Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia cabang Canberra, Shohib Essir, melihat adanya tendensi calon presiden yang dalam sikap politiknya mengakomodasi purifikasi agama. Menurut dia, kebijakan pemurnian ajaran agama adalah bentuk kontraproduktif bagi keberagaman Indonesia.
“Ada celah terjadinya persekusi (penghambatan) terhadap minoritas,” kata Shohib melalui pesan singkatnya pada Ahad, 18 Mei 2014.
Dia menjelaskna, dalam diskusi Jumat lalu, mahasiswa Indonesia dan luar negeri tersebut melontarkan kekhawatiran andai Prabowo Subianto terpilih dalam pemilu presiden mendatang. Aan Suryana, yang membahas disertasinya berjudul “Kekerasan Negara terhadap Minoritas (Syiah dan Ahmadiyah)”, melihat manifesto Partai Gerindra menjadikan penganut di luar agameperti Ahmadiyah dan Syiah, kian rentan.
“Apalagi, dalam koalisi, Prabowo berdampingan dengan kelompok Islamis,” kata Aan. Akibatnya, kata dia, jika jadi presiden, Prabowo lebih mudah terpengaruh membuat kebijakan destruktif.
Adanya desentralisasi, ujar dia, akan membuat kewenangan presiden menjadi berkurang. Presiden, dia melanjutkan, tidak memiliki kekuatan memaksa pemerintah daerah untuk tidak mengintimidasi penganut Ahmadiyah dan Syiah di daerah tertentu.
sangat besar resikonya kalau si Wowo jadi Presiden…..maka pilih lah Jokowi 4 RI – 1 …..
james, lu lagian udah jadi warga negara amrik sana. Lu udah ngga boleh nyoblos lagi sebab bukan WNI. Sebaiknya elu diam aja nuggu 2016 pilpres AS.
gak usah di omongin juga guwa gak bakal Nyoblos, emoh alias Ogah Nyoblos gak ada gunanya [pasti pada licik juga sih, gak pernah ada Kejujuran di Indo sih…..he he tapi gw masih punya Surat Warga Negara Indo nih ….