Pelabuhan Muara Baru dulu dan sekarang, suasana asri sampai banjir rob


Pelabuhan Muara Baru dulu dan sekarang, suasana asri sampai banjir rob

 dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 19 Desember 2021/Indonesia Media – Kegiatan usaha di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman, Muara Baru Jakarta Utara masih terus berlangsung dan hampir tidak terkena dampak pandemic virus sejak Maret 2020 sampai sekarang. Usaha perikanan di PPS sejak dibuka sekitar tahun 1990 terintegrasi sehingga semua sektor menjadi efisien, berkualitas dan berproses dengan cepat. “Saya masuk Muara Baru tahun 1988. Pelabuhan masih sangat asri, nyaman dan kami betah berusaha. Hanya ada kapal tuna pada saat itu, dan saya adalah pengusaha bengkel bubut,” salah satu stakeholder PPS Suhari (Su Jian Hu) mengatakan kepada Redaksi.

Seiring waktu berjalan, terutama kurun waktu 10 tahun belakangan ini, PPS terus digenangi banjir rob. Bahkan kalau hujan, areal pelabuhan juga banjir karena drainase dari berbagai bangunan tersumbat. Septic tank dulunya di lahan hijau depan gedung Muara Baru Center (MBC). Tetapi sekarang lahan hijau berubah menjadi cold storage (CS). “Otomatis septic tank yang ada tertutup. Akibatnya, saluran WC mampet. Panel listrik amburadul karena banyak warung-warung berdiri. Ini sangat bahaya,” kata pemilik usaha spare parts hydraulic kapal.

Yang lebih parah, ada oknum memanfaatkan WC atau toilet sebagai ruang usaha. Hal ini terendus ada ‘permainan’ antara Perum Perindo (Perikanan Indonesia/BUMN) dengan penyewa kios. Kedengaran memang sangat menggelitik, tapi fakta bahwa WC diubah menjadi gudang. Sejarah MBC sendiri, Koperasi pengelola PPS mengadakan serah terima kepada pelaku usaha, termasuk bengkel bubut milik Suhari. Serah terima (kios usaha di MBC) tahun 2003. MBC terdiri dari Blok A tiga lantai, dan Blok B dua lantai. Kondisi gedung MBC masih sangat bagus sehingga pelaku usaha betah bekerja dari pagi sampai sore. “Pada saat itu, saya masuk ke Pelabuhan seperti masuk hutan dengan pohon-pohon yang besar. Suasana asri, ditambah lagi semilir angin laut. Tapi sejak Perum Perindo ambil alih dari Koperasi, kinerja semakin bobrok. Terutama sarpras (sarana prasarana), fasilitas umum yang semakin tidak terurus. Setiap bulan, kami dikutip iuran untuk maintenance (perawatan), tapi Pelabuhan terus banjir. Jalan di dalam pelabuhan hampir seluruhnya amburadul. Sering ada kejadian, pekerja naik motor mengalami kecelakaan karena kondisi jalan yang hancur. Kondisi genangan air bekas banjir rob maupun hujan bercampur limbah yang bau dan kotor,” kata pengusaha kelahiran Bagan Siapiapi, 57 tahun yang lalu.

Pada awalnya PPS beroperasional, kapal-kapal ikan milik Taiwan masuk ke pelabuhan. Banyak pemain lokal berusaha belajar dari ABK kapal Taiwan, termasuk teknologi perkapalan. Hal yang sama dialami Suhari yang sempat berencana beli kapal dari Taiwan. Lalu setelah hitung-hitungan, ternyata harga kapal belum terjangkau. Waktu era keemasan kapal tuna mulai berkurang, sebagian pelaku usaha mengubah ke kapal cakalang, layang. waktu berubah ke kapal layang, untungnya gila-gilaan. Lalu, kapal layang berubah lagi ke kapal cumi, tapi kapal tuna sampai sekarang tetap ada. Kapal tuna untuk pasar ekspor ke Jepang berkurang. Kalau dulu semua tuna diekspor ke Jepang, belakangan ini dagingnya dipotong dan diekspor ke Amerika. Sebagian (tuna) dijual ke pasar lokal. Sehingga, sekarang harga ikan sudah bagus, tidak ekspor ke Jepang lagi. Kalau ekspor ke Jepang, kl mutu kurang bagus, harga anjlok. Jual di pasar lokal, harga bagus. (pelaku usaha/pemilik) Kapal ikan, dimana pun hasilnya memuaskan dan cuan (untung), mereka pasti beralih, tapi bukan berarti (usaha kapal sebelumnya) macet. “seiring dengan waktu, tepatnya tahun 1988, saya buka bengkel bubut, dan mulai fokus pada usaha kapal 10 tahun kemudian (tahun 1998). Usaha bengkel bubut sekarang dengan komputerisasi. Saya juga desain (manufacturing) power steering/hydraulic untuk kapal. Lalu saya menjual dan service kepada pelanggan. Semua kapal laut menggunakan power steering, saya menerapkan teknologi lokal, bukan luar negeri. Selama kapal baru masih ada, permintaan tetap ada,” kata Suhari. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

One thought on “Pelabuhan Muara Baru dulu dan sekarang, suasana asri sampai banjir rob

  1. M.Yusuf Ibrahim
    December 19, 2021 at 11:19 pm

    Mantap ….sejarah PPSNZJ dan PERUM PERINDO
    oleh senior dan sekaligus pengusaha Bengkel Bubut Muara Baru Center.
    Kita bersyukur dgn ada Media Khusus Pelabuhan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *