Mahasiswa Mata Kuliah Exim UC Surabaya Antusias dengan Materi Pengusaha Muda 


Mahasiswa Mata Kuliah Exim UC Surabaya Antusias dengan Materi Pengusaha Muda 

dilaporkan: Setiawan Liu

 

 

 

 

 

 

 

Surabaya, 2 Oktober 2020/Indonesia Media – Kehadiran dosen tamu, sekaligus pengusaha muda bidang manufacturing KJA (keramba jaring apung) Andi Sunadim pada sesi mata kuliah Export Import (Exim) management, Fakultas Management of Business (FMB) Universitas Ciputra (UC) Surabaya semakin membuka wawasan dan mendorong semangat kewirausahaan para mahasiswanya. Sehingga, sesi perkuliahan yang rutin berlangsung pukul 07.30 – 10.00, akhirnya selesai pukul 10.30. sekitar 57 peserta mata kuliah Exim tersebut menilai presentasi Andi Sunadim sangat menarik, mulai dari perihal komoditas ekspor seperti lobster, minyak atsiri (bibit minyak wangi) sampai kemungkinan penggunaan mata uang yuan untuk transaksi perdagangan lokal dan di Indonesia. “Sebelum presentasi (Andi Sunadim), kami kami artikel mengenai produk KJA merek Aquatec, profil Andi Sunadim dan perjalanan karirnya. Sehingga, antusiasme 57 mahasiswa yang ikut kuliah Exim terkesima dan puas dengan materi Andi Sunadim,” Dosen di FMB, Amelia Kurniawati mengatakan kepada Redaksi.

Rencana awal, presentasi/materi kuliah dari Andi Sunadim berlangsung hanya satu jam. Pertanyaan mahasiswa beragam, termasuk mengenai tingkat kesulitan untuk menjadi eksportir pemula lobster. Pertanyaan mahasiswa tersebut mencuat karena polemic ekspor benih lobser dan tingkat kesulitannya. Menurut Andi, bahwa siklus hidup lobster terutama saat reproduksi menghasilkan telur sampai 50 – 150 ribu. “50.000 (lima puluh ribu) benih lobster dilepas ke alam, survival rate (yang bisa bertahan hidup) hanya 0,004 persen. Karena benih pasti dimakan predator. Tapi kalau benih diserahkan ke Balai-balai Besar Perikanan seperti yang ada di Lampung, Gondol (Kabupaten Buleleng, Bali), Batam, kemungkinan benih bisa tumbuh sekitar 1% (satu persen). Sehingga data yang akurat jelas menunjukkan bahwa ekspor benih lobster menguntungkan kita. Walaupun, teknologi kita belum semaju Vietnam, sehingga masih perlu beberapa perbaikan,” kata Andi Sunadim.

Selain mengenai lobster, ada juga mahasiswa yang bertanya mengenai pajak ekspor. Sebagaimana Pemerintahan Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo yang terus genjot ekspor, ada pertimbangan untuk penghapusan pajak.

Fakultas International business Management ( IBM ) mewajibkan pengerjaan project bagi mahasiswa mulai dari semester 1 sampai dengan semester 7. Dari ketentuan tersebut, para mahasiswa semakin mendalami proyek bisnis yang sesungguhnya. Dari pengerjaan project, masing-masing mahasiswa nantinya meneruskan pada topik tugas akhir atau skripsi. “Sehingga, kalau mereka lulus dan menyelesaikan proyek bisnisnya, dinobatkan sarjana S1 (strata satu) management. Selain mata kuliah entrepreneurship project, mata kuliah eksport import management sangat diminati karena materi (perkuliahan) mendorong semangat kewirausahaan, baik mental maupun pandangan menjadi wiraswastawan, pebisnis yang go international,” tegas Amelia.

Di sisi lain, Andi Sunadim sebagai Direktur Utama PT Gani Arta Dwitunggal/GAD, menilai kesempatan dan komitmennya kepada para mahasiswa, adalah peran serta partisipasi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan. “Mahasiswa merupakan aset, cadangan, harapan bangsa untuk masa depan. GAD juga dibangun mulai dari tataran akar rumput, mengembangkan produk sarana prasarana perikanan budidaya yang sesuai untuk pasar ekspor, sehingga perlu pencerahan untuk mahasiswa,” kata Andi Sunadim. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *