Dua Orang ‘Hebat’ Calon Pimpinan KPK


Dua orang ini menyingkirkan 102 nama calon pimpinan KPK.

Panitia Seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi telah mengajukan Busyro Muqoddas dan Roby Arya Brata ke Presiden Susilo Bambang Yudhohono, Kamis 16 Oktober 2014.

Hari itu juga, Presiden langsung menyetujui kedua kandidat. Pasalnya, masa jabatan SBY akan berakhir pada Senin pekan depan, 20 Oktober 2014.

Presiden SBY meminta agar Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, dan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, segera menyerahkan kedua nama itu ke Dewan Perwakilan Rakyat untuk mengikuti uji kelayakan.

“Sampaikan ke DPR ini adalah prioritas dan saya harap prosesnya betul-betul sesuai dengan yang diharapkan oleh rakyat,” kata Presiden SBY.

Alasan SBY langsung menyetujui dan tidak akan mengubah kedua nama itu karena dia yakin, panitia seleksi transparan dan kredibel dalam proses penjaringan calon pimpinan KPK. Sebab, KPK adalah elemen penting dalam menjalankan pemberantasan korupsi.

“Oleh karena itu, sejak awal ketika kita melakukan seleksi calon pimpinan KPK, rakyat saya minta ikuti, agar ini bisa dilakukan dengan benar,” ujar SBY.

SBY berharap proses uji kelayakan pimpinan KPK di DPR tidak dicampuri dengan kepentingan politik. Karena, kata Ketua Umum Partai Demokrat itu, kalau sudah bicara mengenai seleksi pimpinan lembaga hukum, apalagi calon pimpinan KPK, mudah sekali munculnya kecurigaan.

“Jangan-jangan kekuasaan ikut mencampuri proses seleksi. Padahal di era demokrasi, kekuasaan ada di mana-mana. Oleh karena itu, tingkat transparansi setinggi-tingginya bisa diikuti benar proses ini,” ujar SBY.

Dua orang hebat
Dua nama itu telah menyingkirkan 102 orang yang mendaftar untuk mengisi satu posisi kosong pimpinan KPK akhir tahun ini. Para pendaftar berasal dari berbagai bidang keahlian.

Sebanyak 38 persen dari bidang Hukum, 14 persen dari Keuangan, 9 persen Ekonomi, 4 persen Perbankan dan lain-lain 36 persen. Namun, hingga seleksi tahap akhir di Pansel, hanya dua orang ini yang lolos.
Secara normatif, kedua orang itu dinilai Pansel telah memenuhi kriteria untuk menjadi pimpinan KPK seperti yang diatur dalam Pasal 29 Undang-Undang tentang KPK.

Sedangkan secara substantif, kedua orang itu dinilai memiliki integritas, kepemimpinan, serta tidak terkait partai politik tertentu.

“Tentu Anda semua sudah mengenal Pak Busyro Muqoddas,” ujar salah satu pansel, Imam Prasodjo, di Kantor Presiden, Jakarta.

Busyro merupakan lulusan Sarjana Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) tahun 1977. Dia pernah menjadi dosen Fakultas Hukum UII, pernah menjadi Pembantu Dekan III Fakultas Hukum UII, Pembantu Dekan I Fakultas Hukum UII, dan Dekan UII.

Bapak tiga anak ini mengawali karier di bidang hukum pada tahun 1983, sebagai Direktur Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia.

“Pak Busyro juga pernah menjadi Ketua KY 2005-2010. Ketua KPK satu tahun 2010-2011, Wakil Ketua KPK 2011-sampai sekarang,” kata Imam, yang juga sebagai juru bicara pansel.

Busyro bakal mendahului empat komisioner lain mengakhiri masa jabatan, yaitu pada 10 Desember 2014. Sedangkan masa jabatan empat komisioner lainnya akan berakhir pada 14 Desember 2015.

Busyo menjadi Ketua KPK menggantikan Antasari Azhar, yang menjadi terpidana kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen, Direktur Utama PT Putra Rajawali Banjaran pada akhir 2010.

Berbeda dengan Busyro. Nama Roby Arya Brata masih kurang familiar di telinga masyarakat. Namun, bisa dipastikan, orang satu ini bukan sosok sembarangan.

Setelah lulus dari Universitas Padjajaran, Roby melanjutkan studi pada program Magister Public Policy di University of Wellington, Selandia Baru. Lulus pada 1999. Setelah itu, Roby mengambil program doktoral di Australian National University dan lulus pada 2001.

Roby pernah menjadi analis hukum Komisi Nasional Hak Asasi Manusia selama dua tahun pada 1993-1995, asisten kepala unit kerja presiden 2008-2010.

Roby saat ini menjabat Kepala Bidang Hubungan Internasional Sekretariat Kabinet. Di tengah rutinitasnya membantu presiden, Roby juga aktif mengajar di Program Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Roby juga pernah mengajar sebagai dosen tamu bidang antikorupsi di Australian National University, Australia. [Tulisan Roby yang pernah dimuat VIVAnews pada 4 Januari 2010 dengan judul: Menyelamatkan KPK]

“Pak Roby ini jelas lama menggeluti hal-hal yang berkaitan pencegahan korupsi, bahkan baru saja menulis buku yang terkait hal itu,” ujar Imam.

Dia berharap dua kandidat calon pimpinan KPK ini bisa jadi pilihan. Terutama Roby yang usianya relatif muda yaitu 49 tahun dengan pendidikan yang memadai dan track recordcukup baik.

Panitia seleksi lainnya, Faroukh Muhammad, mengatakan bahwa Roby adalah salah satu yang menonjol bersama Busyro. “Pada saat rapat, pansel hampir tidak ada perbedaan pendapat,” ujar Faroukh.

Siapa layak
Juru Bicata Komisi Pemberantasan Korupsi Johan Budi SP berharap calon yang dipilih oleh DPR adalah orang yang sudah mengenal baik KPK. Hal itu penting agar kekompakan di internal KPK dapat terjaga.

“Dalam situasi saat ini tentu lebih baik jika Pimpinan yang dipilih adalah kandidat yang sudah mengenal baik KPK. Saat ini, seperti yang disampaikan Ketua KPK, soliditas pimpinan sangat bagus,” kata Johan Budi.

Hal senada disampaikan Politikus Partai Golkar, Bambang Soesatyo. Bendahara Umum partai beringin itu mengapresiasi kerja pansel yang telah melahirkan dua nama kandidat.

Namun, dari kedua nama itu, Bambang menilai Busyro lebih tepat untuk menjadi pimpinan KPK.

“Kalau Pak Busyro sudah bagus dan sudah berpengalaman. Kalau Robby kita belum bisa komentar,” kata mantan anggota Komisi Hukum DPR itu.

Bambang menolak bila disebut tidak memberi ruang untuk regenerasi di KPK. Dia berpendapat, jika ada sosok tua yang mampu menjalankan tugasnya dengan baik, mengapa tidak.

“Kalau Robby lebih bagus mungkin penilaian lain. Tetapi apabila tidak, bagaimana?” kata Bambang.

Meski begitu, DPR siap menerima kedua nama itu dan akan diuji kelayakannya di hadapan anggota dewan. “Nama nama yang diajukan akan ditampung pimpinan, nanti dibawa ke Paripurna,” ujar Bambang.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

7 thoughts on “Dua Orang ‘Hebat’ Calon Pimpinan KPK

  1. James
    October 16, 2014 at 10:09 pm

    disamping dengan Titel yang disandang harus dibarengi dengan Keberanian Tegas, kalau Titel bertumpuk tapi Nyali Kecil gak POunya Keberanian dan Ketegasan maka Tidak Akan Berbeda dengan SBY

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *