DPRD Sikapi Prospek Budidaya Sorgum, Porang di Cilacap


DPRD Sikapi Prospek Budidaya Sorgum, Porang di Cilacap

dilaporkan: Setiawan Liu

Cilacap, 27 Maret 2021/Indonesia Media – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Cilacap, Jawa Tengah (Jateng) dalam perannya mewujudkan efektivitas produktivitas penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Pemda) terutama sektor pertanian, menyikapi prospek budidaya sorgum untuk kebutuhan pokok pangan dengan kondisi aman. Terutama kondisi pandemi covid, Pemda harus bisa menjaga ketahanan pangan dengan berbagai komoditas. “Kami dorong Pemerintah kabupaten Cilacap terkait dengan prospek budidaya sorgum untuk kebutuhan pokok, bahkan untuk ekspor. Kami serius tangani,” Anggota DPRD Cilacap dari Fraksi PPP Romelan mengatakan kepada Redaksi.

DPRD mengundang penggiat sorgum Komunitas Petani Ibu Pertiwi Evi Ayunita memberi bimbingan teknis (Bimtek) budidaya sorgum untuk petani Desa Sarwadadi Cilacap. Materi bimtek tentunya diarahkan pada upaya pembangunan ketahanan pangan. Selain, banyak lahan tidur di Cilacap yang potensial untuk ditanami berbagai komoditas termasuk sorgum, porang. “Kami check di lapangan, lahan yang mana lebih prospektif untuk sorgum dan porang. Kami klasifikasi. Bimtek tadi siang (27/3) fokus pada sorgum, karena lahan para petani yang hadir kan berupa hamparan. Kalau lahan yang ada tegakan pohon, kami fokus budidaya porang,” kata Romelan melalui sambungan telepon.

Sebelum bimtek, DPRD dan Dinas Pertanian Cilacap sudah melakukan pilot project budidaya sorgum pada beberapa hektar lahan. Mengingat lahan-lahan tidur di Cilacap sempat diserang hama, terutama hewan babi hutan. Sehingga sempat terlebih dulu ada percobaan dengan demplot dengan luas lahan beberapa hektar. Ternyata, hama babi hutan berhasil ditangani. “Hasil panen tidak dirusak hama babi hutan. Petani mulai percaya diri. Bahkan pasca panen, offtaker sudah dijanjikan ibu Evi. Kendatipun masih ada petani yang bertahan untuk tanam pajale (padi, jagung, kedelai). Kami juga replanting untuk sorgum bersama petani milenial, Banser (Barisan Ansor Serbaguna) NU (Nahdlatul Ulama) Cilacap,” tegas Romelan.

Sementara itu, Evi Ayunita meyakini bahwa program Bimtek sorgum tidak sekedar ceremonial, melainkan bisa diimplementasikan dan berkelanjutan untuk ketahanan pangan di tengah pandemi covid. Selama ini tanaman jagung rentan terserang penyakit. Sehingga Para petani juga jarang tanam jagung lagi. Sebelumnya petani pernah tanam sorgum pada tahun 2014, tapi tidak ada offtaker nya. Pada saat itu, petani belum pernah mengikuti Bimtek atau penyuluhan tentang potensi dan prospek sorgum. Kepala Dinas Pertanian Kab. Cilacap juga sudah merestui program budidaya sorgum di Cilacap. “Bimtek juga diikuti Banser, petani milenial, petani konvensional, ormas-ormas seperti Banser NU,” kata tenaga ahli fraksi Partai Golkar untuk Komisi IV DPR RI. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *