Bom Solo, Konspirasi Politik Redam Isu Korupsi di Partai Penguasa? + Bom Bunuh Diri Tak Ada Hubunganya dengan Rencana “Reshuffle”, Djoko Suyanto


Pernahkah kita perhatikan dengan sadar dan secermat cermatnya. Bom dengan pelaku tunggal dan korban tewas adalah pelaku sendiri, sering terjadi tahun-tahun belakangan ini. Mungkin awal dulu ketika pertama kali terjadi kita yakin bahwa benar itu adalah kebetulan, namun jika terjadi berkali-kali dengan alur cerita yang sama ini sungguh keterlaluan. Siapapun Sutradara dan Penulis Skenario yang membuat konspirasi selalu ada bom dan terorisme di tiap kasus besar sungguh bukan orang yang Profesional dan Sangat Tidak Kreatif.

Ketua Bidang Pemberdayaan Umat PB HMI, Malik menuding aksi bom bunuh diri di Solo berlatar belakang konspirasi politik oleh penguasa. Menurutnya konspirasi itu berupa konsep memindahkan satu isu ke isu berikutnya.

“Saya menilai bom bunuh diri di Solo merupakan konpirasi politik penguasa yang mengorbankan umat beragama untuk memindahkan satu isu ke isu berikutnya,” ujar Malik di kantor PB HMI, Jakarta, Minggu (25/9/2011) sebagaimana dilaporkan tribunnews.

Lebih lanjut Malik menilai rentetan kejadian konflik agama yang sebenarnya terjadi selama ini merupakan kesengajaan yang dilakukan oleh elit penguasa dalam menenggelamkan suatu permasalahan besar yang sedang muncul.

“Coba kita lihat rentetan kejadian. Contoh kecil saat munculnya berita skandal BLBI, di sana para elemen masyarakat sedang berusaha membongkar kasus tersebut, tetapi meledak kejadian Bom Bali disaat yang bersamaan. Contoh lain, yakni permasalahan skandal korupsi di bank BI, malah muncul kasus bom di Kuningan. lalu kasus korupsi Pajak dan skandal Bank Century, malah muncul kasus terorisme di Aceh, Temanggung dan Pamulang. Sekarang telah terkuak kasus korupsi di partai penguasa dan di berbagai kementerian serta DPR, malah kembali aksi bom bunuh diri di Solo. Siapa coba yang mendesigne hal tersebut, kalau bukan seorang penguasa?,” ujar Malik menjelaskan.

Dari analisa itu, Malik menyimpulkan aksi terorisme yang sering terjadi sengaja untuk tidak dibasmi oleh penguasa.

“Mereka (terorisme) dibiarkan terus berkembang untuk dijadikan alat rekayasa pengalihan isu yang malah banyak memakan korban sesungguhnya,” tegas Malik menutup pembicaraan.

 

Bom Bunuh Diri Tak Ada Hubunganya dengan Rencana “Reshuffle”, Djoko Suyanto

 Ledakan bom di Gereja GBIS, Kepunton, Solo, Jawa Tengah, tidak ada hubungannya dengan rencana reshuffle kabinet.

Menko Polhukkam Djoko Suyanto, mengatakan itu sebelum memimpin rapat koordinasi Polhukkam di kantornya di Jakarta, Minggu (25/9/2011) siang.

“Tidak ada hubungnnya. Bom…. bom, reshhuffle.… reshuffle,“ tandas Djoko.

Sampai saat ini, menurut Djoko,  motif peledakan itu belum diketahui.

Sebelumnya, Wali Kota Solo Joko Widodo mengatakan, korban bom bunuh diri di Kepunton, Solo, sebanyak 11 orang. Satu orang yang tewas diduga pelaku bom bunuh diri tersebut.

“Hingga saat ini diketahui korban luka 10 orang dirawat di RS Oen dan satu lainnya di RS Brayat Minulyo. Satu orang tewas diduga pelaku bom bunuh diri,” kata Joko Widodo, didampingi Wakil Wali Kota Solo FX Hady Rudiatmo saat meninjau lokasi ledakan. 

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *