Didekati Tim Sukses Prabowo, Istri Munir Menolak


Tim sukses pasangan capres Prabowo Subianto dan Hatta Radjasa melakukan pendekatan terhadap istri mendiang pejuang hak asasi manusia, Munir Said Thalib, Suciwati. Suciwati mengakui kedatangan tim sukses tersebut pada 15 Mei 2014 lalu.

Namun, pertemuan tersebut tak menghasilkan bentuk dukungan tertentu. Suciwati mengaku hanya menjawab, “Saya bilang lebih baik dia bertemu dengan Komnas HAM,” kata Suciwati saat dihubungi Tempo Senin 26 mei 2014.

Menurut Suciwati, tak ada gunanya Prabowo atau tim suksesnya datang ke dia ataupun keluarga korban tragedi 1998. “Tak ada gunanya bertemu keluarga korban, selesaikan saja persoalan di Komnas HAM,” kata dia.

Nama Prabowo kerap disangkutkan dengan tragedi kemanusiaan yang terjadi tahun 1998 silam. Ribuan orang menjadi korban dalam kejadian kerusuhan, penjarahan dan perkosaan di akhir masa orde baru tersebut. Saat itu, Prabowo menjadi Panglima Komando Strategis Cadangan TNI Angkatan Darat.

Sampai sekarang, Suciwati tidak mendukung salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden. Namun, untuk memilih calon presiden, ia mengajak masyarakat untuk mengamati rekam jejaknya

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

3 thoughts on “Didekati Tim Sukses Prabowo, Istri Munir Menolak

  1. james
    May 28, 2014 at 5:27 am

    jelas dong Suciwati gak mau diknjungi oleh Tim Suksesi Prabowo, karena jelas Suami Suciwati adalah Korban Pelangaran HAM yang Tidak Tuntas, begitu juga Suciwati yakin si Wowo terlibat Peristiwa Mei 1998 yang juga sama Tidak Tuntas hingga saat ini, maka dengan sikap Suciwati seperti itu menggambarkan Terlibatnya si Wowo, persoalan ini harus di tuntaskan secara Hukum, barui Rakyat dapat percaya kembali kepada Pemerintah

  2. marboen
    May 28, 2014 at 3:28 pm

    Prabowo dipecat secara (tidak) hormat dari TNI karena apa. Apa mungkin TNI memecat seorang jenderal bintang 3 aktif kalau tidak punya kesalahan fatal ?….Apa prabowo jenderal bodoh yang mau dipecat secara (tidak) hormat begitu saja tanpa pembelaan atau klarifikasi. Setelah dipecat, dia lari ke luar negeri menghindari peradilan.

  3. marboen
    May 28, 2014 at 3:32 pm

    Orang Indonesia dan Korban dari kezoliman prabowo tidak mudah melupakan begitu saja peristiwa Mei 1998. Prabowo pikir rakyat Indonesia lebih bodoh dari pada dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *