Malam Takbiran di Jakarta Meriah dan Aman


Perayaan malam takbiran di Jakarta, Rabu (7/8) malam, berlangsung aman dan lancar, meski beberapa hari sebelumnya masyarakat disuguhkan dengan sejumlah aksi teror berupa peledakan bom dan penembakan terhadap personel kepolisian.

Hujan deras yang turun ketika masyarakat sedang berbuka puasa namun berhenti sekitar pukul 19.30 WIB tidak membuat masyarakat Muslim Jakarta surut untuk menyambut Hari Kemenangan itu.

Sebagian jalan di Jakarta dan sekitarnya tergenang air setinggi 15-60 centimeter (cm).

Masyarakat Jakarta seperti tidak peduli dengan sejumlah aksi teror yang sebelumnya terjadi di beberapa wilayah di Jakarta.

Mereka percaya masalah tersebut sudah ditangani pihak kepolisian dengan baik.   Dengan menggunakan kendaraan roda empat dan dua, mereka melakukan takbir keliling, memuji kebesaran Allah SWT, menuju ke sejumlah titik seperti Bunderan Hotel Indonesia (HI), Monumen Nasional (Monas), dan kawasan Ancol. Sementara suara petasan dan kembang api mewarnai langit Jakarta itu.

“Kita sih enggak takut mas (dengan aksi teror). Pasti polisi sudah menanganinya dengan baik,” kata Taufik, warga Kebon Jeruk, yang akan menikmati malam takbiran itu dengan sepeda motornya.

Sementara Farid, pemuda yang indekos di Jakarta Timur, mengaku datang ke Monas bersama dengan teman-temannya untuk melepas stres karena tidak bisa pulang ke kampung halaman akibat tuntutan pekerjaan.

“Kami harus bekerja pada hari kedua setelah Lebaran. Kami ingin menikmati malam ini dengan menonton atraksi kembang api sebelum kembali ke aktifitas sehari-hari,” kata Farid.

Sedangkan Rudi, warga Jakarta Utara, mengatakan bahwa dia bersama istri dan tiga anaknya setiap tahun datang ke Monas, khusus untuk merayakan takbiran.

“Takbiran di Monas lebih meriah dibandingkan dengan perayaan di tempat tinggal saya,” kata Rudi.   

Jakarta sebelumnya dirongrong sejumlah aksi teror. Pada Minggu petang (4/8) pukul 18.50 WIB, terjadi ledakan di Vihara Ekayana, Jalan Mangga II/8 RT 08/08 Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Peristiwa ini tidak menimbulkan korban jiwa tetapi mengakibatkan tiga orang terluka.

Sebuah bungkusan bahan peledak diletakkan di pintu bagian dalam dan satu bungkusan lainnya diletakkan di pintu bagian luar vihara.

Satu bungkusan di bagian dalam vihara berhasil meledak, sementara bungkusan lainnya hanya mengeluarkan asap.

Ledakan tersebut berdaya ledak rendah karena kekuatan ledakan tidak membuat kaca yang berada di dekat ledakan pecah.

Kemudian pada Rabu (7/8) sekitar pukul 5.00 WIB, seorang anggota Satuan Pembinaan Masyarakat (Binmas) Polsek Cilandak, Aiptu Dwiatno meninggal dunia, karena ditembak orang tidak dikenal di sekitar Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.

Sebelumnya pada Sabtu (27/7) sekitar pukul 04.30 WIB, seorang anggota Satuan Lalulintas Polres Metro Jakarta Pusat, Aipda Patah Saktiyono (53) juga menjadi korban penembakan dua orang pengendara motor di Jalan Cirendeu Raya, Ciputat.

Sidang Isbath

Pemerintah melalui Menteri Agama Suryadharma Ali menetapkan awal Syawal jatuh pada Kamis, 8 Agustus 2013 setelah seluruh peserta Sidang Isbath, yang berlangsung sejak Rabu siang, menyepakati keputusan tersebut.

Keputusan ini diambil berdasarkan masukan dari sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam yang ikut dalam sidang tersebut.

Sidang berlangsung di Gedung Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, mendapat perhatian dari kalangan media massa dan sejumlah pemerhati astronomi.

Sidang Isbath sekali ini memang agak berbeda dengan tahun-tahun lalu. Sebab, Menteri Suryadharma Ali ikut terlibat langsung proses penetapan 1 Syawal 1434 H dengan mendengarkan langsung pendapat kalangan pakar astronomi dari Lapan dan dari negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.

Peran polisi Lancar dan amannya perayaan malam takbiran itu tidak terlepas dari peran kepolisian dalam melaksanakan tugasnya. Polda Metro Jaya bersama jajarannya mengerahkan 4.000 personel guna mengamankan perayaan malam takbiran yang ditempatkan di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Meski demikian, melalui Operasi Malam Takbir polisi menemukan sejumlah barang bukti berupa senjata tajam, minuman keras dan petasan.

Kepolisian belum memberikan penjelasan rinci di mana saja bukti-bukti itu ditemukan dan apan tindakan kepolisian kepada si pembawanya.

Polda Metro Jaya memfokuskan pengamanan pada perayaan malam takbiran di okasi yang menjadi titik berkumpulnya masyarakat pada malam itu.

Menurut Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Rikwanto usai gelar pasukan di Markas Polda Metro Jaya, Rabu, anggota polisi yang hadir pada kegiatan apel pasukan pengamanan malam takbiran berjumlah 2.194 personel dari berbagai kesatuan di Ibu Kota itu.

Sementara jumlah personel yang menjaga tiga lokasi, yakni Bundaran HI, Monas dan Ancol, yang telah menjadi tradisi masyarakat Jakarta dalam merayakan datangnya 1 Syawal itu, mencapai 576 anggota.

Perayaan malam takbiran sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Jakarta, serta daerah lainnya di Indonesia. Kesiapan aparat kepolisian dalam menjaga keamanan dan ketertiban masih sangat diperlukan di Ibu Kota yang masyarakatnya heterogen itu.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *