebagai kuasa hukum dari mantan Bendahara Umum (Bendum) Partai Demokrat, M Nazaruddin yang kini dikabarkan berada di Singapura.

Bahkan, Kaligis mengatakan bahwa dirinya pada Kamis (16/6) pergi ke Singapura. Sehingga, dia membantah kabar bahwa kliennya sudah berada di Jakarta.

Menurut Kaligis, Nazaruddin akan membuka kasus dugaan suap tersebut jika tidak dijadikan tersangka. Sebab, kasus ini banyak tikus-tikus politik yang masuk,” kata Kaligis, baru-baru ini.

Oleh karena itu, Kaligis mengatakan bahwa semakin KPK mendesak Nazarrudin, maka semakin kental nuansa politiknya.

Sementara itu, Juru Bicara (Jubir) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi mengatakan bahwa KPK belum memutuskan kapan akan memanggil paksa politisi Demokrat karena telah dua kali mangkir dari panggilan.

“Tentu KPK akan melakukan mekanisme penjemputan paksa. Hanya, masalahnya yang bersangkutan (Nazaruddin) tidak berada di Indonesia sampai Kamis (16/6) dan statusnya sebagai
saksi dalam penyidikan kasus dugaan sesmenpora,” kata Johan, Jumat

 

MEMBURU NAZARUDDIN

Tommy: Kasihan SBY Tampak Seperti Macan Ompong

Presiden SBY mengimbau mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad
Nazaruddin, segera kembali ke Indonesia untuk memenuhi panggilan Komisi
Pemberantasan Korupsi. Nazaruddin dipecat dari posisinya di DPP partai yang
didirikan SBY itu karena terindikasi terlibat dalam sejumlah kasus fulus,
terutama upaya penyuapan Sekjen Mahkamah Konstitusi.

Imbauan SBY ini, juga imbauan serupa yang disampaikan Ketua Umum Partai
Demokrat, Anas Urbaningrum, menguap begitu saja. Nazaruddin bergeming dalam
pelariannya.

“Kasihan Presiden SBY, jadi tampak seperti macan ompong. Dia pasti serba salah,”
ujar Tommy Dianto, satu dari lima orang yang atas inisiatif sendiri mencari
Nazaruddin di Singapura.

Tommy dan empat kawannya tiba di Singapura hari Selasa lalu (14/6) dari Batam,
Kepulauan Riau. KBRI di Singapura tak mengizinkan mereka mendirikan posko
pencarian Nazaruddin di lingkungan Kedubes. Akhirnya mereka menginap di luar
pagar. Sehari kemudian, kelima orang itu dijemput polisi Singapura. Paspor
kelimanya ditahan.

Jumat pagi (17/6), Tommy diutus teman-temannya untuk mengambil paspor mereka.
Dia kembali diinterogasi sebelum akhirnya dikirim pulang ke Jakarta dengan
menggunakan pesawat Batavia.

Dari pertemuan dan persilangan pendapat dengan pihak KBRI, Tommy menilai, ada
yang mencurigakan. Seolah KBRI di Singapura menutupi sesuatu. Seolah KBRI di
Singapura tahu dimana Nazaruddin, dan juga koruptor lain yang kabur ke negara
itu, berada.

“Selama ini kita selalu dicekoki informasi yang mengatakan kita tidak punya
perjanjian ekstradisi dengan Singapura sehingga kita tidak bisa menangkap mereka
yang kabur ke negara itu. Padahal yang terjadi sesungguhnya, aparat Indonesia
yang melindungi orang-orang itu,” kata dia lagi.

Pejabat polisi Singapura di kantor Tanglin, Mr. Singh, kepada Tommy dkk
mengatakan, polisi Singapura mau menangkap Nazaruddin. Toh tidak sulit untuk
menemukan dimana Nazaruddin. Apalagi Nazaruddin bisa berhubungan menggunakan
telepon selular dengan orang-orang tertentu di Jakarta.

“Singapura ini kota kecil. Jumlah penduduknya tidak sebanyak Jakarta. Tikus saja
sampai diberi nama karena terlalu sedikit jumlahnya. Asalkan ada perintah dari
Indonesia, polisi Singapura pasti bisa menemukan kordinat keberadaan
Nazaruddin,” demikian Tommy menirukan penjelasan Mr. Singh.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *