Di Tengah Wabah Covid-19, WNI di AS Gelar Acara ‘Amerika Berkebaya’ secara Virtual


Pada Sabtu (18/4/2020) warga negara Indonesia yang tergabung dalam Organisasi Amerika Bersatu mengadakan acara silaturahmi virtual di tengah suasana pandemi virus corona.

Sebelumnya, sukses dengan acara ‘Berpacu dalam Melodi’ yang juga dilaksanakan secara virtual pada pekan lalu, acara kali ini bertema ‘Amerika Berkebaya’. Acara ‘Amerika Berkebaya’ diikuti oleh 51 kontenstan dari berbagai usia di 30 kota di seluruh dunia, bukan hanya dari Amerika Serikat (AS) dan Indonesia saja.

Namun, ada juga yang berasal dari Australia, Meksiko dan Kanada. Tidak ketinggalan, acara ini juga dihadiri oleh Dubes Republik Indonesia untuk Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), Dian Triansyah Djani dan Ibu Yanti Djani.

Juga, Konsulat Jenderal RI di New York, Arifi Saiman dan Ibu Endang Arifi. Sekitar 800 pemirsa yang menikmati acara ini ikut memberikan suara mereka untuk memilih pemenang favorit. Baca juga: Ramai Warga AS Turun ke Jalan, Minta Gubernur Cabut Lockdown Seorang desainer adibusana legendaris, Harry Darsono yang pernah merancang busana untuk mendiang Putri Diana dari Inggris menjadi juri dan hadir secara virtual dan live dari Pulau Dewata, Bali, Indonesia.

Darsono pun sempat menjawab beberapa pertanyaan yang masuk dari penonton yang menyaksikan. “Saya percaya apapun yang terjadi adalah kehendak Tuhan.

Saya bersedia turut aktif pada acara ini karena saya ingin memberi semangat pada anak-anak muda ini. Di saat-saat seperti ini, acara seperti ini adalah sebuah celebration of life dalam misi kemanusiaan.

Selamat berkreasi sebebas-bebasnya,” ujarnya melalui keterangan tertulis. Selain desainer kenamaan itu, hadir juga artis senior James F. Sundah dan Nuri Auger, seorang penggiat kebaya dari Maryland, AS.

Adapun para pemenang acara ‘Amerika Berkebaya’ adalah sebagai berikut: Untuk kategori wanita, Kebaya untuk Busana Pesta, pemenang pertama diraih oleh Anastasia Taroreh dari Virginia, AS.

Pemenang kedua diraih oleh Gaby Sukmono dari Connecticut, AS.

Untuk kategori wanita, Kebaya untuk Busana Casual, pemenang pertama diraih oleh Cicilia Nina dari Jakarta, Indonesia.

Pemenang kedua diraih oleh Naira dari Washington DC, AS. Untuk kategori pria, Kostum Nusantara, pemenang pertama diraih oleh Butce Lie dari California, AS.

Pemenang kedua diraih oleh Luthfi Madjid dari New York, AS.

Ada pun pemenang favoritnya adalah Gaby Sukmono dari Connecticut, AS dan pemenang harapan diraih oleh Agus Balthazar dari Washington DC.

Acara Amerika Berkebaya ini digagas oleh Tricia Sumarijanto. Dia berharap, acara ini akan menjadi momentum bagi seluruh warga untuk mengedepankan solidaritas dan kepedulian akan satu sama lain seiring melakukan kegiatan budaya.

“Pada kesempatan ini juga, saya ingin mengajak kita semua untuk mengedapankan solidaritas, kepedulian akan satu sama lain, sembari melakukan promosi untuk Indonesia,” ujar Tricia Sumarijanto.

Ada pun pemenang Gaby Sukmono (20) dari Connecticut yang memborong dua kategori sekaligus mengungkapkan, “Kegiatan ini sangat memotivasi saya untuk terus mencintai budaya Indonesia meski saya tinggal di Amerika Serikat.

Sebagai diaspora Indonesia yang hidup di dua dunia, Amerika Serikat dan Indonesia, kegiatan ini menjadi obat kangen saya terhadap Indonesia,” tutur Gaby.

Lain halnya dengan Agus Balthazar dari Washington DC. Dia secara khusus mendapat penghargaan ‘Honorable Mention’ alias juara harapan dari desainer kenamaan, Harry Darsono. “Meskipun saya sudah lama tinggal di Amerika Serikat, saya bangga ikut turut bisa memperkenalkan corak dan budaya Indonesia melalui busana daerah pada setiap kesempatan yang saya miliki,” papar Agus.

Pada kompetisi ini, Agus menggunakan atasan Sulam Usus dari Lampung dan Udeng Bali yang dia desain dan jahit sendiri. Meski ada keterbatasan teknologi, acara Amerika Berkebaya tergolong sangat meriah. Kevin Harjono, anak muda Indonesia yang juga merupakan salah satu penggarap film ‘Terminator 6’ sekaligus penanggung jawab multimedia acara ini juga mengungkapkan pendapatnya.

Menurutnya, dia yakin kalau kolaborasi melalui virtual daring akan menjadi kebudayaan baru setelah Covid-19. “Kami yakin acara berikutnya pasti akan dapat lebih baik lagi. Saya yakin, metode kolaborasi seperti ini akan menjadi the new normal mulai dari sekarang.”  ( Kps / IM )

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *