Cruise Asia Kedua Special Edition # 25
Minggu, 23 Pebruari 2020, National Tax College, Wako Campus
Kemarin kuawali dongengan ke 24 dengan mengetengahkan teori psikologi
‘downward social comparison’. Skul lagi psiko yang diledekkin di-enyek
kolegaku programmer IBM Lab sebagai “apa elo mau ciutin otak orang”
ternyata membawa banyak manfaat. Masih oke banget-banget diturunkan
dari bis ke kampus skul tukang pajak ini ketimbang diturunkan di
Auschwitz, Polandia, mana koper dibawain 2 eneng manis ramah-tamah
karena tahu beta penyelamat bangsanya, wekwekwek. Mestinya berita
sudah merebak sedunia, penumpang dari Diamond Princess yang lagi akan
dicuci habis-habisan dibersihkan luar dalam, sekarang dikarantina di
darat di Wako, Saitama Prefecture, di utara Tokyo.
Engga tahu apa si Wishnu kameradku kutu-bukuis sudah melahap dua buku
Terry Waite yang ia tulis pasca ia dipenjarakan 4 tahun di Lebanon.
Empat hari, empat minggu dikarantina ‘piece of cake’ pakai istilah si
bule dibandingkan nasib oom Terry. Itu manfaatnya baca buku dan si
Wishnu manggut, punya banyak contoh DSC. Pengalaman kemping kami, aku
dan Cecile juga membawa banyak berkah di dalam sikon seperti ini.
Ranjang yang spartan di kampus ini, kamar tak ada heaternya, bantal
isi kerikil (sori Shinzo Abe :-)) kursi plastik, masih jauh lebih oke
ketimbang tidur di atas tanah cuma beralaskan ‘therm-a-rest’, jaman
dulu saat kita masih naik gunung kemping di Indo, alasnya zilch,
nothing, palingan sarung sekalian jadi “sleeping bag”. Cecile manggut
sebab ia sudah kutest demikian, ke Carita ke Paragajen ke Pangumbahan.
Carilah isteri gila kemping, suami demen outdoor boys and girls :-).
Temanku semakin banyak. Dari yang tadinya elu-elu gue-gue sekarang
nyapa :-). Salah satunya si Winda anak Ottawa, rajin dia nulis di
japri dan syer. Sayangnya dongengan serial ini bikin dia jadi gila
cuci tangan. Winda, di Ottawa mana ada Covid-19? Kalau sudah saatnya
kita ngadep Santo Petrus, ingat, jeledorrr lagi enak-enak duduk di
ruang tamu, pelor bandit bengkelai nyasar masuk :-). Di Ottawa mah
aman engga seperti di Scarboro. Bukan itu saja, anak-anak Akademi
Bridge ServiamTO jadi rajin main di BBO(nline), ajakin saya dan Cecile
main, mau tahu otak kami masih waras engga :-). Bukan saja Ooo Kol
yang tak pernah doa jadi doakan kami (Santo Petrus tersenyum dah)
teman-teminku anak paroki Epiphany selain khusuk doa, juga jadi mau
ketemuan seminggu sekali, biasanya 2 minggu sekali. Bukan main berkah
Covid-19 ini. Anak-anak diaspora Indo ServiamTO(ronto) sudah bersiap-
siap pesta besar di tanggal 28 Maret yad karena tahu Bang Jeha akan
bawa berbagai ‘raffle prize’ dari Diamond Princess, dari oom Justin
dan Shinzo-san. Anak-anak Indo itu baidewe otaknya rada miring seperti
hamba. Masa mereka coblos Liberal si Justin Trudeau karena doi hensem.
Berkat ngeyelanku ke Global Affairs Canada, ujug-ujug kemarin ada staf
rumkit Cecile yang datang, kasih nama wifi dengan password yang ia
mulai bisa pakai sehingga Anda yang sayang ke doski, sekarang bisa
WhatsApp video call karena Cecile kasih liat, wifinya broadband 5Gig.
Kalau Anda telepon dan dia engga angkat, kemungkinan ia lagi ikut
Misa Kudus ‘online’. Ingat ini jaman now, semua-semua online. Tadi
pagi ‘breakfast’ baru tiba jam 8. Mereka kelimpungan semalam, telat
1 jam sebab penghuni baru terus berdatangan lantaran sekarang kampus
Wako jadi “Diamond Princess on land” :-). Dengan adanya balkon dan
bisa jemuran selain jemur handuk, semoga Bang Jeha tetap berkibar.
Tiada rotan akar pun jadi. Tadi saya racik resep ‘golden paste
turmeric’ yang selama ini membuat Cecile dan saya tetap kompak usel-
uselan tiap hari :-), darurat. Maksudnya biasanya Cecile buat di dapur
pakai wajan dan bahan-bahan akurat. Tadi saya cuma pakai lada hitam
boleh ambil persediaan dari Diamond Princess Horizon Court (tempat
buffet), butter dari catering di kapal kemarin-kemarin dan tentu bubuk
kunyit yang kami bawa beli dari Toronto. Biasanya dioseng-oseng dan
pakai atau minyak zaitun atau kelapa, saya pakai butter, cuma ada itu.
Jadi kalau ente-ente mau coba, engga apa-apa dikarantina di kapal 18
hari mulai sekarang minum kunyit 2x sehari resep dari (ada beberapa
tapi pada engga beda jauh):
https://www.turmericlife.com.a
Eneng manis yang ramah itu yang kemarin bawain koper, mepresentasikan
suasana hati orang Jepang terhadap kami penumpang Diamond Princess
yang tak bersalah, anak Betawi bilang ketiban pulung kena virus karena
dikarantina kelamaan di dalam proses eror di kapal yang bukan suatu
rumah sakit. Tadi Cecile dapat surat dari dokter rumkitnya minta maaf
sekalian mengemukakan kekuatiran sebangsa senegara karena Covid-19 tak
ada antiviral atau obatnya ya lantaran baru, gres seperti ketel T-fal
dan pengering rambut Panasonic di kamar asrama ini.Setelah menjelaskan
rencana terapi rumkit, ia tutup suratnya dengan kalimat “Don’t hate us
and Japan.” Guilt feeling sebangsa tampak nyata diwakili Dr Shinji
Takeshita. Cecile balas surat itu dengan kalimat penutup “I don’t hate
you, I love Japan, I love you.” Bang Jeha kudu cepat-cepat tomplok
cah wedhok Jawi ini sebelum ia kena kesabet dokter Jepang :-). Jangan
sampai ia mengikuti jejak Patty Hearst, isteriku cuma satu :-).
Pagi ini dugaanku terkonfirmasi, asrama di seberangku asrama cewek,
terbukti dari mulai CD sampai ke blouse ke pakaian yang dijemur.
Sayangnya tak ada kolam renang di bawah :-). “Bang Jeha, napa ente
genit banget?,” tanya si Nuraini si Aida. Lantaran bintangku Gemini
bro en sis, sekaliber alm prez Kennedy en BK yang kita semua ketahui
hobi mereka. Baidewe, kalau saja saya berkelimpahan dollarku bisa
dipastikan saya akan menuruti jejak prez ente Paman Donal yang tanggal
lahirnya persis sama dengan saya. Sekarang kalian tahu kenapa doski
demen ama Stormy Daniels dan Karen McDougal, Gemini boy seperti beta.
… (bersambung) …( Jusni H / IM )