4 Kata-kata Terakhir Kokpit yang Terekam Sebelum Kecelakaan Pesawat


Hilangnya pesawat komersial Malaysia Airlines (MAS) MH370 mengingatkan kita dengan beberapa kecelakan pesawat udara yang menghebohkan beberapa tahun lalu. Pada kecelakaan-kecelakaan pesawat sebelumnya, terungkap beberapa hasil rekaman kokpit sebelum pesawat tersebut terjatuh. Berikut beberapa rangkuman kata-kata terakhir kokpit sebelum pesawat terajatuh,  Sabtu (15/3/2014).

Damnt It, We’re Going to Crash it Can’t Be True

Perkataan itu terekam sebelum pesawat Air France jatuh di samudra Atlantik pada tahun 2009 lalu. Kecelakaan itu menyebabkan seluruh penumpang dengan jumlah dua ratusan  tewas di lautan yang luas tersebut.

Air France penerbangan 447 dari Rio de Janeiro menuju Paris hilang pada 2009, puing pesawat baru ditemukan lima hari kemudian dan dua tahun kemudian kotak hitam ditemukan di kedalaman 4.000 meter. Semua penumpang yang berjumlah 228 meninggal dunia.

Dalam rekaman black box yang didengarkan, suara terakhir pilot adalah “Damnt It, We’re Going to Crash it Can’t Be True.”

“Oh My God”

Kecelakaan Pesawat Cina Airlines 676 yang terjatuh di Tayuan, Taoyuan disamping Bandara Udara Internasional Chiang Kai-Shek, Taiwan pada Senin 16 Februari 1998. Kecelakaan tersebut menewaskan 196 penumpang dan 9 orang di landasan.

Seperti yang dilansir CNN.com saat itu, awalnya pesawat terbang dari Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Indonesia menuju Bandara Internasional Chiang Kai-Shek, Taiwan. Cuaca di Bandara Internasional Chiang Kai-Shek saat itu hujan saat pesawat ingin mendekati landasan udara. Saat itu pilot pesawat melesat tidak mendarat dengan sempurna dan autopilot terlepas dan membuat pesawat menggunakan cara manual. Tetapi tenaga jet pesawat sudah melemah dan akhirnya membentur tanah dan terbakar.

Dalam rekaman kokpit yang diterima terdengar suara pilot mengatakan “Oh My God” berulang kali.

 

“Aaaa..Alahu Akbar”

Teriakan ‘Aaaa..Alahu Akbar’ merupakan kata-kata terakhir kokpit yang terdengar dari pesawat Garuda Indonesia GA 152 sebelum terjatuh di desa Buah Nabar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia (sekitar 32 km dari bandara dan 45 km dari kota Medan) saat hendak mendarat di Bandara Polonia Medan pada 26 September 1997.

Kecelakaan ini menewaskan seluruh penumpangnya yang berjumlah 222 orang dan 12 awak dan hingga kini merupakan kecelakaan pesawat terbesar dalam sejarah Indonesia. Pesawat jenis Airbus A300-B4 tersebut sedang dalam perjalanan dari Jakarta ke Medan dan telah bersiap untuk mendarat. Tapi saat itu tiba-tiba menara pengawas Bandara Polonia kehilangan hubungan dengan pesawat sekitar pukul 13.30 WIB.

Saat terjadinya peristiwa tersebut, kota Medan sedang diselimuti asap tebal dari kebakaran hutan. Ketebalan asap menyebabkan jangkauan pandang pilot sangat terbatas dan cuma mengandalkan tuntunan dari menara kontrol Polonia, namun kesalahmengertian komunikasi antara menara kontrol dengan pilot menyebabkan pesawat mengambil arah yang salah dan menabrak tebing gunung. Pesawat tersebut meledak dan terbakar, menewaskan seluruh penumpang dan awaknya.

Dari seluruh korban tewas, ada 44 mayat korban yang tidak bisa dikenali yang selanjutnya dimakamkan di Monumen Membramo, Medan. Di antara korban jiwa, selain warga Indonesia, tercatat pula penumpang berkewarganegaraan Amerika Serikat, Belanda dan Jepang.

“We are afraid there are no survivors,” kata salah satu petugas seperti yang dikutip CNN.com pada saat itu.

“What the hell are we into (inaudible)?, We’re stuck in it”

America airlines 587 yang biasa menerbangkan penumpang dari Bandara Internasional John F. Kennedy di New York menuju Bandara Udara Internasional Santo Domingo Las  Americas Replubik Dominika terjatuh di Belle Harbor di Queens, New York setelah lepas landai pada 12 November 2001. Sebanyak 260 orang meninggal di dalam pesawat dan 5 orang di daratan.

Kejadian ini merupakan kejadian kedua kecelakaan melibatkan Airbus A300 setelah kecelakaan Iran Air 655 dan kecelakaan pesawat paling mematikan kedua yang terjadi di Amerika Serikat.

Dalam rekaman suara terakhir di dalam kokpit sebelum pesawat terjatuh terdengar co-pilot Sten Molin mengatakan bahwa ada gangguan saat pendakian. “Hang onto it, hang onto it,” kata kapten Edward

“Let’s go for power, please,” jawab Molin. Setelah itu penyidik mendengar suara pesawat jatuh. Dan terdengar deru air dan alarm di dalam kokpit.

“What the hell are we into (inaudible)?, We’re stuck in it.” ujar Molin.

 

 

 

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

5 thoughts on “4 Kata-kata Terakhir Kokpit yang Terekam Sebelum Kecelakaan Pesawat

  1. james
    March 15, 2014 at 8:20 pm

    kata-kata terakhir dari Pilot Malysian Airlines tidak terjadi, maka kesimpulan Dibajak Teroris semakin tebal

  2. dewi
    January 15, 2015 at 4:44 am

    Kdg pemerintah takut basmi tuh teroris
    ayo dunia hrs bersatu basmi teroris

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *