Menang Tetap Bersahaja, Kalah Bukan Akhir Segalanya


Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menjadikan Pilpres 2014 satu putaran membuat

kedua pasangan capres-cawapres tidak memiliki kesempatan kedua. Hal ini dapat

berpotensi adanya kubu yang kalah tidak terima dengan hasil pengumuman KPU

mendatang. Untuk mengantisipasi hal tersebut, penyelenggara pemilu meminta kedua

pasangan capres-cawapres membuktikan janjinya untuk siap kalah.

Potensi konflik yang muncul dari ketatnya persaingan pendukung dua pasangan calon

tentu harus diantisipasi aparat keamanan. Persoalan keamanan pilpres pasca putusan

MK dinilai Mabes Polri tidak akan terlalu berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Pihak

kepolisian tetap akan menjalankan rencana yang disusun sebelum pelaksanaan

Operasi Mantap Brata. Segala jenis kerawanan yang mungkin terjadi telah disiapkan

antisipasinya.

Selain itu masing-masing kubu harus bisa mengelola kondisi dan massa pendukungnya

dengan baik. Karena potensi konflik bisa muncul akibat kurangnya kedewasaan dari

pihak-pihak pengendali dari massa.

Konflik paling rawan dapat terjadi saat pilpres usai. Berbagai macam isu bisa saja

muncul terkait pengumuman pilpres tersebut, yang dapat meresahkan masyarakat

apabila pasangan calon yang mereka dukung tidak menang dalam Pemilu 2014 ini.

Untuk itu, kedua pasangan capres-cawapres harus siap menerima segala risiko. Bagi

yang menang, sebaiknya tidak berlebihan. Sementara itu, calon yang kalah agar

menerima kekalahan tersebut dengan lapang dada.

Di sisi lain penting diyakini bahwa kedua pasangan capres dan cawapres adalah

seorang negarawan sejati. Tentu bisa menerima keputusan akhir dengan bijak dan

lapang dada. Seorang negarawan sejati, tidak akan marah saat tidak terpilih dalam

pilpres nantinya.

Tidak dapat dipungkiri rasa kecewa dalam hati bagi pasangan yang kalah pasti ada,

namun kekalahan bukanlah akhir dari segalanya. Masih banyak jalan dan cara untuk

mengabdi bagi nusantara, pengabdian tidak harus dilakukan dengan mengandalkan

kekuasaan. Banyak relawan sosial bisa melakukan hal-hal sederhana namun punya

segudang manfaat bagi masyarakat lemah, miskin dan tersingkir. Jika para relawan

bisa, apalagi seorang mantan capres, sosok dengan kemampuan lebih sebagai

negarawan. Bisa berkontribusi ke bawah, juga bisa berperan aktif menyumbang

pemikiran-pemikiran positif untuk pembangunan negara.

Saat ini yang perlu dilakukan oleh kedua belah pihak adalah menciptakan kondisi yang

aman dan nyaman. Pendukung harus bisa menenangkan diri menjelang pengumuman

KPU, 22 Juli 2014. Jika sudah ada pembekalan kepada pendukung, maka potensi

konflik bisa dihindarkan.

Sekali lagi seluruh ralyat Indonesia berharap kedua pihak dan seluruh pendukungnya

siap menghadapi kondisi baik menang ataupun kalah. Pihak yang menang harus tetap

bersahaja. Sementara yang kalah jangan menilai ini akhir segalanya. Kita harus sama-
sama mendukung pimpinan baru untuk Indonesia yang lebih baik.

 

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

5 thoughts on “Menang Tetap Bersahaja, Kalah Bukan Akhir Segalanya

  1. james
    July 20, 2014 at 1:23 am

    Menang Berjaya, kalah Binasa !!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *