Fenomena Quick Count Biarlah Berlalu, Tetap Junjung Tinggi Demokrasi Berwibawa


Pilpres 2014 kali ini sangat berbeda dengan Pilpres tahun-tahun sebelumnya, dimana kedua kubu calon Presiden dan Wakil Presiden sama-sama bersaing sangat ketat, dan dengan segala macam cara dibuat untuk saling mencari simpatik masyarakat serta berbagai cara untuk saling menjatuhkan kubu lawan. Quick count menjadi salah satu ajang untuk mencari simpati tersebut.

Quick count tetap saja perkiraan yang belum tentu tepat hasilnya dan hanyalah untuk menjawab rasa penasaran masyarakat sesaat. Namun saat ini fenomena quick count hanyalah membingungkan masyarakat karena media seolah hanya berlomba-lomba memberikan nilai tertinggi pada capres-cawapres yang didukungnya.

Enam lembaga survei mengumumkan pasangan Jokowi-JK sebagai pemenang Pilpres 2014 versi hitung cepat. Sedangkan empat lembaga survei lainnya menyatakan pasangan Prabowo-Hatta sebagai pemenang Pilpres 2014 versi hitung cepat.

Enam lembaga yang melakukan penghitungan cepat dan menyatakan Jokowi-JK unggul adalah Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang mnenyebutkan Jokowi-JK 53,28 persen, Prabowo-Hatta 46,72  ersen; CSIS-Cyrus Jokowi-JK 52 persen, Prabowo-Hatta 48 persen; SMRC Jokowi-JK 52,79 persen, Prabowo-Hatta 47,21 persen; Indikator Politik Jokowi-JK 52,65 persen, Prabowo-Hatta 47,35 persen, Litbang Kompas Jokowi-JK 52,4 persen, Prabowo-Hatta 47,6 persen; dan RRI Jokowi-JK 52,5 persen, Prabowo-Hatta 47,5 persen.

Sementara empat lembaga lain yang melakukan hitung cepat, yakni Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis), Lembaga Survei Nasional (LSN), Indonesia Research Center (IRC), dan Jaringan Suara Indonesia (JSI) menyatakan pasangan Prabowo-Hatta unggul dalam Pilpres.

Kehebohan Pilpres kali ini bukan saja terjadi sebelum hari pemilihan, namun pada saat setelah waktu pemilihan resmi ditutup dan perhitungan suara dimulai, quick count Pilpres 2014 pun mengalami banyak perbedaan. Bahkan yang paling mencolok adalah ada beberapa TV Swasta yg terlihat saling condong ke kubu tertentu saling melempar pendapat bahwa calon merekalah yang menang dengan menunjukan bukti perhitungan cepat tersebut

Untuk kepastian siapakah pemimpin Indonesia selanjutnya kita masih harus menunggu keputusan dari KPU tanggal 22 Juli 2014 mendatang. Negara kita adalah negara yang menjunjung tinggi demokrasi, untuk itu kita harus bisa menerima dan berjiwa besar terhadap apapun hasil dari pemilu kali ini, siapapun tidak ada larangan buat mendukung salah satu kubu dan itu hak setiap individu. Dan kita harus sadar bahwa disetiap persaingan pasti ada yang kalah dan menang, sudah sepatutnya kita bisa menerima dengan kenyataan yang sudah ada. Intinya kita ucapkan Selamat  kepada para pemenang serta tetap menghormati pihak yang kalah itulah inti dari sebuah demokrasi dinegeri tercinta ini.

 

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

4 thoughts on “Fenomena Quick Count Biarlah Berlalu, Tetap Junjung Tinggi Demokrasi Berwibawa

  1. james
    July 17, 2014 at 12:09 am

    Jokowi saja lah !!!

Leave a Reply to james Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *