December 2022 : Jordan : Jerash.
Meskipun sudah tidak perlu PCR Test dan menunjukkan surat vaksin lagi ,
tetapi belum terlihat group group tour. Bule maupun Asia. Baik di pesawat
maupun di Queen Alia International Airport . Kita adalah satu satunya
yang bermuka Asia .
Mr. Ahmat dari travel agent sudah siap menunggu dan kita dikalungkan syal
Jordan. Seperti rombongan pejabatlah. Dia mengumpulkan passport untuk
mengurus visa on arrival.
Cepat sekali , kita masih menunggu koper, visa sudah selesai.
Pagi pagi sudah dijemput oleh Faresh tour guide kita untuk menuju
JERASH
, kota peninggalan Greco Roman di Middle East yang masih tersisa.
Terletak di sebelah utara 30 mile dari ibu kota Amman. Kota Jerash ini
berdiri sewaktu periode Greek , Hellenistic , Roman dan Byzantine sampai
pertengahan abad ke 8.
Pada tahun 749 terjadi gempa bumi dahsyat yang menghancurkan sebagian
besar bangunan, Setelah itu masih terjadi gempa susulan yang menambah
kehancurannya.
Gubernur Damaskus Zahir ad- Din Toghtekin di tahun 1120 mengintruksikan
membangun benteng di sebelah utara kota. Tetapi oleh Baldwin II , raja dari
Jerusalem , benteng itu dihancurkan.
Sejak saat ini, Jerash menjadi kota yang terbengkalai dan hanya tinggal
reruntuhannya saja.
Meskipun begitu , kita bisa membayangkan, pasti dulunya mewah sekali.
Masih terlihat Hippodrom yaitu stadium untuk pertandingan kereta kuda dan
oval room, juga ada 2 buah amphitheater.
Disini banyak yang menawarkan jasa photographer. Mereka tidak meminta
bayaran. Serelanya kita saja. Monica memilih anak berumur 13 tahun.
Meskipun masih kecil, tapi pintar sekali. Kalau saya memilih pedagang
hiasan, dia bilang saya potretin, nanti beli kalung kalung dari mejanya.
Ada gunanya juga meng hire mereka. Karena areanya sangat luas. Dan
mereka tahu spot spot yang bagus , malahan dia menginstruksikan saya
mesti bergayanya bagaimana . Maklumlah saya bukan type foto model. Tidak
seperti Monica yang pandai berpose.
Setelah puas , tentu saya membeli beberapa kalung dan gelang .
Ternyata semuanya dari beragam batu permata dengan design yang indah.
Dan harganya pun jauh lebih murah dibandingkan di Los Angeles.
Waktu lunch sudah tiba , menyantap makanan local, roti bundar yang baru
keluar dari panggangan
dengan daging seperti sate .Selanjutnya kita meneruskan perjalanan ke kota
Umm Qais.
( es / IM )
Foto foto dapat dilihat di FB www.Indonesiamedia.com