Pesona Atol dan 17 Gugus Terumbu Karang di Tanjung Karang, Donggala


Asyiknya Jelajahi Terumbu Kapal Perang

Tanjung Karang, seperti namanya, memang sarat terumbu karang. Bisa membayangkan melihat terumbu karang hanya satu meter dari bibir pantai? Itu, antara lain, yang ditawarkan wisata pantai Tanjung Karang.

Tanjung Karang berada di ujung Teluk Palu. Meski begitu, ia masuk wilayah Kota Donggala, ibu kota Kabupaten Donggala, kota pelabuhan tua sarat sejarah. Kota Donggala pernah menjadi ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) sebelum akhirnya pindah ke Kota Palu.

Tanjung Karang berjarak 40 kilometer dari Kota Palu. Akses ke kawasan wisata bahari andalan Kabupaten Donggala itu juga mudah karena ada jalan trans Sulawesi yang beraspal mulus.

Bagi wisatawan dari luar Palu, menemukan rental mobil ke Tanjung Karang juga tidak sulit. Hotel-hotel di Kota Palu umumnya menawarkan jasa tersebut. Tarifnya Rp 250 ribu hingga Rp 500 ribu per hari, bergantung pada kepintaran menawar.

Biasanya, pihak hotel menyarankan pengunjung minum obat antimabuk sebelum berangkat ke Tanjung Karang. Sebab, meski relatif dekat dan jalan mulus, rute Palu-Tanjung Karang dikenal berkelok-kelok. Namun, banyak juga yang yakin, pemandangan cantik di sepanjang perjalanan bisa menjadi obat antimabuk alamiah.

Begitu masuk kawasan wisata Tanjung Karang, hamparan pasir putih menyambut. Air laut sangat jernih dengan ombak yang tenang. Karena ombak yang tenang itu, Tanjung Karang tidak cocok untuk surfing.

Namun, areal itu menawarkan petualangan berbeda bagi yang suka diving atau snorkeling. Dengan airnya yang sangat jernih, Tanjung Karang dikenal sangat kaya terumbu karang. Hanya sekitar satu meter dari bibir pantai, gugusan terumbu karang sudah bisa dilihat.

Menurut Gunawan, guide diving di Dive Center, Prince John Dive Resort, ada 17 gugus terumbu karang di sana, tersebar dalam radius sekitar 20 kilometer. Di antara 17 gugus terumbu karang tersebut, 14 berada di kawasan Tanjung Karang. Tiga lainnya agak jauh di arah utara kawasan Tanjung Karang.

Yang paling dekat, lanjut Gunawan, adalah gugus terumbu karang yang dinamai House Reef. Gugusan terumbu karang ini bisa dinikmati hanya satu atau dua meter dari bibir pantai. Hanya dengan merogoh kocek Rp 10.000 untuk menyewa peralatan snorkel dari warga lokal, terumbu karang House Reef sudah bisa dinikmati.

Bila tidak mau repot, ada scuba diving, perahu yang dirancang khusus untuk melihat keindahan terumbu karang. Tarifnya Rp 50 ribu per rombongan. Rutenya meliputi Anchor Reef, Natural Reef, Green Wall, Irmis Block, Alex Point, dan Rocky Point. Jaraknya sekitar 500 meter. “Soal keindahan, turis asing yang saya dampingi diving umumnya bilang karang di sini lebih indah daripada di Bunaken,” aku Gunawan.

Mereka yang suka diving biasanya dibawa ke gugusan terumbu karang di kedalaman 40 meter. Yang diandalkan, antara lain, wrack, gugusan terumbu karang yang terbentuk dari reruntuhan kerangka kapal perang. Wrack tertelak sekitar dua kilometer arah selatan Tanjung Karang, ke arah Pelabuhan Donggala.

Reruntuhan kapal perang itu cukup populer di kalangan turis mancanegara. Namun, tidak banyak pengunjung lokal yang mengetahui keberadaan kerangka kapal perang yang kini menjadi rumah hewan laut tersebut.

Menurut Ungke, 54, staf Dive Center, kapal perang itu salah satu saksi pemberontakan Permesta pada 1958. Ada dua kapal, yakni Mutiara dan Giliraja. “Belum sempat sandar di Pelabuhan Donggala, dua kapal itu ditembaki Permesta hingga tenggelam,” kata Ungke.

Rute diving di Tanjung Karang juga melibatkan atol di Pusentasi atau Pusat Laut, kawasan wisata pantai yang berhadapan langsung dengan perairan Selat Makassar. Jarakya sekitar 11 kilometer dari Tanjung Karang. Pulau karang itu akan timbul di tengah laut sekitar pukul 16.00 dan bertahan hingga beberapa jam. Biasanya, turis asing mampir di sana setelah diving. Beristirahat di “pulau tiban” setelah lelah menyelam memang menawarkan sensasi petualangan yang tidak di sembarang tempat bisa dinikmati.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *