Legenda Bangsa American Indian Apache – Asal Usul Binatang


Ketika bangsa Apaches pertama kali lahir ke dunia ini mereka pergi ke selatan selama empat hari. Mereka tidak makan makanan lain daripada dua jenis bibit yang digiling oleh mereka dengan batu untuk menggiling. Di dekat tempat dimana mereka berkemah pada malam keempat, mereka tinggal di satu tipi (tipe rumah mereka) berjauhan letaknya dengan tipi yang lainnya. Ketika si penghuni dan istrinya tidak berada ditempat itu.seekor burung gagak membawa sebuah panah berikut sekantong anak panah dan diikatkan di sebuah tiang pondokan. Ketika anak mereka keluar dari pondokan, mereka melepaskan kantong tersebut dan menemukan beberapa daging di dalamnya. Mereka langsung memakannya dan dengan segera menjadi sangat gemuk.

Ketika ibu mereka pulang ia melihat minyak di tangan dan muka anaknya. Dia bertanya kepada mereka dan mereka menceritakan apa yang telah terjadi. Si ibu bergegas untuk menceritakan kepada suaminya. Seluruh bangsa mengagumi makanan itu sangat hebat yang dapat membuat anak-anak begitu gemuk. Mereka berharap agar si burung Gagak segera kembali dengan membawa makanan lagi.

Sewaktu si Gagak mengetahui bahwa dagingnya sudah dicuri, dia terbang jauh ke timur sampai kedaerah pegunungnya diluar jangkauan manusia. Seekor kelawar menyusul dibelakang si Gagak dan kemudian ia memberitahukan bangsa Apache itu tempat si Gagak bermukim. Malam itu Kepala bangsa Apache mengadakan pertemuan. Mereka memutuskan untuk mengirimkan suatu delegasi untuk meminta pada si Gagak daging yang istimewa itu. .

Dalam waktu empat hari delegasi tersebut tiba dipemukiman si Gagak tapi mereka tidak  berhasil menemukan si gagak dan tidak bisa mendapatkan informasi mereka inginkan. Mereka menemukan lingkaran abu luar biasa banyaknya di mana gagak menyantap makannya. Si Apache memutuskan memata-matai si gagak. Malam itu Juru Obat yang sakti merubah  anak laki-laki si Apache menjadi seekor anak anjing dan menempatkannya disemak-semak. Delegasi utama memisahkan diri dan mulai perjalanan pulang, meninggalkan anak anjing.

Keesokan paginya si gagak memeriksa perkemahan yang ditinggalkan Apaches. Dan seekor gagak kecil menemukan anak anjing tersebu. Dia merasa begitu senang sehingga ia meminta izin untuk menyimpannya di bawah selimutnya. Ketika matahari mulai terbenam, anak anjing mengintip ke luar dan melihat si gagak tua mengaiskan beberapa abu dari perapian. Dia kemudian menyingkirkan sebuah batu datar yang besar. Di bawah batu tersebuty terdapa sebuah lubang dimana si gagak tua itu menghilang. Tetapi ketika dia muncul kembali dia menuntun seekor banteng, yang kemudian dibunuh dan dimakan beramai-ramai oleh semua gagak.

Selama empat hari si anak anjing memata-matai si gagak, dan setiap malam seekor banteng dibawa keluar dari lubang itu dan dimakan bersama dengan lahap. Setelah dia mengetahui dari mana si gagak mendapatkan makanan mereka, si anak anjing merubah kembali bentuknya seperti semula. Pada pagi hari kelima dengan memegang sehelai bulu putih di satu tangan dan sehelai bulu yang hitam ditangan lainnya, dia turun ke lubang yang berada di bawah perapian.

Di dalam lubang itu, dia melihat empat ekor banteng dan menempatkan bulu putih di mulut banteng yang terdekat. Dia memerintahkan banteng itu untuk mengikutinya. Tetapi banteng yang pertama menyuruhnya untuk memberikan bulu itu ke banteng yang terakhir. Dia melakukannya tetapi banteng keempat membawanya lagi ke banteng yang pertama dimana anak laki-laki itu memasukan bulu putih ke mulutnya.

” Sekarang Anda adalah Raja Binatang,” ujar anak laki-laki itu. Sekembalinya dari dalam lubang itu anak laki-laki itu diikuti oleh semua binatang Sewaktu sekawanan besar binatang binatang itu melewati lubang, seekor burung gagak terbangun, dan dengan cepat  menutupi lubang tersebut. Sewaktu melihat semua binatang dengan rela mengikuti si anak laki-laki Apache itu, berserulah si gagak, “Kalau anda membunuh binatang yang mana pun, ingatlah untuk meyisihkan matanya untuk saya.”

Selama empat hari anak laki-laki mengikuti jejak si Apache dan mendahului mereka dengan sekawanan binatang. Segera semuanya kembali ke perkemahan si Apache, di mana Kepala Suku membunuh banteng yang pertama untuk makanan dalam sebuah sebuah pesta. Anak laki-laki itu teringat akan pesan yang diterimanya lalu meyisihkan mata banteng itu untuk si burung gagak.

Seorang orang nenek tua yang tinggal di pondokan merasa sangat jengkel dengan seekor rusa yang makan sebagian dari lapisan pondoknya. Dengan sebuah tongkat yang diambilnya dari perapian dia memukul hidung rusa itu dan abu putihnya melekat di badan si rusa  dan meninggalkan goresan putih yang masih dapat dilihat pada keturunan-keturanan rusa itu.

“Mulai saat ini anda akan menghindari manusia,” dia berkata. “Hidung anda akan memperingatkan anda kalau anda berada terlalu dekat mereka.”

Dengan begitu berakhirlah masa keharmonisan yang singkat antara manusia dan binatang. Setiap hari binatang berkeluyuran bertambah jauh  dari tempat pemukiman para suku. Bangsa Apache berdoa agar binatang itu akan kembali supaya mereka bisa menikmati dagingnya yang enak lagi. Kebanyakan rusa muncul pada malam hari namun mereka tidak begitu mendekat sebab si nenek tua telah berkata bahwa rusa itu dipandu oleh hidungnya.

Mulai saat itu bangsa Apache terus mengembangkan ketrampilan mereka dalam mempergunakan busur dan anak panah untuk memburu daging binatang yang enak yang mereka sukai terutama banteng.(disadur/dirangkum/diterjemahkan dari dongeng-dongeng dalam kehidupan bangsa American Indians Apache.)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *