Laporan wartawan Tribunnews.com, Vanroy Pakpahan dan Rachmat Hidayat
JAKARTA –Â Tersangka kasus suap Sesmenpora M Nazaruddin terus menuduh-nuduh. Suami Neneng Sri Wahyuni itu mengungkap, Ketua Umum partai Demokrat Anas Urbaningrum telah menyiapkan uang sebesar Rp 600 miliar untuk operasional menggulingkan SBY dan putranya Ibas dari jabatan mereka di Demokrat jika Presiden RI itu, beserta anggota Dewan Kehormatan (DK) lainnya menggelar konggres luar biasa (KLB) untuk memakzulkannya dari tampuk tertinggi Partai.
“Uang Anas Rp 600 milyar itu dari banyak proyek, proyek di Kemenpora, proyek di PLN. Ada pembangkit di Kaltim (Kalimantan Timur) yang dimenangkan oleh PT Adi Karya dan pembangkit yang di Kaltim yang dimenangkan oleh PT Rekin (Rekayasa Industri),” ujarnya melalui BlackBerry Messenger (BBM) kepada Tribun
Anas, kata Nazaruddin, bahkan sudah menggalang dukungan dari DPC-DPC partai Demokrat untuk memuluskan rencananya itu. DPC-DPC itu sudah diminta untuk selalu siap kapanpun mereka dibutuhkan.
Lalu bagaimana cara kerja Anas menghimpun pundi-pundi harta hingga sebanyak itu? Nazaruddin punya jawabannya.
“Semua rekanan kasih komitmennya ke Wila dan Hilal. Baru uang di serahkan ke Neneng. Satu proyek setor ke Anas saja 5 persen. Pengusaha yang pegang dana tersebut semua Mafud namanya, orang Anas,” kata Nazaruddin.
Siapa sosok Mafud? Nazaruddin menyebutnya sebagai pengusaha yang memiliki kuasa untuk mengatur BUMN. Mafud, kata Nazaruddin, tak ubahnya bak “bendahara” Anas.
Melalui Mafud, misalnya, uang Rp 5 miliar dari proyek Ambalang senilai Rp 1,2 trilun, diduga mengalir ke Andi Mallarangeng. Anas sendiri, sebut Nazaruddin, mendapat rp 50 miliar dari proyek itu.
“Untuk proyek Ambalang Rp 1,2 triliun, dana yang sudah di alokasikan Rp 100 miliar. Dengan rincian, ke DPR lebih kurang Rp 25 milyar, ke Andi Rp 5 milyar, lewat pengusaha teman Anas namanya Mahfud,” ujarnya.
“Rp 50 milyar untuk pemenangan Anas waktu kongres dan ke tim konsultan Anas untuk calon Presiden, Ifang konsultan Rp 20 milyar. Ini fakta benar. Tetapi saya yakin KPK tidak berani menindaklanjuti masalah ini karena sudah ada pertemuan pimpinan KPK dengan Pimpinan demokrat supaya kasus ini jangan dikembangkan lagi. Hanya di habiskan sampai di Nazaruddin,” imbuhnya.
Ketua Departemen Komunikasi dan informatika DPP Partai Demokrat Ruhut Sitompul membantah tudingan M Nazaruddin jika Ketua umum partai penguasa itu telah menyiapkan dana hingga Rp 600 miliar.
“Nggak ada itu,” ujarnya kepada Tribun, Minggu (10/7). Lebih lanjut Ruhut justru menyebut siapapun yang mempercayai “nyanyian” Nazaruddin itu sebagai orang bodoh. “Hanya orang goblok yang masih percaya,” tuturnya.
Nazaruddin sendiri, dianggap Ruhut tak lebih sebagai pengkhianat. Sikap suami Neneng Sri Wahyuni yang terus menerus melemparkan bola panas namun disisi lain enggan gentlemen memenuhi panggilan KPK, menjadi alasan Ruhut berani menyebut Nazaruddin sebagai pengkhianat.
Sementara itu, Anas yang coba dikonfirmasi perihal tudingan ini, tak dapat dihubungi lantaran ponselnya dalam keadaan non aktif. Hal yang sama juga terjadi pada ponsel Wasekjen Partai Demokrat Saan Mustafa.