PALEMBANG — Anggota Kopassus yang tergabung dalam Tim Ekspedisi Bukit Barisan 2011 wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) memergoki oknum anggota polisi dan TNI terlibat pembalakan liar (illegal logging).
Wali Kota Pagaralam H Djazuli Kuris mengatakan, untuk menanggulangi maraknya pembalakan liar, terutama di kawasan hutan lindung di daerah itu, Pemerintah Kota (Pemkot) meminta bantuan dari Komando Distrik Militer (Kodim) 0405/Lahat.
Kodim diminta membantu memberantas aksi pencurian kayu, perusakan hutan, dan pembalakan hutan yang masih marak terjadi di kawasan hutan lindung Gunung Dempo, Bukit Batok dan Bukit Dingin.
Komandan Kodim (Dandim) 0405/Lahat Letkol Ifn Fathur Rahman menyatakan siap membantu Pemkot dalam memerangi pelaku pembalakan liar. Menurutnya, ulah oknum-oknum itu menyebabkan rusaknya ekosistem hutan lindung Kota Pagaralam, Kabupaten Lahat, dan Kabupaten Empatlawang.
“Kami memergoki oknum aparat saat mengangkut kayu yang sudah berbentuk bahan bangunan seperti papan dan balok hasil. Kayu tersebut hasil penebangan liar yang dilakukan warga setempat dengan melibatkan petugas polisi dan militer,” kata Komandan Subtim Ekspedisi Bukit Barisan, wilayah Sumsel, Mayor Inf Donny Pramono, Minggu (26/6).
Ia mengatakan, para pelaku pembalakan liar biasanya memilih daerah perambahan hutan di tempat-tempat yang sulit dipantau petugas dan jauh dari permukiman, termasuk letak kayu yang diinginkan.
“Berdasarkan hasil pendataan dan penelitian kami terdapat sejumlah daerah, baik di kawasan Gunung Dempo Kota Pagaralam, Jarai, Kota Agung, Pajarbulan, Kabupaten Lahat dan Ulumusi, Pendopo, Lintang, Kabupaten Empatlawang, sudah mencapai ribuan hektare hutan lindung dirambah atau mengalami kerusakan,” ujarnya.
Ia menambahkan, tim ekspedisi sebenarnya bertugas mendata kerusakan hutan atau menangkap pelaku perambahan, tetapi karena ditemukan saat berada di lapangan, perlu juga dijadikan bahan laporan untuk Panglima TNI nantinya.