Menguak Misteri Hari Sial Para Begal


Mereka ternyata punya pantangan hari beraksi. Hari apa itu?

Kepolisian Resor Kota Depok akhirnya berhasil meringkus komplotan begal sadis ibu kota pimpinan gembong sadis bernama Sartadji alias Aji.

Penangkapan kelompok begal Aji itu pantas rasanya mendapatkan apresiasi yang tinggi dari masyarakat.  Sebab, jika kelompok ini masih berkeliaran di alam bebas, bukan tidak mungkin, korban-korban kesadisan Aji cs akan terus bertambah.

Penangkapan gembong kelompok begal sadis ini tidak bisa disamakan dengan operasi penangkapan bandit ibu kota lainnya. Sebagai begal yang telah beraksi di ratusan tempat, Aji cs sulit sekali ditangkap polisi.

Bahkan, pasukan reserse kriminal (Reskrim) Polres Kota Depok harus berpikir keras mencari kelemahan agar bisa menangkap Aji cs. Namun, seperti kata pepatah, sepandai-pandainya tupai melompat pasti jatuh jua.

Akhirnya, percaya tak percaya, tanpa berbekal keahlian spiritual apapun, pasukan Reskrim Polresta Depok dapat membekuk kelompok Aji di tempat persembunyian mereka di Kecamatan Parung, Bogor, pada Sabtu 7 Maret 2015.

Dan belakangan diketahui, Sabtu ternyata adalah hari yang memang dipantang Aji selaku kapten dari kelompok ini. Apa alasannya?

Berdasarkan keterangan Kepala Unit (Kanit) pencurian kendaraan bermotor, Polresta Depok, AKP Martinus Cahyo, kelompok Aji memang selalu mengaitkan aksinya dengan hal-hal mistik.

“Enggak, mereka enggak ada ilmu kebal atau ilmu gaib. Tapi memang mereka punya hari di mana mereka pantang melakukan aksi kejahatan. Yang saya tahu dari pemeriksaan, mereka ini pantang beraksi di hari Sabtu. Katanya

kalau Sabtu bisa bikin apes atau sial,” ungkap pria yang akrab disapa Cahyo, Selasa 10 Maret 2015.

Sutadji ditangkap bersama anggota kelompoknya yang teridentifikasi bernama Badrul alias Dengke, Ahmat Jaelani, Angga Andriyansyah, Rama alias Tebo.

Sutadji diangkat sebagai ketua dari para begal karena sudah terjun di dunia hitam sejak belasan tahun lalu, ia juga tercatat sudah dua kali menghuni penjara di Lembaga Pemasyarakat (LP) Paledang, Bogor.

Modus yang digunakan kelompok bertato ini berbeda dengan modus begal kebanyakan.

Jika begal lain berkelompok dengan menggunakan motor dan memepet korbannya, kalau kelompok ini lebih elegan. Mereka menyewa sebuah mobil minibus merek Avanza yang telah dimodifikasi.

Caranya, kursi bagian tengah dan belakang mobil dicopot untuk menaruh motor hasil curian. Untuk sekali aksi, mereka bisa menggasak dua sampai tiga motor. Sasarannya adalah sepeda motor jenis matic.

“Mereka juga membawa senjata tajam seperti golok, gunting dan sangkur. Ini mereka gunakan kalau korban atau masa berupaya melawan,” kata Kapolresta Depok Komisaris Besar Ahmad Subarkah menambahkan.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

10 thoughts on “Menguak Misteri Hari Sial Para Begal

  1. James
    March 12, 2015 at 5:48 am

    Kelompok Santoso di Poso, TNI dan Polri Tidak Mampu Mengatasi Menangkap Meringkusnya, ini ada lagi Para Begal, belum berusaha sekuat mungkin Polrinya sudah Putus Asa dengan Mengatakan Sulit Menangkap dan Meringkusnya, Polri hanya Mampu Menekan Rakyat Kecil dan Polri Jagoan Kandang Doang, kapan kiranya Indonesia bisa beres kalau Kepolisiannya semacam Gini ?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *