MISA PERSPEKTIF INDONESIA DI RELIGIOUS EDUCATION CONGRESS 2010


Religious Education Congress adalah sebuah kegiatan pendalaman spiritual yang diadakan setiap tahun oleh Gereja Katolik Keuskupan Agung Los Angeles selama 3 hari pada masa Prapaskah, yang biasanya diadakan pada week end, Jumat sampai Minggu. REC pertama kali diadakan pada tahun 1956 untuk para guru agama atau para Katekis Katolik yang ketika itu dihadiri oleh 500 orang. Tahun 1967 program ini dibuat menjadi 3 hari pertemuan. Lebih lengkapnya 4 hari jika dihitung Youth Day yang diadakan pada hari Kamis sebelum Konggres. Sejak beberapa tahun

Konjen KJRI Pak Sonny didepan Booth Indonesia - Paling kiri adalah Maria Khoe - penulis

terakhir ini REC dihadiri oleh sekitar 40 ribu orang terutama berasal dari paroki-paroki yang tercakup dalam Keuskupan Agung Los Angeles, namun juga datang dari banyak tempat di Amerika dan bahkan dari berbagai negara lain.

REC tahun ini diadakan dari tg. 19 s/d 21 Maret 2010 di Convention Center di Anaheim. Acara pembukaan dikemas dalam rangkaian Ibadat Sabda pada hari Jumat 19 Maret pkl 8.30 a.m. dipimpin oleh Kardinal Roger Mahony bersama ketua penyelenggara Sr. Edith Prendergast, yang menjabat Direktur Kantor Pendidikan Agama di Keuskupan Los Angeles. Acara pembukaan ini dimeriahkan oleh penampilan grup penabuh genderang dari Vietnam.  Koor REC yang dipimpin oleh John Flaherty mewarnai suasana gembira di acara pembukaan REC ini.  Beberapa pemusik dan komposer lagu-lagu liturgi, seperti David Haas, Jesse Manibusan, ValLimar Janssen, ikut memeriahkan acara pembukaan REC ini. Tahun ini tema REC adalah “Incredible Abundance” — kelimpahan yang menakjubkan.  Dalam kata sambutannya, Sr. Edith Prendergast mengatakan bahwa tema ini pada intinya berbicara mengenai rahmat Tuhan yang melimpah lewat cinta dan pengampunanNya.

Workshop Pendalaman Iman dan Teologi. – Kegiatan kongress yang paling pokok adalah berupa pengajaran agama untuk pendalaman iman dan teologi. Kepada sekitar 40.000 peserta kongress dari aneka suku bangsa ini ditawarkan topik-topik pembahasan lebih dari 280 workshops yang meliputi cakupan mulai bidang Spiritualitas, musik dan perkembangan kepribadian sampai kepada KitabSuci, Litugi Gereja dan Katekese. Demikian pula warga dari Komunitas Katolik Indonesia di Keuskupan Los Angeles (IC-ADLA) ikut mengambil kelas-kelas yang ditawarkan di dalam REC ini. Workshop diselenggarakan menurut kelas-kelas yang setiap harinya dibagi dalam 3 periode, per periode berlangsung selama 1 ½ jam.

Periode pertama dimulai pukul 10:00 pagi, kedua pukul  1:00 siang dan periode terakhir dimulai

Arakan persembahan

jam 3:00 siang. Dirasakan oleh banyak orang manfaat yang sangat besar bagi meningkatnya pengetahuan iman serta penghayatan pribadi setelah mengikuti kelas-kelas workshop ini. Hal ini sangat logis terutama karena kelas-kelas workshop ini diampu oleh para ahli di bidangnya masing-masing yang berasal dari profesor-profesor universitas ternama dan juga para ahli yang menguasai bidangnya masing-masing.

Disamping mengikuti workshop para peserta juga disuguhi pameran dan penjualan buku-buku serta barang-barang rohani (devotionalia) dari sedemikian banyak stands penerbit, toko buku dan produk barang-barang rohani dari seluruh Amerika. Selain itu ada pula pameran booth multikultural yang berasal dari berbagai latar belakang ethnik. Pada tahun ini Komunitas Indonesia mengambil peran dalam REC dengan menampilkan Booth dan penyelenggaraan Misa REC dengan Ketua Panitia Bapak Andi Lamendola. Booth yang ditampilkan oleh Komunitas Indonesia mengambil tema “Gereja-gereja Katolik di Indonesia”.

Tema ini menggambarkan bagaimana gereja-gereja di Indonesia mengangkat budaya setempat yang dengan terang iman dan Kitabsuci dijadikan sarana perwujudan penghayatan iman kepada Allah. Inilah yang disebut Inkulturasi.   Seperti contohnya gereja Ganjuran di Bantul dan di banyak tempat lain, misa kudus diiringi dengan musik gamelan dan para petugasnya menggunakan busana tradisional. Altar dan gedung gerejanya pun mengikuti corak tradisionil bangunan setempat, seperti misalnya di Palasari, Bali.  Beberapa foto gereja di Indonesia ditampilkan di booth ini yang menampilkan corak hiasan budaya Jawa. Kekhasan lain ditampilkan mewarnai booth adalah karangan janur, buah dan bunga yang dibuat seperti hiasan pengantin kembang mayang yang sangat cantik buah karya dari keluarga Lydia Sarwono dan Pak Hanny Pranoto.

Misa Perspektif Indonesia – Acara yang paling penting bagi komunitas Indonesia di REC ini adalah Misa Perspektif Indonesia yang diadakan pada hari Sabtu, 20 Maret pada pkl. 5.15 p.m. Selama konggres berlangsung setiap hari diadakan Misa di beberapa ruangan dengan masing-masing mempergunakan perspektif budaya dari berbagai ethnik yang bergabung dalam Gereja Keuskupan Agung Los Angeles. Tidak ketinggalan pula tahun ini Komunitas Indonesia mendapat kehormatan lagi untuk menyelenggarakan Misa dengan perspektif budaya Indonesia. Kegiatan yang sama pernah dilaksanakan pada REC tahun 2007. Tugas menyelenggarakan Misa perspektif Indonesia ini merupakan kehormatan sekaligus juga beban.

Menjadi beban karena tidak mudah dan tidak murah untuk melaksanakannya. Sebabnya karena terbatasnya perbendaharaan budaya yang sudah di “inkulturasi” dalam liturgi Gereja Katolik Indonesia. Jelasnya tidak setiap tampilan budaya atau seni boleh ditampilkan dalam liturgi. Kegiatan ini juga membutuhkan biaya yang tidak kecil untuk mempersiapkan segala sesuatu serta pelaksanaannya. Namun Komunitas merasa bangga karena bisa memperkenalkan budaya bangsa Indonesia yang adi-ulung dalam kancah internasional dimana Misa ini dihadiri oleh sekitar 800 orang di dalam ruangan yang penuh sesak. Misa sendiri dipimpin oleh Fr. Ricky Manalo dan didampingi oleh beberapa imam sebagai konselebran, diantaranya Romo Stephanus Heruyanto,Pr, sebagai Chaplain IC-ADLA yang membacakan Injil, serta dihadiri oleh dua Uskup Auxiliar Los Angeles, Bishop Oscar Solis dan Bishop Alexander Salazar, Vicar for Ethnic Ministry.

Disamping itu juga ikut hadir berkonselebrasi Romo Adri Budhi, MSC dari San Bernardino dan Fr Larry Estrada dari parish St Stephen. Misa sendiri mengambil nuansa budaya Jawa yang menggambarkan kegiatan syukuran “Bersih Desa”. Diawali dengan prelude arak-arakan syukuran bersih desa berupa pentas tari Loro Blonyo, tari Merak, tari kera merah putih, tari prajurit kuda, tari pembawa rontek/penjor/umbul-umbul, dengan iringan gending Sabda Rahayu irama pelog dipadu dentuman drum, rebana dan bedug. Begitu pula pada waktu persembahan ditampilkan ungkapan syukur kepada Tuhan dalam upacara Unduh-unduh musim panen di mana orang Jawa biasanya menyisihkan hasil yang terbaik dari panenan untuk dipersembahkan kepada dewa /raja.

Arak-arakan persembahan menampilkan tarian cantang balung / tolak balak, pembawa jajan pasar, mbok bakul jamu gendong, bakul sayur mayur dan tukang pikul sate lengkap dengan isinya. Tampilan budaya ini tak lepas dari bantuan yang murah hati dari Bapak Konjen Soebijaksono Sujono KJRI, melalui Bapak Konsul Agusti Anwar sebagai program direktur, dan pelaksananya Bapak Djoko Waluyo sebagai pengampu gending dan Bapak Baghawan Ciptoning sebagai pengampu tari-tarian serta segenap peraga dalam pementasan. Sedangkan di altar hiasan dekorasi warna-warni yang di-desain oleh Yenny Susanto. Tidak lupa pula Misa perspektif ini menjadi semarak berkat penampilan Paduan Suara gabungan dari warga IC-ADLA, KKI Orange County dan KKI San Bernadino.

Paduan Suara dipimpin oleh Ibu Soeriani Jusak yang sekaligus juga adalah Ketua IC-ADLA periode 2010-2011. Yang pantas dihargai adalah usaha dan kerja keras yang telah ditunjukkan oleh segenap pihak untuk menampilkan budaya leluhur Indonesia / Jawa. Sebagaimana jelas dari penyajian gending Sabda Rahayu yang menggunakan bahasa Jawa, sedangkan hanya satu atau dua orang yang bisa berbahasa Jawa. Tetapi berkat ketekunan dan kecintaan kepada Ibu Pertiwi gending ini justru menjadi andalan karena nuansanya yang sangat khas Indonesia. Semua ini adalah untuk mewujudkan semboyan “Ad Maiorem Dei Gloriam”, Demi Kemuliaan Nama Tuhan.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *