Presiden, Tirulah Gus Dur


Setelah mendapat sejumlah kritik dan keluhan akibat seringnya iring-iringan pengawalannya memacetkan lalu lintas jalan raya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono disarankan mengikuti apa yang dilakukan pendahulunya, yakni Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Karena rumah pribadinya berada di pinggiran Jakarta, Gus Dur memutuskan tinggal di Istana.

Dengan cara itu, “Diharapkan mobilitas Presiden tidak mengganggu kepentingan publik,” kata Wakil Ketua Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat Tb. Hasanuddin, Senin (19/7).

Mantan anggota pasukan pengawal presiden dan sekretaris militer presiden di masa Presiden Megawati Soekarnoputri ini mengatakan, dari lima presiden yang pernah ia kawal, hanya Gus Dur dan Yudhoyono yang rumah pribadinya jauh dari pusat pemerintahan.

Rumah Gus Dur ada di Ciganjur, Jakarta Selatan, sementara Yudhoyono tinggal di Cikeas, Bogor. “Gus Dur menganggap, kalau bolak-balik Ciganjur-Istana, akan menutup banyak jalan dan membuat banyak orang susah,” ujar Hasanuddin.

Presiden pertama, Soekarno, pun nyaris tak pernah tinggal di luar Istana. Sedangkan Soeharto tinggal di Jalan Cendana, Jakarta Pusat; B.J. Habibie di Patra Kuningan; dan Megawati di Jalan Teuku Umar.

Hasanuddin, yang juga sempat menjadi bagian dari pengawal Yudhoyono, mengakui bahwa, pada awal kepemimpinannya, Yudhoyono berjanji untuk tinggal di Istana. “Dulu dua pekan sekali balik ke Cikeas,” katanya. Tapi, belakangan, hampir tiap hari Presiden pulang ke kediaman pribadi.

Meski begitu, Hasanuddin menegaskan bahwa prosedur pengawalan seperti yang diberikan kepada Yudhoyono sebenarnya merupakan hal yang wajar. “Itu protokol internasional, begitu juga untuk kepala negara lain,” katanya. Tapi ia meminta agar tata cara pengawalan tidak dilakukan berlebihan. “Jangan overacting.”

Sebelumnya, protes terhadap pengawalan itu disampaikan sejumlah warga di sekitar kediaman Presiden di Cikeas dan Cibubur. Bahkan ada seorang warga yang mengirim surat pembaca karena merasa diintimidasi oleh pasukan pengawal.

Menanggapi saran dan kritik itu, juru bicara kepresidenan Julian Aldrin Pasha menyatakan, saat ini tim gabungan sedang mengkaji ulang prosedur pengawalan untuk Presiden. Kemarin Yudhoyono bahkan berusaha berangkat lebih pagi menuju Istana untuk menghindari kemacetan. “Presiden tadi pagi berangkat jam 5 subuh dari Cikeas. Tiba di Istana sekitar jam 6 kurang,” kata Julian.

Adapun soal petugas yang diduga melakukan intimidasi, kasusnya sedang diselidiki. “Sedang diinvestigasi saat ini,” katanya. Presiden juga mempertimbangkan untuk menggunakan fasilitas helikopter seperti banyak diusulkan.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *