Pemulihan Pariwisata Batam, Bintan Diharapkan Efektif Juli Mendatang


Pemulihan Pariwisata Batam, Bintan Diharapkan Efektif Juli Mendatang

dilaporkan: Setiawan Liu

Tanjungpinang, 24 April 2021/Indonesia Media – Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) masih mendominasi peredaran uang keseluruhan yakni sekitar 80 persennya dibanding enam kabupaten/kota lainnya, kendatipun ekonomi (Batam) terkena dampak pandemi covid. Pemulihan ekonomi nasional untuk pariwisata Kepri khususnya Batam, Bintan sempat diwacanakan dengan strategi travel bubble Indonesia – Singapura. Strategi bubble yakni kolaborasi dua negara mengontrol virus corona melalui gelembung atau koridor perjalanan. Sehingga penduduk yang tinggal di dalamnya bisa dengan mudah berjalan-jalan rekreasi, serta menghindari kewajiban karantina mandiri. “Tapi covid juga belum landai (menurun) dan (pemerintah) masih berharap strategi pemulihan dengan konsep bubble bisa efektif pada Juli 2021 mendatang. Dengan demikian, wisatawan asal Singapura kembali mengunjungi Batam, Bintan untuk wisata golf, kuliner ataupun pemandangan alam,” tokoh masyarakat Kepri, Hendry Frankim (Phan Tek Lie) di Tanjungpinang, Kepri mengatakan kepada Redaksi

 

Pariwisata di Nongsa Batam dan Bintan Lagoi di Kepri masih diyakini prospektif untuk kembali memutar roda perekonomian lebih cepat lagi. Kedua destinasi ini akan dijadikan zona travel corridor atau travel bubble di Kepri. Pembukaan ini merupakan bentuk finalisasi kebijakan terkait pelaksanaan travel corridor yang tengah dikebut pemerintah saat ini. Beriringan juga dengan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 massal. “Lagoi, Bintan, Nongsa sudah sangat dikenal. Bahkan beberapa tahun belakangan ini, turis-turis asal Tiongkok berkunjung ke Bintan.  Pelabuhan Sri Bintan Pura, Tanjungpinang Riau merupakan salah satu akses wisatawan Singapura, Malaysia ke Bintan, Tanjungpinang. Tapi karena covid, beberapa hotel tutup. Lapangan-lapangan golf di Lagoi, Bintan juga tutup. Padahal, lapangan golf tersebut (di Lagoi)) salah satu yang terbesar di Indonesia. Sehingga pemerintah pusat, pemerintah daerah yang lebih mengefektifkan strategi travel corridor,” kata Frankim (Phan Tek Lie) yang juga dikenal sebagai pebisnis, pengusaha properti Kepri.

Aset Kepri dengan fisik, kondisi geografis terlihat dari keindahan pantai, infrastruktur pariwisata dan lain sebagainya. Arsitek dan perencana kota Shenzhen juga sempat belajar dari Batam terutama konsep bonded zone atau penentuan wilayah pabean atau instansi yang mengawasi, memungut, serta mengurus bea cukai dengan adanya ketentuan khusus yang berlaku. Penerapan bonded zone di Batam pada tahun 1970 – 1980 an dibarengi dengan berdirinya industri manufacturing, pabrik-pabrik yang berorientasi ekspor. Selain, industri alat berat termasuk galangan kapal, operasional kapal (ferry, tug boats & barges, kapal pesiar) juga mulai tumbuh. Pemerintah Tiongkok pada tahun 1979 sempat mengirim tim ke Batam. Lalu tim tersebut tertarik dengan konsep bonded zone dan mempelajari lebih dalam untuk rencana pembangunan Shenzhen. “Tim Tiongkok membahas serta mengonsep badan otorita Batam. (hasil pembelajaran), ternyata perkembangan Shenzhen melesat. Shenzhen merupakan awal percepatan industrialisasi Tiongkok. Shenzhen dibangun berdekatan dengan Hongkong sehingga sangat strategis. Batam juga sebetulnya strategis karena berdekatan dengan Singapura, Malaysia. Shenzhen belajar dari Batam, tapi sekarang perkembangan Shenzhen jauh lebih hebat dibanding Batam,” kata Frankim kelahiran 62 tahun yang lalu.

Sebagaimana sektor pertanian sebagai solusi untuk keluar dari jerat masalah ekonomi karena pandemi, hal ini juga menjadi tantangan untuk pemerintah dan stakeholders pembangunan Batam. Karena masyarakat di Batam masih mengandalkan sayur-sayuran pasokan dari Sumatera dan Malaysia. “Di Kepri, tidak ada lahan sawah. Sejak dulu, masyarakat di Batam mengonsumsi beras Siam, dan beras dari Jawa. Pertanian Kepri masih terbatas karena kondisi geografisnya berupa bentangan sekitar 2000 pulau. Sehingga masyarakat lebih berorientasi pada usaha perikanan termasuk perikanan tangkap ketimbangan bercocok tanam (bertani). Buah-buahan termasuk durian Musangking juga dipasok dari Malaysia, Medan. Ada buah-buahan di Batam, tapi terbatas hanya jambu, mangga,” kata alumni Fakultas Teknik Mesin Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *