Pada suatu malam di kampung yang bernama Mang-Gar, kota Bah Lie Tung terdengar suara
gemuruh halilintar yang menggelegar dan kilat yang saling mendengarkan serta memperlihatkan sinar
yang dasyat. Menurut para penasehat dan ahli, bahwa akan lahir seorang bayi sakti dengan adanya satu
bintang di langit yang bersinar terang. Pendapat para penasehat dan para ahli setempat terbukti benar dan
pada keesokan harinya mendadak cuaca berubah menjadi malam dengan cahaya bulan purnama yang te-
rang menyinari seluruh jagat. Lahirlah seorang bayi yang nampaknya sehat-sehat dan mungil pada tanggal
29 Juni 1966. Bayi tersebut yang diberi nama yaitu, Zhong Wan Xie. Wan Xie lahir dari pasangan suami
istri Zhong Kim Nam dan Bun Nen Caw dari kota Bah Lie Tung.
Zhong Kim Nam dikenal di Bah Lie Tung, karena sangat dermawan dan suka menolong orang.
Bahkan Kim Nam mau berutang pada orang lain, untuk memberi uang kepada orang yang tengah dilanda
kesulitan. Dia suka dan senang sekali menolong orang yang dalam kesulitan dan kemalangan. Dia juga
mendidik kepada anak-anaknya untuk bisa seperti dia sendiri, terutama pada Wan Xie yang baru berumur 3
tahun. Anak ini memang kelihatan genius sekali dan apa yang diajar oleh guru dan orangtuanya langsung
dimengertinya. Bahkan di sekolah diapun juga dapat penghargaan murid terpandai, cerdas serta pemberani.
Melihat anaknya yang begitu pandai, cerdas serta pemberani, maka Ayahnya memberi nama sam-
pingan yaitu Ban Hok yang berarti “ Belajar sebanyak-banyaknya .” Wan Xie banyak belajar juga dari
Ayahnya hal-hal kebaikan dan kebajikan. Tidak cukup sampai disitu Ayahnya memanggil dan membayar
seorang guru ( Suhu ) untuk mengajar ilmu silat dari Siauw Lim Sie…Karena dia anak yang pandai, cerdas,
pemberani dalam waktu 17 tahun dia sudah dapat mewarisi ilmu silat dari suhunya. Dia juga sering ber-
temu dengan yang termasuk lebih tua ( Su– hengnya ) di Siauw Lim Ho Pay untuk belajar lebih banyak.
Selang beberapa lama dia coba terjun ke dalam kalangan yang disebut Kang Ouw yang banyak
sekali ragam manusia jahat,,kejam, rakus kedudukan dan pejabat-pejabat yang suka merampok rakyat kecil.
Waktu itu zaman kerajaan jenderal atau Tjiang Bun Jin Soe Hak To dengan julukan “ Toh Liong To “
( Si Dua Golok Besar ) yang suka membabat leher orang dengan kejam atau pembunuh berdarah dingin.
Dia juga sudah membuat rakyatnya melarat dan memderita oleh karena uang negara yang dikorupsikan.
Akhirnya rakyat Ing Do Nie Sia sadar bahwa mereka telah ditipu oleh Tjiang Bun Jin Soe Hak Toh dan
melakukan perlawanan, sehingga jatuhlah kerajaan Tjiang Bun Jin Soe Hak Toh yang telah lama bertahta.
Selanjutnya Suheng ( saudara seperguruan ) Wan Xie yang paling tua dari Siauw Lim HoPay yang
bernama Cho Kho Wie yang telah mewarisi ilmu silat dari Siauw Lim Sie yang paling tangguh dan ampuh
yang dijuluki “ Pek Hoo Tay Hiap “ “ Si Pendekar Bangau Putih” dari Siauw Lim Sie terjun di kalangan
Kang Ouw untuk bekerja sama dengan Wan Xie. Cho Kho Wie orangnya pendiam, sabar, jujur, sopan,
tegas berilmu tinggi. Maka dari itu, rakyatnya suka serta senang dan dia juga suka menolong rakyat kecil
Dengan begitu diangkatlah dia menjadi penganti Tjiang Bun Jin Soe Hak Toh yang sudah diturun dan mati.
Tapi, dalam kerajaan ini masih banyak antek-antek dan cecunguk-cecunguk pengikut Soe Hak Toh yang
masih bercokol didalam istana yang masih ingin mengikuti terus dan menjalani korupsi di Ing Do Nie Sia.
Mereka-mereka inilah yang ingin menjadi pendekar-pendekar hebat di kerajaan sang Suheng ( saudara
seperguruan yang lebih tua ).dari Zhong Wan Xie. Mereka juga Kang Sin ( tukang mengadu domba ).
Zhong Wan Xie pertama terjun dikalangan Kang Ouw bertemu dengan seorang perampok yang
bernama Lung Gah Nah dari Ling Lung Pay yang terkenal dengan permainan toyanya yang bisa memutar
seperti titiran. Ilmunya seperti Sun Go Kong alias siluman monyet atau si kera sakti yang bisa lipat kanan
dan lipat kiri serta membuat benda kecil menjadi besar. Perampok Lung Gah Nah yang dari Ling Lung Pay
ini bukan tandingannya Zhong Wan Xie yang baru berkelahi dalam tiga-empat gebrakan saja sudah jatuh
terlempar dan tersungkur tengkurap diatas tanah dengan muka yang bengkak. Dia merasa malu dan kabur
terbirit-birit, tapi selanjutnya dia suka berteriak-teriak menjelek-jelekan nama Wan Xie di muka umum.
Setelah mendengar jatuhnya pendekar Lung Gah Nah dari Ling Lung Pay kalangan Kang Ouw
menjadi gempar dan heboh. Mereka bertanya-tanya siapakah pendekar sakti ini dan ilmu dari mana yang
dipelajarinya. Mereka merasa sangat khawatir yang sewaktu-waktu mereka juga akan berhadapan dengan
Zhong Wan Xie Si pendekar sakti. Betul saja setelah mengalahkan pendekar perampok Lung Gah Nah ini,
Wan Xie membuat sebuah Lui Tay atau Tjing Pie Say ( panggung untuk menggaduh ilmu dan berkelahi
untuk mencari jago.). Sesungguhnya pendekar-pendekar hebat ini sangat khawatir yang jika mereka kalah
nanti akan malu dan tidak bisa berbuat se-enak beroknya lagi di kalangan Kang Ouw. Tapi dengan nekad
mereka ( pendekar-pendekar hebat ) merencanakan tipu-tipu yang bisa mengalahkan si pendekar sakti ini.
Lawannya yang tangguh-tangguh ialah : Ma Hen Dah dari Tong Pel Pay dengan jurus Kim Tjoa Kiam ( Pe-
dang Ular Emas berlida dua ), Pah Bo Wo dari Bu Tong Pay dengan jurus Hay Liong Ong menggoncang
lautan, dan ABuh Bah Kie dari Bah Kie Pay dengan jurus Tjoa Tok Kong Cu ( Ular berbisa yang ampuh .)
Mereka juga ingin coba-coba Pie Boe ( adu tenaga ) dengan Wan Xie ( Si pendekar sakti ) yang sulit/susah
dikalahkan. Akhirnya mereka berkomplot untuk melawan Si Pendekar Sakti dengan jurus masing-masing
yang mereka pernah pelajari.Akan tetapi, satu per satu dijatuhkannya dengan gaya ilmu silat dari Siauw
Lim Sie yang selalu dimulai dengan gaya “ Kim Kee Tok Lip “ atau Ayam jago bertengger dengan sebelah
kaki “ dan dengan serangan yang mematikan “ Sin Tiau Hiap Liu “ atau “ Rajawali menerkam mangsanya “
Pendekar-pendekar hebat ini pernah mengatakan, bahwa “ pendekar hebat kalah dengan pendekar sakti .”
Itu semuanya sudah kelihatan dan bukti, Akan tetapi Si Pendekar Sakti harus tetap waspada dan hati-hati.
Untuk yang terahkir bacalah sajak singkat yang dicuplik dari Metro T.V. ( Mata najwa ).
AHOK seperti dua sisi mata uang dicintai sekaligus dibenci banyak orang. Dengan anggaran yang
kadang tertahan perlemen Jakarta. Ahok masih dapat berbuat untuk ibu kota. Dari perkara banjir dan sungai
soal tranparansi dan reformasi birokrasi ia akan diingat sebagai gubernaur penuh aksi. Namun banyak juga
kebijakan yang kian dipersoalkan dari Sumber Waras hingga reklamasi jadi perdebatan tak kunjung henti…
AHOK jelas tak bisa menghindar dari kritikan baik buruk, kebijakan jadi tanggung jawab pemimpin.
Penting untuk tidak meremekan aspirasi warga agar tak gampang dituding membela pengusaha. Mendengar
dan menyapa rakyat dengan penuh kehangatan, melulu marah hanya menegaskan angkernya kekuasaan.
Peranan warga amatlah diperlukan menilai kinerja dengan akal sehat dan kearifan. Memuja-muja atau mem
benci setengah mati sama-sama berbahaya, kita niscaya terbenam dalam fanatisme buta, sebab kota dengan
timbunan persoalan seperti Jakarta mustahil dibereskan oleh AHOK semata. Kritikan dan dukungan mesti
dipandang sebagai berkah agar Jakarta dapat terus berbenah bukan kian terpecah-belah. !!!!! SEKIAN !!!!! ( Charlie Chen / IM )