KEK Natuna untuk pertimbangan geopolitik, geostrategic LCS


KEK Natuna untuk pertimbangan geopolitik, geostrategic LCS

dilaporkan: Setiawan Liu

Natuna, 9 Juli 2022/Indonesia Media – Pemerintah kabupaten Natuna, prov. Kepulauan Riau (Kepri) mewacanakan pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) karena pertimbangan geopolitik dan geostrategic Laut China Selatan (LCS) dan pertumbuhan ekonomi. Kalau melihat peta Indonesia, posisi Natuna memang jauh karena di pinggir dan di ujung. “Tapi dari peta Laut China Selatan, Natuna di tengah-tengah. (Indonesia bisa) masuk (geopolitik, geostrategic LCS). Sehingga KEK wacana kami,” Wakil Bupati Natuna, Rodhial Huda mengatakan kepada Redaksi.

Bahkan aspek geografi pun, posisi Natuna sangat menguntungkan pemerintah Indonesia. Dilihat dari perspektif perencanaan ruang laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil yang terpadu, upaya tarik ring sampai 1000 km, Natuna sangat strategis dan sexy. “Tarik ring 1000 km, (Indonesia bisa) masuk, dan (posisi) Natuna di tengah-tengah. Kuala Lumpur, Brunei, Singapura, Ho Chi Minh masuk (Geopolitik dan Geostrategis Laut China Selatan),” kata Rodhial Huda.

LCS dengan kondisi wilayahnya berdampak signifikan terhadap kepentingan ekonomi dan geostrategik internasional, menghubungkan Samudra Hindia dan Pasifik.

Sampai saat ini, Jakarta (Indonesia) belum masuk geopolitik dan geostrategis LCS. Untuk bisa masuk, perlu ada penataan ruang kawasan strategis nasional. Terkait dengan kepentingan pertahanan dan keamanan dalam hal ini Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Perbatasan Negara (KPN) dengan LCS diintegrasikan dengan Natuna. “(teknisnya) tarik ring sepanjang 1000 – 2000 km. Natuna strategis, sehingga kalau Natuna tidak maju, kita rugi,” kata Rodhial Huda.

Natuna memang belum maju karena pembangunan tidak comprehensive. Indonesia mengalami kerugian, termasuk praktik illegal fishing. Karena ada ketimpangan dengan negara tetangga untuk memanfaatkan aspek geopolitik, geostrategic Natuna. Sehingga mereka (Negara tetangga) tidak akan segan dengan aparat Indonesia di perbatasan. “Kita harus setara dengan Negara tetangga. Karena satu satunya kabupaten yang berbatasan dengan banyak negara hanya Natuna. Kita berbatasan dengan beberapa Negara ASEAN, China. Natuna harus dibangun besar-besaran. Sekarang, Natuna strategis tapi orang ragu untuk investasi. (keraguan) karena Natuna jauh. Kalau dari Singapura, Vietnam, (Natuna) dekat. Kalau orang mau ke Natuna. Lewat Jakarta dan Batam, (penerbangan) tidak bisa langsung, seharusnya Natuna dibangun terbuka, sehingga kegiatan perdagangan bisa intens,” kata Rodhial Huda. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *