Satu Terduga Teroris yang Dibekuk di Bekasi Dikenal Sebagai Dosen dan Dipanggil Ustaz


Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri membekuk tiga terduga teroris kelompok Jamaah Islamiyah di wilayah Bekasi, Jawa Barat,Selasa (16/11) pagi.

Ketiga terduga teroris itu, diantaranya Ketua Umum Partai Dakwah Rakyat Indonesia (PDRI) Ustaz Farid Okbah, serta dua orang lainnya yaitu Zain An-Najah (AZ) dan Anung Al-Hamat (AA) di kediamannya.

Penangkapan terduga teroris itu pun dibenarkan oleh Ketua RT 02/03 Jati Melati, Pondok Melati, Bekasi, Sidik Rustaman (52).

Dimana salah satu warga yang diamankan di kediaman di dekat wilayahnya itu bernama Anung.

Menurut Sidik, Anung memang sudah dikenal oleh masyarakat sekitar. Sebab Anung sudah cukup lama tinggal di kawasan tersebut. “Ia sudah cukup lama tinggal di sini, jadi sudah dikenal,” katanya.

Sidik menjelaskan sepengetahuanya AA berprofesi sebagai Dosen.

“Kenal. Saya taunya tu dia dosen, kalo dosen mana saya ga tau persis,” kata Sidik saat ditemui Tribunbekasi.com, Selasa (16/11/2021).

Dalam kesehariannya Anung cukup akrab dan dikenal baik oleh warga sekitar.

Kendati demikian banyak warga sekitar yang enggan berkomentar mengenai penangkapan yang dilakukan oleh Densus 88 pada Selasa (16/11) pagi itu.

“Kesehariannya baik lah, sama orang-orang, ke masyarakat juga baik. Saya juga tahunya kalo di sini dipanggilnya ustaz,” ujarnya.

Terkait penangkapan itu, Sidik mengaku didatangi kurang lebih sebanyak 10 orang untuk diminta menjadi saksi untuk dilakukan pengeledahan.

Namun saat itu ia tidak tahu rumah yang di maksud tersebut, sebab rumah yang akan digeledah itu ternyata tidak berada di wilayahnya.

“Kita ga tau tiba-tiba tadi pagi-pagi ada petugas dari kepolisian kali ya. Terus bilang izin ke saya pak RT mau ada penangkapan lalu saya pun ikut ke sana. Tapi itu wilayah bukan RT saya, itu wilayah RT 01 tepatnya perbatasan RT 01,” katanya.

Diakui Sidik, ia sendiri memang hanya mengantarkan dan menjadi saksi terkait penangkapan salah satu warganya itu. Saat penangkapan petugas mengenakan seragam preman.

“Kalau yang dibawa, saya lihat sih ada buku-buku, sisanya gak tahu ya, karena ga boleh dokumentasi, dibawa dengan dua plastik dijinjing,” ucapnya. (WK / IM )

 

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *