Opini; Krisis Komitmen Di Negeri Impian


Indonesia adalah negeri impian. Tanahnya subur, kaya akan sumber

daya alam, dengan beragam flora dan fauna, serta bentangan laut yang luas

beserta isinya sebagai pemersatu gugusan pulau-pulaunya. Sudah 68 tahun sejak

proklamasi kemerdekaan negeri ini dikumandangkan, berbagai pemimpin dari

beragam latar belakang telah memimpin negeri ini, berbagai sistem pemerintahan

telah digunakan namun masih belum cukup membuat setiap rakyat yang bernaung

di dalamnya mengenyam kesejahteraan. Bahkan negeri ini masih terus saja

berbenah dan mengevaluasi dirinya menuju bangsa yang lebih makmur dan

berdaulat yang entah sampai kapan akan terus jalan ditempat. Namun, dibalik hal-
hal yang memprihatinkan tersebut ada satu hal yang terus berkembang, yakni

pemuda yang tak henti mencetak prestasi.

Setiap tahun anak muda Indonesia dari berbagai SMA di negeri ini silih

berganti menyumbang medali olimpiade sains tingkat international. Setiap tahun

mahasiswa dari berbagai universitas di negeri ini berkompetisi ditanah orang lalu

membawa pulang senyum kemenangan, dan setiap tahun pula ribuan program

kreativitas mahasiswa (PKM) didanai oleh Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti)

Kemendikbud yang menyimpan ide-ide kreatif dari anak bangsa negeri ini untuk

kejayaan tanah air yang dicintainya. Hal diatas sudah cukup menjadi bukti bahwa

dibalik keterpurukannya bangsa ini tidak pernah berhenti berjuang dan kekurangan

ide kreatif untuk membangun negerinya melalui garuda-garuda muda.

Pertanyaan besarnya adalah apa yang kurang? Jawabannya adalah

komitmen. Negeri ini masih kekurangan komitmen untuk konsisten untuk

membangun negerinya. Pemerintah saat ini masih belum berani untuk menjadikan

ide-ide kreatif anak bangsa tersebut sebagai aternatif peningkatan kesejahteraan.

Oleh karena itu berbagai ide kreatif anak bangsa lebih banyak hadir dalam sebuah

gerakan yang sifatnya bottom-up, bukan gerakan top-down. Gerakan anak bangsa

untuk mewujudkan ide ini hadir secara bergerilya dan tidak sedikit gerakan

implementasi ide kreatif yang bersifat bottom-up berakhir di tengah jalan karena

ulah oknum-oknum politisi korup yang sibuk memikirkan perutnya sendiri yang

membentengi dirinya di bangku pemerintahan.

Dengan demikian, sudah saatnya pemerintah membuka mata dan terbangun

dari mimpi indahnya dengan meningkatkan komitmennya secara bertahap.

Dimulai dengan memberikan akses yang lebih besar untuk gerakan-gerakan anak

muda yang berlandaskan ide kreatif untuk berjalan beriringan dengan program

kerja kementrian dan lembaga. Serta memasukkan ide-ide yang out of the box/

not bussiness as ussual kedalam sebuah formula rancangan kebijakan jangka

menengah maupun jangka panjang. Sehingga diharapkan, ide-ide kreatif tersebut

tidak hanya hadir sebagai wacana dan omong kosong belaka yang menghiasi

kehidupan anak bangsa dan kandas ditengah jalan atau bahkan menyeberang

ke negeri orang akibat tidak dihargai di negerinya sendiri, namun ide-ide tersebut

diharapkan menjadi bentuk kontribusi generasi muda penerus bangsa ini untuk

peningkatan pembangunan bangsa Indonesia guna mewujudkan cita-cita bangsa

sebagai negara besar yang sejahtera.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

3 thoughts on “Opini; Krisis Komitmen Di Negeri Impian

  1. James
    February 21, 2014 at 6:48 pm

    Sudah 68 Tahun dari Proklamasi Kemerdekaan, sudah sejak 68 tahun juga Korupsi di Mulai, Kemajuan Indonesia

  2. pengamat
    February 22, 2014 at 9:16 am

    Korupsi ada dimanapun diseluruh dunia. Pemberantasan korupsi harus didukung dengan aturan yang jelas dan sangsi tegas buat pelakunya. Untuk ukuran regional ASEAN, kita bukan yang terbawah dalam index korupsi.

  3. James
    February 22, 2014 at 9:30 pm

    memang Korupsi ada dimanapun hanya Bedanya adalah Hukumannya, ketahuan Korupsi langsung Di Tangkap dan Di Hukum Berat bahkan di Hukum Mati/Gantung maupun Tembak seperti di China sono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *