Jawaban Misteri Kematian Ikan di Danau Batur


Air berubah warna menjadi putih kehijauan. Lalu ribuan ikan ditemukan mati mengambang.

Fenomena tak biasa meresahkan penduduk di sekitar Danau Batur, Bali. Pada Minggu 19 Juni 2011 pagi, air di tepian danau di beberapa desa berubah warna. Menjadi putih kehijauan dan berbau lumpur menyengat, seperti bau sulfur. Awalnya hanya di beberapa titik, namun kemudian membentuk rangkaian panjang dari Desa Toya sampai Desa Buahan.

Tak hanya itu, penduduk lantas menemukan ribuan ikan mati mengambang di permukaan danau. Mayoritas mujair, termasuk yang berada di dalam keramba milik warga.

Tak jelas apa yang membuat ikan-ikan mati. Karena bau serupa sulfur, dugaan mengarah ke aktivitas Gunung Batur yang melepaskan belerang berkadar tinggi. Warga bahkan menduga, ada erupsi tiga kali di dasar Danau Batur.

Ditanya soal perkembangan kasus matinya ribuan ikan, Kepala Desa Buahan, Bangli, I Made Antara, mengatakan, di beberapa wilayah masih dijumpai ikan mati di danau. Meski di desanya kini telah bebas.

“Di sini memang sudah nggak ada, tapi ikan-ikan yang ada kurang bergairah untuk makan,” kata dia kepada VIVAnews.com, Senin 27 Juni 2011. Dia menambahkan, pembersihan bangkai ikan masih dilakukan warga.

Hingga kini Antara mengaku belum tahu penyebab pasti kematian ikan-ikan itu. “Uji laboratorium masih berjalan, dugaan sementara kekurangan oksigen akibat belerang melebihi ambang batas,” kata dia.

Meski ada imbauan dari pemerintah untuk tidak mengonsumsi ikan yang mati karena dikhawatirkan berefek pada kesehatan, Antara mengaku masyarakatnya memakan ikan-ikan itu. “Kami konsumsi, saya lagi makan nih,” kata dia.

Menurutnya, sejauh ini belum ada laporan warga yang sakit karena makan ikan yang mengambang itu. “Semua sehat wal afiat meski nggak enak didengarnya, kami seperti makan bangkai,” kata dia.

Apa yang sebenarnya terjadi di Danau Batur?

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Surono, memberikan penjelasan.

Dia menegaskan, kematian ikan di Danau Batur tidak ada hubungannya dengan aktivitas magmatik Gunung Batur. “Karena tidak ada indikasi peningkatan kegempaan sebelum terjadi fenomena itu,” kata Surono seperti dimuat situs Kementerian ESDM.

Dijelaskan Surono, berdasarkan data keasaman (pH) dan suhu air, juga pergantian musim di sekitar Gunung Batur saat ini, diduga kuat perubahan warna air terjadi karena adanya arus konveksi.

Mekanismenya: pada pergantian musim hujan ke musim kemarau terdapat perbedaan yang ekstrem antara suhu air di bagian permukaan dan suhu air di bagian dasar danau.

Saat musim kemarau, air danau menyerap panas secara kuat pada siang hari dan pada malam hari permukaan danau menjadi lebih dingin.

“Perbedaan suhu tersebut menyebabkan terjadinya arus konveksi yang membawa endapan lumpur dari dasar danau ke arah atas,” tuturnya.

“Lumpur selanjutnya menyebar menjadikan air danau keruh dan menghasikan warna putih kehijauan serta berbau lumpur. Kekeruhan yang terjadi mengganggu sistem kesetimbangan air danau, sehingga menyebabkan ikan mati karena tidak dapat beradaptasi,” imbuhnya.

Kejadian perubahan wama air danau dan matinya ikan Danau Batur pada 19 Juni 2011 terjadi kira-kira setelah dua pekan memasuki musim kemarau. Ini bukan kali pertamanya terjadi. Matinya ribuan ikan dengan modus serupa juga pernah terjadi pada 1995.

Surono meminta warga untuk tidak mengonsumsi ikan yang mati di danau. Masyarakat di sekitar Danau Batur juga diharapkan tetap tenang dan melakukan aktivitas seperti biasa. “Tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya tentang kematian ikan di Danu Batur,” kata Surono.

Dia menambahkan, masyarakat diminta melapor jika fenomena matinya ikan secara massal terjadi kembali

 

 

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *