esaksian manifestasi Dewa Kwan Kong pada keseharian umat manusia 


Kesaksian manifestasi Dewa Kwan Kong pada keseharian umat manusia 

dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 2 September 2021/Indonesia Media – Guan adalah seorang jenderal terkenal dari Zaman Tiga Negara, dikenal sebagai Kwan Kong, Guan Gong, atau Kwan Ie, dilahirkan di kabupaten Jie, wilayah Hedong (sekarang kota Yuncheng, provinsi Shanxi), ia bernama lengkap Guan Yunchang atau Kwan Yintiang. Guan Yu merupakan lambang dari sosok kesatria sejati. Ia selalu menepati janji serta sumpahnya, sehingga ia sangat dipuja akan kesetiaan serta kejujuran yang ia miliki. Selain itu, ia juga merupakan sosok yang dipuja sebagai Dewa Pelindung Perdagangan, Dewa Pelindung Rakyat dari malapetaka peperangan yang mengerikan.

 

Kemukjizatan, kesaksian mengenai Kwan Kong sering diutarakan oleh banyak orang, termasuk Mai Fu-li dari Wihara Sapta Ronggo, Jakarta Pusat. Baginya, sosok Kwan Kong bisa saja interpretative. Dalam arti, sosok Beliau bisa sebagai saudara tua ataupun teman bagi sebagian orang. Ada juga yang menginterpretasikan sosoknya sebagai bajak laut. “(memegang) tombak, senjatanya bajak laut. Beliau membawa semua teman menjadi saudara. Kwan Kong pernah menjabat jenderal pada tiga negara (sejarah dari zaman Dinasti Han dan Tiga Negara). Manifestasi Beliau pada keseharian umat manusia sangat mungkin. Awalnya saya tidak percaya, tapi seiring waktu berlalu, saya semakin merasakan fenomenanya. Ada kesamaan, (perlambangan Kwan Kong) dengan beberapa orang, termasuk seorang pengusaha besar di Indonesia,” kata Mai Fu-li

 

Kesaksian lain mengenai Kwan Kong, yakni berawal dari rentetan peristiwa yang akhirnya mengerucut pada kemukjizatan. Ada beberapa teman yang sempat sharing mengenai keterpurukan, terutama usaha dan kesehatan. “Mereka (umat) yang mengaku terpuruk, akhirnya sembahyang selama kurang lebih tiga bulan, sampai merasakan mukjizat. Faktor kebetulan atau tidak, saya nggak tahu. Tapi setelah mengalami musibah, ia sering sembahyang di depan altar Kwan Kong,” kata Mai Fu-li

Dari berbagai peristiwa dan kemukjizatan yang dilihat, Mai Fu-li mengibaratkan dirinya seperti ‘kurungan’ Kwan Kong. Artinya, ia selalu menyisakan waktu untuk duduk di kursi ukiran khas Jepara depan altar Kwan Kong, Sapta Ronggo. ‘kurungan’ juga dalam arti, ia menjadi badan/media untuk membantu umat manusia yang memang dalam kesulitan. “Sebelum saya menjadi ‘kurungan’ Kwan Kong di Sapta Ronggo, saya sempat dianjurkan untuk sembahyang di Wihara yang ada Dewi Kwan Im. Lokasi wihara tersebut dekat laut. Saya sempat pergi kesana, dan menemukan buku Paritta suci serta chanting,” kata Mai Fu-li. (sl/IM)

Attachments area

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *