Hubungan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan Partai Gerindra sudah putus. Namun sepanjang karier politik di Gerindra, Ahok merajut hubungan baik dengan sang pendiri partai, Prabowo Subianto, hingga berakhir kandas seperti terangkum dalam 8 kisah ini:
Ahok mengaku awalnya takut bertemu dengan Prabowo. Saat itu, Prabowo sedang mencari figur yang pas memimpin Jakarta. Prabowo pun memutuskan mencalonkan Ahok sebagai Wagub DKI Jakarta karena bersih dan mengusung Bhinneka Tunggal Ika. Ketakutan Ahok terdengar di telinga Prabowo dari teman-temannya. Rupanya, Ahok mengaku takut dimintai uang dan itu tidak terbukti. Prabowo juga senang Ahok terpilih menjadi Wagub Jakarta dan menilai kinerja Ahok cukup baik.
Ketika Prabowo maju menjadi Capres, Ahok mendukung penuh dan terang-terangan mencoblos capres nomor satu. Ahok bahkan’mempromosikan’ citra Prabowo yang baik tidak luntur meski terus dicaci maki.
Hubungan Ahok dan Prabowo tidak sebatas hubungan politik. Kedekatan mereka juga terjalin secara kekeluargaan. Ahok dan Prabowo sama-sama menghormati peringatan keagamaan dan bahkan Prabowo pernah mengundang keluarga Ahok untuk makan bersama di kediamannya, Hambalang, Bogor.
Cerita-cerita manis itu tinggallah kenangan. Ahok resmi mundur dari Partai besutan Prabowo. Pengunduran diri itu telah disampaikan Ahok kepada adik Prabowo, yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo. Ahok kini memilih fokus memberesi masalah Jakarta. Di lain pihak, Prabowo mengaku belum menerima surat pengunduran diri Ahok. Namun demikian, Prabowo menghormati keputusan Ahok.
2. Prabowo: Mudur dari Gerindra, Hak Ahok
Ahok mengundurkan diri dari Partai Gerindra yang mengusungnya saat Pilkada DKI 2012 lalu. Apa tanggapan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto?
“Jadi, begini ya, kalau masuk suatu partai, mengundurkan diri, itu hak politik, tidak masalah,” katanya di kediaman Akbar Tanjung, Jl Purnawarman 18, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (10/9/2014).
Saat ditanya apakah Ahok mengabaikan Gerindra atau Gerindra sendiri yang mengabaikan Ahok, Prabowo justru balik bertanya.
“Kok bisa Gerindra mengabaikan Ahok? Gerindra yang mencalonkan Ahok, saudara,” ujarnya.
Apakah kecewa dengan sikap Ahok?
“Bagaimana ya, kalau toto kromo atau kalau etika antara manusia mungkin ada norma-norma ya, kira-kira begitu,” katanya.
3. Ahok Pasti Coblos Prabowo
Ahok kembali menegaskan pilihannya dalam Pilpres yang digelar besok. Ahok memastikan tidak akan mengganti dukungannya dari sosok capres nomor satu, Prabowo Subianto.
“Orang sudah pasti nomor satu, apa lagi yang mau dipersiapkan. Pasti nomor satu dong!” tegasnya saat ditanya soal persiapannya untuk pencoblosan besok. Hal ini dikatakan Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Selasa (8/7/2014).
Ahok bersama istrinya Veronica Tan sudah sejak lama yakin memilih Ketua Dewan Pembina Gerindra itu. “Kalau saya dan keluarga saya sudah pasti pilih nomor 1. Tidak ada yang lain. Harus tentukan pilihan,” ucapnya.
Orang nomor dua di DKI ini juga mengajak pemilih di Ibu Kota agar tak golput dan menyalurkan hak pilihnya ke TPS.
“Jangan golput. Anda harus pilih. Kalau Anda tidak mau milih pun, ini yang tersedia di Republik ini. Anda akan jauh lebih menyesal tidak menentukan pilihan. Daripada tidak pilih. Pilihlah yang terjelek dari yang terburuk menurut Anda,” ujarnya.
Ahok akan mencoblos sekitar pukul 10 pagi di dekat kediamannya, di TPS 67 Kelurahan Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara. Lokasi itu juga jadi TPS tempatnya memilih dalam Pileg 9 April lalu.
“Aku pilih Prabowo. Penegasannya, aku pilih Prabowo dong,” kata Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan , Jakarta Pusat, Rabu (11/6/2014).
Ahok sempat kurang senang ketika ucapannya soal presiden ‘aku rapopo’ salah dikutip oleh salah satu media nasional. Ahok dinilai memilih pasangan Jokowi-JK dala pemberitaan tersebut. “Nanti jangan salah kutip lagi ya, nanti kayak kemarin,” canda Ahok.
Dia pun menyampaikan alasannya memilih pasangan Prabowo dibanding memilih Jokowi yang jadi pasangannya memimpin DKI. “(pilih Prabowo) Supaya mudah melihat kan, melihat nasib ke depan. He-he-he,” katanya.
Ahok yang duduk sebagai penasehat Tim Pemenangan Prabowo-Hatta di DKI Jakarta itu bahkan berharap Jokowi bisa kembali duduk di kursi Gubernur. Dia mengaku selama dua pekan ditinggal Jokowi, dia harus bergulat menyelesaikan banyak pekerjaan rumah, termasuk tandatangan ratusan dokumen setiap harinya.
“Aku ya terserahlah. Kalau Tuhan sayang sama beliau (Jokowi) ya beliau balik ke sini,” kata dia sambil tertawa.
4. Ahok Bela Prabowo
Ahok tak menjadi timses Prabowo-Hatta karena telah diwakafkan oleh Gerindra untuk mengurus Ibu Kota. Ahok juga merasa tak perlu ikut turun membela bosnya.
“Citranya Prabowo udah baik. Apa yang mau diurus? Kalau kita bicara strategi politik, Pak Prabowo udah nggak perlu dibela, kenapa? Karena udah dicaci maki, diserang dari 5-10 tahun lalu, diulang-ulang itu-itu melulu, udah kebal, udah aman, masih laku,” kata Ahok.
Hal tersebut disampaikannya kepada wartawan di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (23/5/2014).
Menurut Ahok, elektabilitas Prabowo terus menanjak meski kerap diserang selama 10 tahun terakhir. Dia yakin masyarakat tak akan terpengaruh dengan berbagai black campaign yang dialamatkan ke bos partainya itu.
“Udah basi, Bos, caci makinya. Hujatan orang, tuduhan orang, udah nggak ada lagi barang baru. 10 Tahun fitnah itu-itu melulu. 5 Tahun yang lalu ikut cawapres nyelanya juga sama dengan sekarang. Orang udah nggak percaya sebetulnya,” ujar Ahok.
Jika tak khawatir dengan serangan yang dialamatkan ke Prabowo, Ahok justru khawatir dengan serangan yang diterima bosnya di DKI Jakarta, Jokowi. “Justru yang bahaya Pak Jokowi dong, orang bersih dan bagus, masyarakat cari-cari fitnahnya. Kalau masyarakat percaya kan bahaya waktu begitu pendek,” tuturnya.
Jadi siapa yang diyakini Ahok akan menang pilpres, Prabowo atau Jokowi?
“Mana gua tahu politik, kamu yang milih lah,” jawab eks Bupati Belitung Timur ini.
5. Ahok Tidak Tersinggung Prabowo
Ahok angkat bicara seputar pernyataan capres Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menyebut pemimpin DKI Jakarta sakit. Ia merasa kata-kata Prabowo juga dialamatkan untuknya.
“Kalau dibilang pemimpin-pemimpin ya berarti termasuk saya dong,” kata Ahok di Gedung Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (7/4/2014).
Namun demikian Ahok tidak merasa tersinggung. Daripada berpikir yang tidak-tidak, Ahok akan menanyakan hal tersebut langsung kepada Prabowo.
“Dia bilang pemimpin-pemimpin, bukan cuma pemimpin (DKI Jakarta). Saya juga belum jelas. Mesti tanya dulu yang dimaksud apa kan bisa saja kalian salah nulis,” ungkapnya.
Dalam tur kampanye di Bandung, Jawa Barat, akhir pekan lalu, Prabowo menyebut pemimpin DKI sakit. “Sekarang di Jakarta ada penyakit yang luar biasa, pemimpin-pemimpinnya sakit. Penyakitnya penipu. Yang muncul pemain watak, sandiwara, penipu,” kata Prabowo.
Prabowo menyampaikan hal itu di depan ratusan undangan yang terdiri dari anggota LSM, ormas, dan tokoh masyarakat dalam acara Silaturahmi Forum Rembug Warga Jawa Barat.
“Anda suka bahasa saya? Bahasa saya di sini laku, tapi kalau di hadapan ‘Sengkuni-sengkuni’ mereka enggak akan suka orang yang bicara apa adanya. Mereka maunya yang baik-baik, santun-santun,” ujarnya.
6. Makan Siang di Hambalang
Niatan Ahok untuk makan siang bersama Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto kesampaian. Makan siang ini digelar dalam rangka tahun baru Imlek.
Tepat pukul 12.00 WIB, Sabtu (1/2/2014), Ahok datang ke rumah Prabowo di Desa Bojong Koneng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ahok datang bersama keluarganya, yakni istrinya, Veronica Tan dan ketiga anaknya.
“Selamat tahun baru Imlek, Pak Ahok,” sambut Prabowo saat Ahok turun dari mobil, seperti dalam keterangan resmi Media Center Prabowo Subianto kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (1/2/2014).
Wakil Sekjen Partai Gerindra Sudaryono yang mendampingi Prabowo menerima Ahok menjelaskan, Prabowo langsung mengajak Ahok dan keluarga untuk mengambil santap siang yang sudah disediakan.
“Pak Prabowo secara khusus memilih sendiri menu untuk makan siang bersama Ahok,” jelas Sudaryono.
Setelah makan siang, Ahok ngopi santai bersama Prabowo dan membincangkan berbagai isu terkini. Diantaranya, Ahok menyampaikan jika rakyat memberikan mandat kepada Prabowo untuk memimpin sebagai Presiden RI ketujuh.
“‘Presiden Prabowo’ harus berani mewajibkan e-budgeting untuk semua pemerintahan kabupaten, kota dan provinsi. Jika diterapkan dengan sungguh-sungguh, dengan e-budgeting bisa kita pangkas habis celah untuk korupsi,” jelas Ahok.
Selain itu, Ahok juga menyampaikan beberapa usulan untuk semakin meningkatkan suara Partai Gerindra di Pemilu 2014.
“Saat kepercayaan saya akan partai politik sudah habis, eh ada partai yang beda sendiri, namanya Partai Gerindra. Satu-satunya partai yang tidak memungut uang untuk orang yang maju di pilkada. Inilah kekuatan Gerindra yang selalu saya sampaikan ke masyarakat. Inilah yang membuka jalan bagi pejuang politik jujur dan kapabel. Inilah yang semua kader Gerindra harus beritahu ke masyarakat,” ujar Ahok berapi-api.
Setelah berdiskusi selama hampir dua jam, Daud, anak bungsu Ahok yang sudah puas berkeliling rumah Prabowo meminta ayahnya untuk pulang. Sebelum pulang, Prabowo mengajak Ahok dan keluarga untuk mampir di perpustakaan pribadinya. Prabowo memberikan oleh-oleh medali kehormatan prajurit KOPASSUS kepada ketiga anak Ahok.
“Untuk Pak Ahok, saya kasih buku saya ya. Judulnya ‘Surat untuk Sahabat’. Pak Ahok kan sahabat saya. Semoga menginspirasi. Dijamin isinya bebas dari curhat,” ujar Prabowo sambil tersenyum.
Dalam kesempatan terpisah, istri Ahok, Veronita Tan, menilai Prabowo sebagai sosok yang sederhana, tak terlihat seperti pejabat.
“Kata istri saya, dia itu seperti orang biasa, tidak kelihatan seperti pejabat. Pak Prabowo itu orangnya tidak galak,” tutur Ahok di sela-sela makan siang kepada wartawan di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Jumat (21/3/2014).
Ahok menceritakan, kala itu Ahok dan keluarga diundang makan bersama Prabowo di kediamannya. “Waktu itu saya dan istri makan bersama Pak Prabowo di Hambalang. Kata istri saya setelah bertemu dengan Pak Prabowo ternyata baik ya,” tutupnya.
Ahok juga telah menegaskan dirinya berdiri di sisi Prabowo untuk Pilpres 2014. Sebagai kader Gerindra, Ahok mendukung Ketua Dewan Pembinanya itu terpilih di Pilpres 2014.
7. Selamat Natal Perdana
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto tak hadiri Natal di rumah Ahok. Prabowo justru orang yang pertama menyampaikan ucapan Selamat Natal.
“Kalau saya bikin open house sih pasti beliau datang. Ini kan dadakan, orang saya tahunya cuma Pak Jokowi aja yang datang, eh ternyata ada Bu Mega dan lainnya juga. Tadi aja bingung nih takut nggak cukup makanannya,” ujar Ahok di kediamannya, Kompleks Pantai Mutiara Blok J No 39, Pluit, Jakarta Utara, Rabu (25/12/2013) malam.
Namun demikian Ahok menuturkan bahwa Prabowo telah terlebih dahulu mengucapkan selamat merayakan Hari Natal. Menurutnya Prabowo pun sosok yang menghargai keberagaman.
“Udah dong, duluan beliau (Prabowo) malah ngucapinnya sebelum yang lain,” sebutnya.
Dalam pertemuan tersebut hadir sejumlah elite PDIP seperti Prananda Prabowo, Rieke Diah Pitaloka, Teten Masduki, Yudi Latief, dan Cornelia Agatha. Pertemuan berlangsung selama 3 jam secara tertutup. Apakah ada lobi politik?
“Politik? Enggaklah, orang bicara-bicara Natal biasa. Jangan semua-semua jadi dibawa politik, nggak ada abisnya kalau itu. Yang dateng itu teman-teman saya semua. Kayak Rieke, itu pas shooting ‘Laskar Pelangi’kan nginepnya di rumah saya di Belitong,” pungkasnya.
8. Prabowo ‘Melamar’ Ahok
Prabowo sedang mencari figur yang pas memimpin Jakarta. Dia pun mendapat rekomendasi dari stafnya untuk memanggil Ahok yang kala itu masih menjadi Bupati Belitung Timur.
“Katanya ‘pak ini ada yang bagus, dia bupati di Belitung Timur’. Maling nggak? ‘nggak pak nggak maling’. Bagus. panggil dia,” demikian kata Prabowo menirukan kembali perbincangannya dengan sang staf.
Sang staf melanjutkan.”‘Tapi ada masalah pak’. Apa masalahnya? ‘Dia Cina pak’. ‘Tapi dia bupati di Belitung Timur, dia masyarakatnya 90 persen Islam’. Oh bagus dong.’Tapi ada masalah kedua pak’. Apa lagi masalah keduanya? ‘Dia kristen’.
Mendengar penuturan stafnya itu, Prabowo pun mengambil sikap. Ia memutuskan untuk tetap memanggil Ahok untuk dicalonkan menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta.
“Logika saya, kita negara Pancasila. Kalau kita Bhinneka Tunggal Ika, kita harus berani. Coba panggil dia (Ahok) ketemu,” tukas Prabowo.
Di forum itu, Prabowo salah menyebut nama Ahok. “Akhirnya dia saya calonkan, saudara Basuki Cahyadi,” Ratusan orang di tempat itu pun berusaha mengoreksi ucapan anak begawan ekonomi Soemitro Djojohadikoesoemo itu.
Sadar dirinya salah menyebut nama Ahok, Prabowo pun berkelit. “Cahya? Ya pokoknya Ahok-lah,” Suara tawa disertai tepuk tangan riuh para tamu undangan pun pecah seketika.
Diceritakan Prabowo, ada cerita menarik saat dirinya pertama kali memanggil Ahok untuk menghadap. Katanya, suami dari Veronica itu sempat ketakutan.
“Agak lucu, setelah itu Ahok cerita ke teman-teman dan sampai ke telinga saya. ‘Waduh, aku dipanggil pak Prabowo takut juga’. Saya heran, kenapa takut kalau dipanggil Prabowo. Katanya (Ahok) takut dimintain uang,” kisah Prabowo. Tawa para tamu undangan pun lagi-lagi pecah.
Ditambahkan Prabowo, dirinya bersyukur Ahok kini bisa menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta. Ia pun menilai kinerja Ahok selama ini cukup baik.
“Dia (Ahok) lumayan sekarang berkarya sebagai Wakil Gubernur di DKI. Kalau gubernurnya ceritanya agak lain. Pada saat di tempat lain nanti saya cerita, soalnya banyak televisi,” celetuk Prabowo.
Sudah tepat dan sudah waktunya Ahok keluar dari Gerindra, tinggalkan saja lah !!!