Superiman masih relevan walaupun presiden berganti


Superiman masih relevan walaupun presiden berganti

dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 8 Agustus 2021/Indonesia Media – Pengusaha Bambang Sungkono menilai gerakan Solidaritas Umat Peduli Modal Nasional (Superiman) masih sangat relevan dan tak lekang oleh waktu, dimana setiap warga negara harus menjaga Bangsa Indonesia yang besar. “Perlu kelanjutan program dan gerakan (Superiman) ini setelah sempat vacuum selama 18 tahun. Gerakan ini masih relevan walaupun presiden berganti sampai ke-100,” kata Bambang Sungkono yang akrab disapa ‘Akwet’.

Kendatipun demikian, Akwet tidak memungkiri bahwa pengaktifan kembali Superiman tidak lepas dari Akidi Effect. Sebagaimana Kapolda Sumatera Selatan (Sumsel) Irjen Eko Indra Heri sempat akan mendapat bantuan dari anak Akidi Tio, Heriyanti, dengan nilai Rp 2 triliun untuk penanganan Covid-19 di Sumsel. Namun, sumbangan yang dijanjikan tersebut hingga kini belum juga cair. Sebagai gantinya, Kapolda menerima bantuan dari paguyuban Masyarakat Tionghoa Palembang senilai Rp 2 miliar untuk penanganan pandemi Covid-19 di Sumsel.  Baginya, sumbangan Rp 2 miliar adalah hikmah di balik kejadian Akidi Tio. “Terlepas pro dan kontra sumbangan Akidi, kami tidak ada niat ungkit-ungkit masa lalu. Gerakan ini kan menghimpun dana dari warga negara, terutama Tionghoa. Gerakan ini bukan sumbangan, tapi penghimpunan dana abadi. Kalaupun presiden sudah berganti sampai yang ke-100, uangnya tetap ada. Karena itu bukan uang sumbangan, tapi pemerintah bisa meminjam,” kata pengusaha otomotif ini.

Selain, Superiman dengan mengajak peran serta Rakyat sendiri, (rakyat) yang memegang langsung dana tersebut. Pengawasan oleh aparat, terutama yang berhubungan dengan institusi keuangan. Setiap warga negara, terutama Tionghoa harus menyadari bahwa kebersamaan dan pembauran melalui gerakan Superiman bisa mencegah peristiwa seperti Kerusuhan Mei 1998. “Saatnya, ketika Bangsa dan Negara butuh kita, badan masih sehat, tenaga dan pemikiran diperlukan, apa salahnya melakukan sesuatu yang real untuk Bangsa dan Negara. Saya sudah berumur 80 tahun, tetap dengan semangat yang sama ketika gerakan Superiman diluncurkan (tahun 2003). Sudah 18 tahun berlalu, semangat harus tetap ada,” tegas Akwet. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *