Din Syamsuddin di LA bertemu dengan beberapa tokoh agama dan masyarakat.


Din Syamsuddin di LA bertemu dengan beberapa tokoh agama dan masyarakat.

Los Angeles , December 3 , 2010 / Indonesia Media – Acara yang di gelar diruang Krida Loka Lantai
5 KJRI-LA memang mendadak diberitahukan , karena Prof. DR. KH. Din Syamsuddin. MA, hanya
mengadakan persinggahan saja ke LA, sepulangnya dari pertemuan interfaith di Washington DC, bersama
beberapa tokoh agama dari tanah air. Din mengatakan bahwa konflik antar agama yang terjadi sebenarnya
tidak sepenuhnya urusan agama , tapi lebih karena urusan sosial, ”Hal ini yang patut diperhatikan dengan
jeli sehingga tidak akan ada kesalahpahaman lagi di kemudian hari, Jadi jangan lagi ada dusta diantara
kita” kata alumnus University of California, Los Angeles (UCLA) ini.

Dalam kesempatan ini Din menjelaskan suatu kesalahpahaman atas pengertian “Pluralism” yang di tolak
kawan-kawan muslim beberapa waktu lalu , dikarenakan itu ditafsirkan sebagai semua agama itu sama
saja karena Tuhannya satu , hanya (agama) jalannya saja yang berbeda. Seharusnya adalah: Agama itu
berbeda , agamamu adalah agamamu , dan agamaku adalah agamaku, kita menerima kehadiran dari
berbagai agama di Indonesia .

Muslim tidak boleh ikut dalam misa (perayaan ekaristi) di gereja misalnya, tapi Din mengakui bahwa
di islamic Center Los Angeles ini ternyata ada pengamat non muslim masuk kesana saat jemaatnya
beribadah.

Kala ditanya tentang persoalan penutupan gereja HKPB di Bekasi , Din katakan bahwa memang pihak
HKBP yang bersangkutan tidak pernah mengajukan permohonan izin disana, dan saat insiden itu terjadi
warga muslim disana juga sedang ada aktivitas. Tapi penyerangan diduga adalah orang dari luar , Din
mengkhawatirkan model insiden ini bisa seperti di Poso dulu . Din menenggarai bahwa konflik agama
banyak juga dipicu oleh berita media masa. Namun Din tidak merespon kala ditanya perizinan Mesjid di
Puncak , Jawa barat yang pernah dicanangkan sebagai zona hijau (tidak boleh membangun) , dan masalah
Ahmahdiyah yang ditanyakan . Namun Din jelas mengatakan bahwa dengan alasan apapun tidak boleh
terjadi kekerasan dalam konflik antar agama.

Sementara itu, Konsul Jenderal RI di Los Angeles Hadi Martono mengatakan, dialog antariman saat ini
semakin penting dilakukan untuk memperbaiki citra Indonesia yang merupakan negara berpenduduk
muslim terbesar dunia. Dengan dialog yang semakin intensif, diharapkan citra negatif bahwa Islam
identik dengan kekerasan akan bisa dihilangkan.

“Kegiatan dialog lintas agama diselenggarakan sebagai upaya untuk menjembatani komunikasi
antaragama yang akhir-akhir ini mengalami sentimen negatif, terutama pascaperistiwa 9/11 di Amerika
Serikat. Untuk membendung sentimen negatif tersebut, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar
Negeri menginisiasi kegiatan yang mampu menjembatani komunikasi lintas agama melalui interfaith
dialogue,” kata KonJen Hadi.

Alumnus Universitas Gadjah Mada ini menambahkan, kegiatan dialog antariman yang dipelopori
oleh Indonesia ini telah mendapatkan apresiasi dan dukungan masyarakat internasional, tidak hanya
Amerika tetapi juga negara-negara lain. Selain itu KonJen Hadi juga berharap agar kegiatan dialog yang

diselenggarakan di Los Angeles ini akan memberikan sumbangsih bagi pemahaman masyarakat luas
terhadap agama dan mendorong terciptanya komunikasi lintas agama yang positif dan produktif.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *