BI Imbau Pelemahan Rupiah Tidak Dikaitkan dengan 1998


Bank Indonesia (BI) mengimbau masyarakat agar tidak panik dan tidak membandingkan pelemahan rupiah terhadap dolar AS pada saat ini seperti pada 1998.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara‎ mengatakan, Bank Indonesia terus menerus mencermati pasar valuta asing (valas) dan ketika rupiah melemah terlalu dalam, maka tindakan intervensi langsung dilakukan tanpa menunggu-nunggu.

“Kita tidak ingin rupiah itu terlalu melemah,” ujar Tirta saat ditemui di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/8/2015).

Menurut Tirta, kondisi fundamental ekonomi Indonesia jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sehingga pelemahan rupiah sekarang tidak perlu dikaitkan-kaitkan dengan peristiwa krisis pada 1998.

“Sekarang ini jauh berbeda, kalau dulu pelemahannya mendadak sekali, dari kurs Rp 2.300 per dolar AS kemudian mendadak jadi Rp 15.000 per dolar AS,” tutur Tirta.

‎Tirta menjelaskan, pelemahan rupiah saat ini lebih dikarenakan faktor eksternal dan bukan hanya rupiah saja yang melemah, tetapi mata uang negara lainnya turut melemah.

Ia mencatat, ringgit (Malaysia) melemah sekitar 20 persen dan real Brasil sudah mencapai 33 persen, sedangkan rupiah hanya 12 persen.

“Hari ini rupiah masih arahnya menguat, dan mudah-mudahan bisa terus membaik,” ucap Tirta.( Trb / IM )

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *