Investor Asing Lebih Sukai Thailand, Vietnam, bahkan Kamboja Dibanding Indonesia. Apa Sebabnya?


Indonesia semakin dihindari investor asing / pemodal asing.

Yang lebih menyedihkan lagi, investor asing / pemodal asing lebih menyukai negara tetangga.

Selama ini, Indonesia sudah kalah dengan Thailand dalam menggaet investor asing / pemodal asing. Terbaru, produsen motor dari Jepang Nissan menutup pabriknya di Indonesia dan lebih memilih Thailand sebagai basis produksi di pasar Asia.

Kini, Indonesia juga kalah dibandingkan Vietnam dalam  menggaet investor asing / pemodal asing.

“Bahkan sebentar lagi Kamboja menyusul kita,” kata Kepala Badan Koordinator Penenaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadali dalam Konferensi Pers via daring, Jumat (12/6).

Berdasarkan kajian BKPM, ada enam kondisi objektif yang membuat investasi Indonesia kalah menggiurkan dari pada Vietnam.

Pertama, harga tanah per meter persegi di Indonesia rata-rata mencapai Rp 3,17 juta, sementara Vietnam Rp 1,27 juta per meter persegi

Kedua, rrata-rata upah minimum tenaga kerja di Indonesia per bulan sebesar Rp 3,93 juta, sedangkan Vietnam Rp 2,64 juta.

Ketiga, rata-rata tingkat kenaikan upah tenaga kerja di Indonesia mencapai 8,7% per tahun, tren tersebut jauh lebih tinggi dibanding Vietnam yang hanya 3,64% per tahun.

Keempat  tarif gas di Indonesia sebesar US$ 6 per Mmbtu, jauh lebih tinggi daripada harga di Vietnam yang hanya US$ 0,66 per Mmbtu.

Kelima, tarif listrik di Indonesia senilai US$ 0,07 per Kwh, sementara Vietnam senilai US$ 0,04 per Kwh.

Keenam, tarif air di Indonesia sebesar US$ 0,89 per MP, sedangkan Vietnam yakni US$ 0,53 per MP.

Bahlil menyampaikan untuk tarif istrik, gas, dan air sebetulnya tidak menjadi masalah, sebab ongkosnya tidak seberapa. Berbeda dengan upah tenaga kerja dan harga tanah yang menjadi sorotan investor pertama kali jika ingin menanamkan modalnya.

Harga tanah yang mahal membuat pemerintah dan BKPM menyiasati dengan membuat kawasan industri baru yang secara harga lebih murah, misalnya Jawa Tengah

Namun, untuk upah, Bahlil bilang dirinya tidak bisa banyak bicara. Sebab, berkaitan dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan.

Oleh karenanya, satu-satunya harapan agar upah buruh Indonesia bisa bersaing dengan negara lain yakni melalui Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja atau RUU Omnibus Law Cipta Kerja.

Hanya saja, isu soal ketenagakerjaan masih jadi pasal yang belum selesai dibahas.

“ UU Omnibus Law itu mencari jalan tengah dan ternyata oleh temen-temen dari organisasi buruh meminta itu tidak dimasukan. Kondisi sekarang, saat masuk ke suatu negara, UU begitu kaku dan merugikan, mohon maaf orang akan ke negara lain. Menko Airlangga bilang selesai Juli selesai,” ujar Bahlil.

Artikel ini telah trayang di Kontan.co.id dengan judul Setelah Thailand & Vietnam, negara ini juga akan kalahkan RI dalam investasi asing( WK / IM )

 

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

2 thoughts on “Investor Asing Lebih Sukai Thailand, Vietnam, bahkan Kamboja Dibanding Indonesia. Apa Sebabnya?

  1. pengamat
    June 14, 2020 at 5:53 am

    Kasus korona di vietnam, kamboja dan thailand juga lebih rendah dari indonesia juga salah satu faktor positif lainnya. Kayanya bakal vietnam lagi pemenang di kawasan. Malah katanya myanmar mulai menyusul. Tinggal filipina dan malaysia yang masih bersaing ketat di belakang.

  2. Perselingkuhan+Intelek
    June 14, 2020 at 7:38 pm

    karena Korupsi nya terlalu besar dan banyak, semua bidang minta Suap

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *