Mengenal TATP, Cairan Berbahaya yang Ditemukan Polisi di Bekas Markas FPI


 Kepolisian menggeledah markas Front Pembela Islam (FPI) di Petamburan, Jakarta Pusat, pada Selasa (27/4). Penggeledahan dilakukan beberapa saat setelah di tempat terpisah dilakukan penangkapan terhadap Sekretaris FPI, Munarman, di kediamannya, di Pamulang, Tangerang Selatan.

Saat menggeledah, polisi menemukan bahan berbahaya. Salah satunya, cairan TATP (Triacetone Triperoxside).

“Ada beberapa botol plastik yang berisi cairan TATP, cairan TATP ini merupakan Aseton yang digunakan untuk bahan peledak yang mirip dengan yang ditemukan di Condet dan Bekasi beberapa waktu yang lalu,” kata Kabag Penum Div Humas Polri, Kombes Ahmad Ramadhan, dalam jumpa pers, kemarin.

Selain itu, petugas juga menemukan serbuk mengandung nitrat sangat tinggi berjenis Aseton.

“Kemudian beberapa tabung yang isinya adalah serbuk yang dimasukkan di dalam botol-botol yang serbuk tersebut mengandung nitrat yang sangat tinggi jenis Aseton,” katanya.

Temuan-temuan tersebut saat ini sedang diselidiki di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor).

Bekas pengacara FPI, Aziz Yanuar, membantah bahan kimia yang ditemuka di bekas markas mereka adalah bahan berbahaya. Menurutnya, serbuk yang ditemukan untuk membersihkan toilet.

Bubuk itu sisa program bersih-bersih toilet masjid yang sempat mereka kerjakan.

“Serbuk yang dimaksud, tadi saya sudah bertanya dengan penanggung jawab di kantor dan informasi dari beberapa pihak itu memang pembersih toilet yang memang digunakan untuk program bersih-bersih WC dan toilet masjid beberapa waktu yang lalu,” kata Aziz.

benda mencurigakan ditemukan di bekas markas fpi

Merdeka.com coba menelusuri apa itu ATP. Dikutip dari https://www.sciencedirect.com, TATP adalah salah satu bahan peledak. Dalam berbagai artikel lainnya disebut pula, TATP sebagai The Mother of Satan karena memiliki daya ledak yang tinggi. Dalam artikel yang sama dikatakan, sejak 2001 TATP dipilih kelompok teroris sebagai bahan peledak saat melancarkan aksinya sejak 2001.

Dalam artikel di globalsecurity.org juga dijelaskan, TATP adalah bahan peledak yang belakangan sering dipakai kelompok teror di Timur Tengah. TATP dijelaskan sebagai satu bahan peledak paling sensitif. Misalnya, terhadap benturan, perubahan suhu, dan gesekan.

Disebut pula, TATP dapat ditemui dengan mudah. Bahkan sangat mudah diracik ketika akan dijadikan bahan peledak.

Di Indonesia, kelompok teror juga pernah menggunakan TATP sebagai bahan peledak. Temuan itu diketahui ketika terjadi ledakan bom di Surabaya dan Sidoarjo pada tahun 2018 silam.

Dikutip dari Facebook Divisi Humas Mabes Polri, Jenderal Tito Karnavian, yang saat itu menjabat sebagai Kapolri mengatakan, bom pipa yang meledak di lokasi tersebut menggunakan bahan peledak Triacetone Triperoxside.

“Kelompok JAD ini, khususnya cabang Surabaya, mereka membuat bom dan kita lihat sementara ditemukan Puslabfor bahan peledaknya TATP. Ini bahan peledak yang terkenal di kelompok ISIS di Suriah dan Irak dengan julukan The Mother of Satan yang diramu sedemikian rupa,” kata Tito saat itu.

“Saking bahayanya dinamakan ‘The Mother of Satan’ karena daya ledaknya tinggi.”

Bom jenis ini merupakan turun eksplosif yang pertama kali ditemukan tahun 1985 oleh Richard Wolffenstein. Kemudian, oleh Richard Reid diselundupkan melalui penerbangan American Airlines dari Paris menuju Miami pada 2001 lallu.

“Di sini (TATP) dengan guncangan atau panas bisa meledak sendiri,” tutup Tito.( MDk / IM )

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *