Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok marah besar karena Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta tak kunjung membeli lahan bekas Kedutaan Besar Inggris di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Rencana pembelian lahan bekas Kedubes Inggris itu sudah disampaikan Ahok sejak tahun 2013. Namun, hingga kini pembelian lahan tersebut tak berhasil dilakukan.
Kemarahan Ahok memuncak ketika ia disambangi Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam T Malik, pada Kamis (7/4/2016) lalu. Moazzam menanyakan perihal pembelian lahan tersebut. Pasalnya, Deutsche Bank ingin membeli dengan harga lebih mahal.
“Ngamuk saya. Hebat sekali Dinas Taman, membuat dubes dan Kerajaan Inggris ‘mengemis’ sama Pemprov DKI Jakarta karena enggak beli tanahnya,” kata Ahok, Rabu (13/4/2016).
Ia sampai mengancam akan memecat pejabat Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta lantaran belum membeli lahan bekas Kedubes Inggris tersebut. Pasalnya, pembelian lahan sudah dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2016.
Ahok menduga, Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta sengaja menunda pembelian lahan karena masih ingin memungut komisi.
“Kalau bulan Mei enggak mau bayar, gue pecat lu semua,” kataAhok.
Kadis Pertamanan Menangis
Pada pertemuan Ahok dengan Moazzam beberapa waktu lalu, turut serta Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Ratna Diah Kurniati. Ratna disebut sempat menangis karena Ahoktak henti-hentinya memarahinya.
Seorang sumber Kompas.com di lingkungan Pemprov DKI Jakarta menyebut saat rapat itu, Ahok begitu meluapkan kemarahannya.
“Bukan cuma Ibu (Ratna) yang menangis sampai ditenangin pegawainya. Tapi Bapak (Ahok) juga marahnya sampai matanya merah, hampir nangis juga,” kata sumber itu.
Sayangnya video rapat tersebut tidak diunggah dalam akun Youtube Pemprov DKI.
Pihak Kedubes Inggris sudah berjanji kepada Presiden Joko Widodo untuk tetap akan menjual lahan mereka kepada Pemprov DKI. Nilai tanah dan bangunannya mencapai Rp 500 miliar. Lahan itu akan dijadikan taman atau ruang terbuka hijau (RTH) di tengah kota.
Sementara kantor Kedubes Inggris sudah pindah ke kawasan Patra Kuningan, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan.
Wujudkan Gagasan Soekarno
Pada Oktober 2013 lalu, saat masih menjadi Wakil Gubernur DKI,Ahok menjelaskan kawasan sekitar Hotel Mandarin itu memang seharusnya diperuntukkan untuk RTH. Gagasan tersebut sudah diusulkan Presiden pertama RI, Soekarno.
Sejalan dengan gagasan tersebut, ia juga berkeinginan Bundaran Hotel Indonesia dikelilingi oleh taman-taman yang asri dan sejuk.
“Intinya, konsepnya di sana (lahan bekas Kedubes Inggris) dibikin taman dulu. Kalau konsep Bung Karno itu bikin Bundaran HI, di sampingnya ada tamannya. Bayangkan di tengah Bundaran HI ada taman, bagus,” kata Ahok saat itu. (Kps / IM )