Rumah Ibadah Dijaga Ketat + Pengamat: Intelijen Tahu Rencana Teror Sejak Agustus


Tak mau kecolongan seperti aksi bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh, Solo, Jawa Tengah, Polda Metro Jaya dan jajarannya langsung melakukan pengawasan dan pengamanan terhadap rumah ibadah yang ada di wilayah Jakarta dan sekitarnya

“Kami meningkatkan kewaspadaan di semua area publik dan objek-objek vital termasuk rumah ibadah,” kata  Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Baharudin Djafar, Senin (26/9) sian

Dikatakan Baharudin, teknis pelaksanaan pengamanan di masing-masing wilayah di Jakarta menjadi kewenangan kepolisian di tingkat Polsektro dan Polrestro. Pasalnya, Polsek dan Polres dinilai lebih memahami lokasi-lokasi mana saja yang harus diawasi. Mereka juga yang bisa menentukan operasi apa yang tepat dilakukan

“Masing-masing Kapolres tentu punya cara taktis dan sudah menyiapkan hal-hal yang teknis. Pak Kapolda sudah menginstruksikan untuk meningkatkan kewaspadaan,” ujarnya.

Polda Metro Jaya juga akan menggelar operasi terbuka dengan melaksanakan patroli di area publik dan operasi tertutup dengan meningkatkan fungsi intel. “Intel sudah digerakkan, itu untuk menelusuri jaringan kelompok teroris yang masih  ada. Bisa saja kejadian di Solo berdampak di Jakarta, meski kondisi dan situasi Ibukota masih aman

Sebelumnya sebuah ledakan yang diduga berasal dari bom bunuh diri terjadi di Gereja Bethel Injil Sepenuh, Kepunton Solo, Minggu (25/9) sekitar pukul 10.55. Akibat ledakan itu, terduga pelaku bom bunuh diri yang mengenakan rompi, kemeja putih dan celana panjang, tewas di depan pintu masuk gereja, dengan bagian perut hancur.

Sejumlah jemaat gereja juga mengalami luka berat dan ringan akibat ledakan tersebut. Saat ini, kepolisian tengah menyelidiki dan mengejar orang-orang di balik aksi teror tersebut.

 

Pengamat: Intelijen Tahu Rencana Teror Sejak Agustus

Pengamat intelijen Wawan H Purwanto menyatakan, intelijen sebetulnya telah mengetahui gerakan teroris sejak 14 Agustus 2011. Gerakan ini kemudian muncul dalam aksi bom bunuh diri di Gereja Bethel Indonesia Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, Jawa Tengah, Minggu (29/9/2011).

Wawan mengatakan, saat itu intelijen melaporkan ada lima orang yang disiapkan menjadi “pengantin” dan sudah dikukuhkan atau dibaiat. Selain itu, ada sembilan remaja yang sudah siap menjadi “pengantin”, tetapi belum dibaiat.

“Pembaiatan dilakukan orang yang punya pengaruh. Mereka bergerak dari beberapa kota dan berniat menyerang pada rentang Agustus hingga September,” kata Wawan, Senin (26/9/2011) di Jakarta.

Informasi tersebut lalu dilaporkan ke penegak hukum lain untuk ditindaklanjuti. Maka wajar bila terjadi pengamanan yang ketat pada rentang waktu dua bulan itu, terutama pada saat Idul Fitri. “Ternyata benar, pada September 2011 tepatnya pada Minggu (kemarin) terjadi peristiwa bom bunuh diri di Solo,” ujar Wawan yang juga peneliti pada Lembaga Pengembangan Kemandirian Nasional (LPKN).

Ketika ditanya mengapa aparat hukum tidak segera bertindak, Wawan mengatakan aparat kepolisian belum cukup bukti untuk menangkap orang-orang tersebut karena hanya berdasarkan laporan. Polisi hanya mengawasi 14 orang tersebut.

Menurut Wawan, peristiwa tersebut bisa dijadikan momentum untuk segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang Intelijen Negara yang sudah dibahas sejak 2001. Tanpa peraturan yang jelas, Wawan menilai intelijen bagaikan anjing yang diikat dan hanya boleh dibiarkan menyalak tanpa wewenang untuk menggigit. “Kalau dibiarkan, maka masalah terorisme akan berkepanjangan,” ucapnya.

Selain itu, agar masyarakat tidak merasa curiga, pembahasan RUU Intelijen antara pemerintah dan DPR harus pula melibatkan masyarakat. Langkah memperkuat sistem hukum ini dinilainya efektif mencegah terulangnya kejadian serupa.

Mengenai keterkaitan pelaku bom di Solo dengan jaringan teroris di Cirebon, Wawan menilai ada kemiripan antara kedua peristiwa tersebut. Namun, hal ini harus diperkuat dengan tes DNA dan sidik jari.

“Kalau memang benar, berarti ada benang merah antara peristiwa yang satu dengan lainnya. Jaringannya lama, tetapi pemain baru yang kebetulan berafiliasi untuk mengacaukan situasi dan ada upaya untuk membenturkan dengan agama tertentu,” katanya.

 

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *