Hengky Suryawan, Melewati Berbagai Krisis dan Merawat Trust


Hengky Suryawan, Melewati Berbagai Krisis dan Merawat Trust

dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 15 Mei 2021/Indonesia Media – Ekonomi Indonesia sempat berada di puncaknya pada akhir-akhir tahun 1996, kelihatan nyata dari berbagai indikator kemakmuran. Roda perekonomian berputar kencang, inflasi terkendali, investasi berdatangan, ekspor tumbuh pesat, cadangan devisa meningkat. Tak dinyana, krisis moneter menerpa pada 1997-1998 dan menjadi masa terkelam ekonomi Indonesia. “Hidup dan usaha pasti ada tantangan. Tapi tantangan dan masa-masa sulit yang bisa bikin kita maju. Saya sebagai pengusaha bersyukur bisa terus melewati berbagai masa krisis dan menjaga hubungan baik dengan client, perbankan,” kata chairman perusahaan shipyard di provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Hengky Suryawan.

Siklus kehidupan manusia paralel yakni 10 tahunan, paralel dengan kegiatan dunia usaha di Indonesia. Sehingga kalau ada perusahaan yang sudah maju, tapi tidak siap dengan krisis pasti terpuruk. Termasuk masa pandemi covid, beberapa sektor juga mengalami keterpurukan. Kondisi Kepri, khususnya beberapa destinasi wisata favorit seperti Batam, Bintan juga terkena dampak krisis akibat pandemi covid. “Tapi sektor pariwisata yang terparah terdampak krisis akibat covid. Usaha galangan kapal, pelayaran seperti yang saya jalani masih bisa efisien. Ada beberapa usaha galangan kapal di Batam yang skala kecil, terpuruk,” kata Hengky.

Hubungan baik dengan perbankan juga berpengaruh. Beberapa tahun yang lalu, ada lima bank yang bersedia memberikan pinjaman. Tapi sekarang, ia hanya mau menerima tawaran dari tiga bank saja, yakni satu swasta dan dua milik pemerintah. “Saya bersyukur masih bisa membina hubungan baik dengan client, perbankan. Seperti Pak Jahja Setiaatmadja (Presiden Direktur BCA) beberapa kali datang ke kantor. Kami nggak minta, tapi mereka yang menawarkan,” kata Hengky.

Sebagaimana pengusaha selalu mengutamakan kepercayaan, yakni sebagai modal terbesar. Kepercayaan juga tidak ujuk-ujuk, tapi Direksi harus berbuat dan bekerja dengan benar, jujur. Kalau kepercayaan hilang, semua urusan pekerjaan berbalik menjadi kesulitan. “Kami berprinsip, kami harus bisa membuat client percaya dan puas. Terbukti, (client) berlangganan 20-30 tahun lamanya karena adanya trust (kepercayaan). Pengusaha batubara baru memesan kapal pesiar dengan spek (spesifikasi teknis) 190 meter panjangnya. Kapal serbaguna yang bisa angkut mobil (berkapasitas) 150 unit, ada helipad, dan 20 kamar VIP, 40 kamar non-VIP dan penthouse,” kata Hengky.

Selain ia bersyukur sudah bisa mengalihkan usaha shipyard (galangan kapal) dan shipping (pelayaran) kepada anak-anaknya. Setelah merintis usahanya, yakni PT Bahtera Bahari Shipyard (BBS) dan Bahtera Bestari Shipping (BBS) selama 50 tahun, anak-anaknya sudah bisa dilepas. “Saya datang ke kantor 3-4 jam saja setiap harinya. Saya kan sudah tua. Kebetulan anak-anak sempat sekolah di luar negeri, termasuk di Amerika. Mereka pulang dan langsung bantu perusahaan sejak 20 tahun yang lalu. Mereka kan lebih mengerti dengan teknologi. Selain, sistem pembuatan kapal sudah efektif dengan sistem kerja perusahaan,” kata Hengky.

Selingan kesehariannya, ia sering diundang di berbagai universitas terutama yang ada fakultas teknik perkapalan dan kelautan. Baginya, berbagi pengalaman sangat penting untuk masa depan industri perkapalan di Indonesia. Selain, mahasiswa adalah harapan masa depan Indonesia sehingga harus dibekali dengan keilmuan dan pengalaman. “Karena mereka (mahasiswa) kan lebih banyak teori. Kami sudah praktik. Tapi kadang saya juga lihat seberapa banyak peserta (webinar). Kalau jumlah mahasiswanya sedikit, saya juga kurang bersemangat,” kata Hengky. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *