Potensi Peternakan Ayam Kampung sampai Rp 70 triliun/tahun


Potensi Peternakan Ayam Kampung sampai Rp 70 triliun/tahun

dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 27 Juni 2021/Indonesia Media – Potensi peternakan ayam kampung diperkirakan mencapai angka Rp 70 triliun per tahun, sehingga Koperasi akan mengupayakan penetasan telurnya bisa sampai 200 butir per tahun. Pertumbuhan ayam KUB atau Kampung Unggul Balitbangtan (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian) Kementerian Pertanian (Kementan) cepat, termasuk produksi telur hasil penetasan naik dua kali lipat. “Biasanya ayam kampung bertelur, (jumlah) di bawah 100 butir per tahun. Tapi yang ini, bisa sampai 200 butir, bahkan lebih,” Sekretaris Koperasi Peternak Ayam KUB (Kopakub) Evi Ayunita mengatakan kepada Redaksi.

Sebelumnya, 639 peternak dari 400-an kabupaten/kota di Indonesia ikrar bersatu dalam Kopakub sejak akhir Mei 2021 lalu. Para peternak meyakini potensi peternakan ayam kampung bisa mencapai angka Rp 70 triliun per tahun. Koperasi memang baru dibentuk pada akhir Mei 2021 lalu namun antusiasme para peternak dari seluruh Indonesia sudah kentara. Para peternak melihat permasalahan yang sama yakni kesulitan mendapatkan Day Old Chicken (DOC), pakan serta penjualan pasca panen.  “Ayam KUB 1 (satu) dan 2 (dua) sudah di launch oleh pak Airlangga (Menko Perekonomian Airlangga Hartarto). Peternak yang sudah berhasil menternak KUB 1, mereka pasti sudah paham karakteristik perunggasan. Sehingga mereka akan terarah menjadi pedaging, petelur. Koperasi juga bantu menyerahkan 100-200 ekor DOC kepada anggota,” kata Evi Ayunita.

KUB diharapkan bisa menjadi ujung tombak perekonomian keluarga di berbagai daerah di Indonesia. Pencapaian bobotnya, dulunya memakan waktu 9 – 10 minggu hingga menjadi pedaging. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Balitbangtan di 34 provinsi juga memiliki unit-unit pengelola benih untuk tangani Parents stock atau jenis ayam yang dipelihara untuk menghasilkan Final stock. Final stock adalah ayam yang dipelihara khusus dengan tujuan untuk menghasilkan telur melalui berbagai persilangan dan seleksi. “Kalau benih dari Balitbang, mahal ongkos kirimnya. Sehingga benih diberikan BPTP kepada kelompok peternak di setiap provinsi, lalu diberikan ke Kopagub. Kopagub akan menyelesaikan, siapa yang akan menerima indukan,” kata Evi Ayunita. (sl/IM)

 

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *