Pada saat sekarang ini jarang sekali orang yang mengetahui atau mengenal “Amma” atau Bunda
Beatrice Carmichael. Memang benar kebanyakan orang hanya mengetahui Bunda Theresa saja yang lahir
pada 27 Agustus 1910 di daerah Skopje, Yugoslavia. Yang nama aslinya adalah Agnes Gonxha Bojaxhiu.
Bunda Theresa telah mengambil sebuah keputusan yang kelak akan mengubah perjalanan hidupnya. Demi
memenuhi panggilan hatinya, beliau juga memutuskan mengundurkan diri dari Sisters of Loreto dan mulai
masuk ke perkampungan-perkampungan miskin di Kalkuta, India. Pengabdiannya ini dimulai pada 1946.
Meskipun Bunda Theresa telah pergi, namun ketulusan dan keteladanannya telah menggugah hati
banyak orang. Cita-citanya yang mulia bagi kemanusiaan akan diteruskan generasi berikutnya. Kesadaran
hidup untuk berbagi, menyantuni, dan menanggung beban penderitaan orang lain adalah sesuatu yang diin-
spirasikan beliau bagi dunia dan perdamaian di masa depan. Begitulah kira-kira hidup Bunda Theresa.
Marilah kita mengenal sedikit mengenai “Amma” Amy Beatrice Carmichael yang hidupnya ham-
pir bersamaan dengan BundaTheresa. Sebenarnya bukan Bunda Theresa wanita pertama yang mendedikasi-
kan hidupnya untuk India, jauh sebelumnya Amy B. Carmichael telah menjadi “Amma” atau ibu misi bagi
banyak orang di sana. Wanita yang lahir pada tanggal 16 Desember 1867 di Irlandia Utara itu melayani se-
lama 56 tahun di India, tanpa pernah cuti. Ia juga seorang yang gigih, berhati mulia dan tahan penderitaan.
Waktu kecil Amy menderita neuralgia, penyakit syaraf yang membuatnya harus terbaring di tempat
tidur selama berminggu-minggu, tetapi penyakit itu tidak membelenggu jiwanya. Amy tumbuh sebagai
anak yang aktif dan gigih. Sejak kecil gadis bermata coklat itu rindu mengalami mujizat, dia minta Tuhan
mengubah matanya menjadi biru. Banyak malam yang diisinya dengan menaikkan permohonan ini, tetapi
ketika bangun di pagi hari ia kecewa melihat matanya masih berwarna coklat. Setelah mulai dewasa Amy
mengasihi Tuhan dan meresponi panggilan menjadi misionaris. Panggilan itu diterima pada saat ia mengha-
diri “The Holiness Conference” di Keswick, Inggris. Di awal pelayanan sebagai tenaga misi, Amy melaya-
ni di Jepang selama 15 bulan. Di Jepang ia mendapat visi untuk melayani di India dan oleh badan misi Ze-
nana, ia ditugaskan ke Dohnavur, India. Disinilah ia mulai bhaktinya untuk melakukan perikemanusiaan.
Dengan semangat dan penuh dedikasi Amy melayani kebutuhan orang-orang yang sangat tertekan
di India, terutama anak-anak. Amy pun mendirikan Persekutuan Dohnavur yang menjadi tempat perlindun-
gan bagi lebih dari seribu anak. Kebanyakan dari anak yang dipeliharanya adalah mereka yang telah diper-
sembahkan orang tua mereka sebagai bhakti di kuil-kuil. Hidup anak-anak itu diwarnai oleh kepahitan dan
Amy melayani mereka dengan kasih Bapa, sehingga mereka menerima pemulihan. Pelayanan penjangkau-
an ini sebenarnya membuat Amy masuk dalam bahaya, tetapi dia tidak pernah takut. Seorang wanita yang
rindu menjadi misionaris bertanya tentang kehidupan seorang misionaris dan Amy menjawabnya,”Kehidu-
pan utusan Injil hanyalah sebuah kesempatan untuk mati.”
Beberapa waktu setelah menjadi misionaris di India, Amy mengakui bahwa Tuhan tidak pernah
salah memberinya mata coklat. Dengan mata kecoklatan serta tubuh yang dibalut pakaian India, Amy hidup
membaur dengan masyarakat. Semua orang yang melayani bersamanya menggunakan pakaian India. Amy
kerap melakukan perjalanan jauh di siang yang terik dan berdebu demi menyelamatkan satu anak. Pada 18
Januari 1951 di usia yang ke-83 tahun, Amy meninggal dunia. Anak-anak asuhnya menuliskan “ AMMA “
di kuburan Amy Beatrice Carmichael. Ada kata-kata muatiara seperti ini : “ Anda berada di tempat Anda
sekarang karena tepat di situlah Anda memang ingin berada.”Betapa mengagumkan pengorbanan dan kegi-
gihan hati para misionaris yang mengabdikan hidup mereka untuk keselamatan jiwa-jiwa serta kemajuan
masyarakat satu daerah. Juga satu perbuatan yang sangat mulia dalam hidupnya yang rela untuk berkorban.
Yang terakhir untuk menyegarkan urat-urat saraf yang tegang, bacalah humor ini serta tersenyumlah.
Ketiga biarawati sedang mengobrol. Biarawati pertama berkata, “Saya sedang membersihkan kamar Pastor
suatu hari dan coba tebak apa yang saya temukan ?” Setumpuk majalah pornografi !!” “ Apa yang kamu la-
kukan ?”, tanya biarawati yang lain. “Tentunya, saya membuang semuanya itu ke tong sampah.” Biarawati
yang kedua berkata,” Saya juga menemukan sesuatu. Ketika saya berada di kamar Pastor untuk membawa
pakaian kotor keluar dan saya menemukan setumpuk kondom.” “Oh, Tuhan.” Biarawati yang lain berkata
dengan kaget. “Lalu apa yang kamu lakukan ?” “Saya melubangi semua kondomnya,” ia menjawab. Biara-
wati yang ketiga berkata, “ Oh, matilah saya !!.” Biar bagaimana pun juga Pastor, Biarawati tetap manusia.
==== TERTANGKAP BASAH ====
Amin, sudah selesai!+
Apanya yang sudah selesai ? Kaya abis ngewek aja udah selesai.
suatu hari tapi Pasti Para Atheis akan SELESAI dan BINASA !!! karena Murtad !!!
Mau percaya atau atheis, itu terserah pribadi seseorang saja. Tapi gimana mau percaya ama tuhan yang disalibkan ?? Lalu bangkit setelah 3 hari kemudian menghilang ??
pilihan kamu Tony, Pertanggung Jawaban kamu juga nantinya diakhir hidupmu dihadapan Pencipta
kalau Atheis berarti loe PKI dong !!! tar dibantai si Wowo loe !!!
Pak pendeta james, apa maksudnya udah selesai ? Mohon pencerahannya ! Tolong dijelaskan juga apa disurga itu masih ada makan dan minum ama kawin mawin ?
pak Haji Tony tanya saja sama Melissa dong, dia yang komen napa tanya ama guwa ? nah ini namanya Orang Dablek Blo’on, Otak Dengkul