Jaringan Teroris Kelompok Jawa Barat Dibekuk


BANDUNG – Jaringan teroris di Indonesia tak pernah habis. Kemarin (7/8) regu penindak dari Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri kembali menangkap lima orang yang diduga sebagai teroris kelompok Jawa Barat. Mereka telah menyiapkan skenario untuk menyerang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Lima orang yang diamankan tadi malam itu ditangkap di beberapa tempat.
Yakni, di Cibiru, Bandung (dua orang), Subang (satu orang), Padalarang (satu orang), dan Cileunyi (satu orang). Mereka masih diinterogasi secara serius di sebuah tempat di Bandung, Jawa Barat. ”Baru besok
(hari ini) kami bawa ke Kelapa Dua (Mako Brimob),” ujar seorang petugas lapangan di lingkungan antiteror saat dihubungi koran ini tadi malam.

Dua di antara lima orang yang ditangkap di Cibiru itu sudah bisa dipastikan sebagai anggota kelompok teroris. Mereka adalah Fahri alias Tejo dan Hilmi alias Hamzah. ”Mereka regu penyerang jaringan Sonata (Abdullah Sonata, gembong teroris yang sudah ditangkap 24 Juni lalu di Boyolali),” katanya. Penangkapan lima orang itu merupakan pengembangan interogasi terhadap Abdullah Sonata dan Heri Samboja yang tertangkap di Boyolali dan Klaten pada 24 Juni 2010. ”Ini sekelompok dengan Yuli Harsono juga,” katanya.

Yuli adalah terduga teroris yang tewas dalam penggerebekan di Klaten.Yuli adalah pecatan anggota TNI-AD yang disangka membunuh terhadap polisi di Purworejo, Jawa Tengah. Fahri dan Hilmi merencanakan serangan terhadap presiden dengan menggunakan rangkaian bom mobil. Polisi sementara menduga plot itu dirancang Heri Samboja yang memang pernah dipenjara karena terlibat dalam peledakan bom di Kedutaan Besar Australia pada 2004. Heri adalah anak asuh mendiang Dr Azhari dalam bidang perangkaian bom.

”Kami menduga ini rencana susulan setelah rencana serangan 1 Juli dan serangan Kedubes Denmark kami gagalkan,” kata alumnus Akpol 1992 itu. Kelompok Sonata memang pernah merencanakan pengeboman saat perngatan ulang tahun Polri 1 Juli lalu. Serangan dengan sandi kado untuk anak kucing itu batal karena Sonata tertangkap. Setelah diinterogasi, Sonata juga mengaku akan menyerang Kedubes
Denmark sebagai balasan atas insiden pembuatan kartun Nabi Muhammad. Plot itu juga berhasil terungkap.

Secara terpisah, Kepala Densus 88 Mabes Polri Brigjen Tito Karnavian belum bersedia menjelaskan penangkapan tersebut secara detail. ”Belum bisa sekarang,” katanya saat dihubungi, lantas buru-buru menutup telepon genggamnya. Penangkapan jaringan teroris itu diapresiasi langsung oleh Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono. Presiden menyatakan mendapat laporan dari tim pengamanan bahwa ada ancaman teroris di Ciwedey, Bandung. Laporan itu disampaikan pada Jumat malam (7/8). ”Saya dapat laporan dari jajaran pengamanan, ada anak bangsa yang punya niat tidak baik di sekitar Ciwedey,” kata presiden dalam sambutan kunjungan di Secata Rindam III/Siliwangi, Pangalengan, Sabtu
(7/8) dua jam setelah penangkapan teroris di Cibiru.

Sebelumnya, presiden menginap di Hotel Mason Pine dalam kunjungan kerja peninjauan pelatihan atlet di Kopassus pada Jumat. Esoknya, presiden meninjau Sekolah Dasar Cinta Kasih dan Secata Rindam
III/Siliwangi. Presiden meminta Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dan aparat keamanan menjalankan tugas secara profesional. Menurut presiden, kelompok teroris tidak akan pernah menang di Indonesia. ”Justru akan mengorbankan anak bangsa. Pengamanan jalankan tugas secara
profesional,” katanya. Presiden memastikan tidak akan terganggu adanya ancaman seperti itu.
”Saya akan tetap menjalankan tugas,” ujarnya.

Tanpa Baku Tembak
Dua di antara lima tersangka teroris dibekuk Densus 88 di sebuah rumah kontrakan di Kampung Sukaluyu, Kelurahan Pasir Biru, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung. Mereka adalah Fahri alias Tejo dan Hilmi alias Hamzah. Penggerebekan tersebut berlangsung cepat. Selain itu, tidak sampai terjadi baku tembak. Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Sutarman kepada wartawan di lokasi mengatakan, total Densus 88 menangkap lima orang. “Saya tak bisa menyampaikan daftar namanya untuk sementara karena masih diperiksa,” ujarnya.

Kapolda juga membenarkan bahwa dalam rumah yang digerebek itu ada bahan peledak aktif. “Petugas jihandak (penjinak bahan peledak, Red) kini berusaha menjinakkan itu (peledak, Red). Kalau tidak bisa
diatasi, mungkin dilakukan disposal (peledakan, Red) di tempat,” katanya. Kapolda hanya menyebut inisal dua tersangka yang ditangkap, yakni T (Tejo) dan H (Hilmi). Ketika ditanya wartawan soal jaringan asal tersangka, Kapolda menyebut jaringan teroris yang selama ini beroperasi di Indonesia. “Penerus Dr Azhari dan Noordin M. Top,” ucap dia.

Salah seorang saksi mata, Kustianti Haryani, 41, menceritakan, rumah yang digerebek itu dikontrak pria yang mengaku bernama Hilmi. “Rumah tersebut punya kakak saya, Tri Susilo Wati (42). Pada awal 2010, Hilmi datang bersama seorang perempuan untuk menanyakan kontrakan. Setelah disepakati harga kontrak Rp 3 juta setahun, Hilmi langsung membawa barang-barangnya dengan mobil,” ungkap dia. Dia menuturkan, Hilmi telah tinggal enam bulan di sana. “Ngakunya bujang. Dia bilang bahwa rumah itu mau dijadikan pabrik. Dia nunjukin bahan-bahan untuk gantungan kunci. Ada bahan kimia cair di drum dan
tepung seperti terigu, semuanya disimpan di gudang,” tambah dia.

Namun, Kustianti merasa ada sedikit kejanggalan saat itu. Sebab, rumah kontrakan Hilmi selalu tertutup rapat. “Kaca ditutup dengan koran dan nggak pernah terdengar suara ribut-ribut. Padahal, kan dia bilang
bahwa rumah tersebut dijadikan pabrik,” ungkapnya. Iis Komariah, 29, menyatakan, sehari-hari Hilmi termasuk ramah. “Orangnya tampak alim, pakai kacamata, dan suka menyapa. Tapi, kalau ngomong, nggak panjang lebar,” ujar Iis, yang rumahnya bersebelahan dengan rumah tersangka.

Bambang, tetangga lain, menambahkan, Fahri dan Hilmi tampak seperti orang baik-baik. “Mereka bicara seperlunya. Fahri izin ke Palembang dua minggu, baru kemarin pagi pulang,” tambahnya. Bambang juga merasa sedikit aneh atas sikap para tersangka. “Di rumahnya, nggak ada lemari, nggak ada kasur. Yang ada cuma bahan-bahan untuk bikin gantungan kunci, karung dengan isi seperti tepung, jeriken, dan drum yang katanya berisi bahan cair. Paling-paling ada piring, gelas, dan sendok seadanya,” jelasnya.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *