Kapolsek Tewas, Mahalnya Rasa Aman di Papua + Ciri Pembunuh Kapolsek Papua Tak Beralas Kaki + Polri Kirim 1 Batalion Brimob ke Papua


Kapolsek Puncak Jaya, Papua, AKP Dominggus Oktavianus Awes jadi korban tewas ditembak.

Darah kembali tumpah di Papua. Terakhir, Kapolsek Puncak Jaya, Papua, AKP Dominggus Oktavianus Awes jadi korban tewas setelah ditembak dua orang tak dikenal di Bandara Mulia.

Kejadian bermula ketika Kapolsek mendatangi Bandara Mulia untuk bertugas mengamankan Bandara, Senin 24 Oktober 2011 pukul 11.30 WIT. Saat berada di Bandara ini, Kapolsek tiba-tiba disergap dari belakang oleh dua pelaku yang diduga masuk kelompok separatis bersenjata, Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Setelah melumpuhkan Kapolsek, salah satu pelaku merebut senjata api milik korban. Dan, Dor.. Dor. Senjata ditembakkan ke tubuh Dominggus dalam jarak dekat. Dua peluru pun bersarang di tubuh Dominggos. Satu masuk lewat hidung dan tembus hingga ke belakang. Sementara peluru satu lagi merobek dada. Dominggos bersimbah darah dan tewas seketika.

Menurut Mabes Polri, kejadian ini berlangsung di depan umum sehingga banyak saksi yang melihat. “Masih diinventarisir. Kejadiannya baru dan sedang dimintai keterangan,” kata juru bicara Polri Inspektur Jenderal Polisi Anton Bachrul Alam, beberapa jam setelah kejadian berdarah itu.

Sebenarnya, kata Anton, ada anggota polisi lain di bandara tersebut tapi tidak dekat Kapolsek. “Dia (Dominggus Awes) berada di depan moncong pesawat,” ujar mantan Kapolda Jawa Timur ini.

Juru bicara Polda Papua Kombes Wachyono mengungkapkan, penembakan dan perampasan senjata polisi di Bandara Mulia bukan kali ini saja. Sebelumnya, 24 Juni lalu, Briptu M Yazin juga ditembak mati, setelah senjata apinya lebih dulu dirampas. Para pelaku kemudian lari masuk hutan dan hingga kini belum tertangkap.

Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, polisi berhasil mengidentifikasi dua pelaku. Pelaku pertama memiliki ciri: berpakaian warna merah, tinggi sekitar 150 sentimeter, kurus, dan tidak menggunakan sepatu atau sandal.

Satu pelaku lainnya berciri: menggunakan pakaian warna hitam, tinggi sekitar 160 sentimeter, kurus, dan tidak menggunakan sepatu ataupun alas kaki lainnya. Dua pelaku tidak beralas kaki.

Setelah melihat korban terkapar dan berhasil merampas senjatanya, para pelaku langsung melarikan diri ke arah Gunung Nenas di sekitar Bandara. “Mereka kabur dan menghilang di balik Gunung Nenas,” kata Wachyono.

Korban saat itu juga di evakuasi ke RS Mulia. Dan hingga kini akibat cuaca yang tidak bersahabat, jenazah belum bisa diterbangkan ke Sentani Jayapura.

Mahalnya Rasa Aman
Tewasnya Dominggos menambah deretan panjang korban penembakan di Papua. Juru bicara Mabes Polri Anton Bachrul Alam mengakui penembakan Dominggos merupakan penembakan keempat dalam dua minggu terakhir dengan jumlah korban tewas delapan orang.

Sebelumnya, pada Senin 10 Oktober terjadi penembakan karyawan PT Freeport. Satu orang tewas. Kemudian, Jumat 14 Oktober kembali terjadi penembakan terhadap karyawan PT Freeport. Tiga orang tewas dalam kejadian itu. Selanjutnya pada Jumat 21 Oktober juga terjadi penembakan misterius di kilometer 38 daerah Abepura, Timika. Tiga orang tewas dalam kasus ini.

Penembakan Kapolsek tak pelak membuat kepolisian menimbang untuk meningkatkan status keamanan di Bumi Cenderawasih, Papua. Polisi masih menunggu hasil penilaian akhir tim Badan Pemelihara Keamanan (Baharkam) pimpinan Komisaris Jenderal Polisi Imam Sujarwo.

“Ini menjadi penilaian kami. Untuk itu kami sudah perintahkan anggota di sana,” tambah Anton.

Menurut Anton, tim Mabes Polri yang dipimpin Imam Sujarwo memang sudah berada di Papua. Polisi juga mengerahkan anggota dari Polda Papua.

“Tim dari Baharkam di sana, di bawah pimpinan Kepala Baharkam. Kami juga meminta bantuan TNI untuk mengejar mereka (pelaku),” kata mantan Kapolda Jawa Timur ini.

Sebelumnya, Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan korban Tindak Kekerasan(Kontras), Haris Azhar meminta aparat keamanan mengutamakan keselamatan warga sipil dalam menangani aksi separatis di Papua.

Khusus untuk kasus PT Freeport, Komnas HAM telah mengirim tim ke Papua. Hal ini menindaklanjuti aduan warga Papua yang tinggal di kawasan Freeport  yang mengaku merasa hak hidup dan keamanan mereka terancam.(Laporan: Banjir Ambarita, Papua,

 

Ciri Pembunuh Kapolsek Papua Tak Beralas Kaki

Korban saat itu juga di evakuasi ke RS Mulia, Puncak Jaya.

Kapolsek Mulia Kabupaten Puncak Jaya Papua, Ajun Komisaris Polisi Dominggus Oktavianus Awes tewas ditembak kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka. Polisi berhasil mengetahui ciri dua pelaku penembakan yang terjadi sekitar pukul 11.30 WITA di Bandara Mulia, Puncak Jaya, Papua.

“Pada saat penembakan terjadi, yang terlihat jumlah pelaku hanya dua orang,” kata juru bicara Polda Papua, Komisaris Besar Polisi Wachyono, Senin 24 Oktober 2011.

Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, polisi berhasil mengidentifikasi dua pelaku. Pelaku pertama memiliki ciri: berpakaian warna merah, tinggi sekitar 150 centimeter, kurus, dan tidak menggunakan sepatu atau sandal.

Satu pelaku lainnya berciri: menggunakan pakaian warna hitam, tingg sekitar 160 centimeter, kurus, dan tidak menggunakan sepatu ataupun alas kaki lainnya. Dua pelaku tidak beralas kaki.

Setelah melihat korban terkapar dan berhasil merampas senjatanya, para pelaku langsung melarikan diri ke arah Gunung Nenas di sekitar bandara. “Mereka kabur dan menghilang di balik Gunung Nenas,” kata dia.

Korban saat itu juga di evakuasi ke RS Mulia. Dan hingga kini akibat cuaca yang tidak bersahabat, jenazah belum bisa diterbangkan ke Sentani Jayapura.

Menurut Wachyono, polisi sudah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara dan sempat menutup penerbangan dari dan ke Mulia. Namun, saat ini aktivitas kembali berjalan normal.

Menurut Wachyono, pelaku adalah kelompok separatis OPM yang selama ini kerap melakukan aksi penembakan. “Mereka ini separatis OPM yang selalu mengacau keadaan di Puncak Jaya,” kata dia.

 

Polri Kirim 1 Batalion Brimob ke Papua

Namun, Polri menganggap situasi Papua masih bisa dikendalikan.

Rentetan penembakan misterius membuat Mabes Polri menambah jumlah personilnya di Papua. Untuk memperkuat barisan pengamanan itu, Mabes Polri mengirimkan pasukan ke Papua pada Selasa 25 Oktober 2011.

“Hari ini juga akan dikirimkan pasukan 300 personil lebih ke Papua. Satu batalion Brimob, yaitu tadi ada sekitar 300-an,” kata Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, Komjen Pol Sutarman di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

Namun demikian, Polri belum meningkatkan status pengamanan di Papua. Polri menyatakan masyarakat tak perlu terlalu mengkhawatirkan keamanan di bumi papua. “Sampai saat ini masih bisa dikendalikan,” kata dia.

Sutarman menambahkan, hingga saat ini Polri belum bisa menyimpulkan apakah rangkaian penembakan yang telah menewaskan delapan orang dalam dua minggu belakangan berkaitan dengan kongres Papua atau tidak. “Kita masih belum tahu juga, masih dalam penyelidikan karena tim kita baru turun,” kata dia.

Empat penembakan yang menewaskan delapan orang itu masing-masing terjadi pada Senin 10 Oktober yang menewaskan satu karyawan PT Freeport. Pada Jumat 14 Oktober kembali terjadi penembakan dan menewaskan tiga karyawan PT Freeport.

Selanjutnya pada Jumat 21 Oktober di kilometer 38 daerah Abepura, Timika yang menyebabkan tiga orang tewas. Terakhir, Senin 24 Oktober penembakan dilakukan oleh dua orang tak dikenal di Puncak Jaya. Akibatnya, Kapolsek Mulia, Puncak Jaya, AKP Dominggus Oktavianus Awes tewas.

Sementara itu, terkait Kongres Rakyat Papua III, polisi telah menetapkan enam tersangka. Mereka dituduh melakukan tindakan makar karena mendeklarasikan berdirinya sebuah negara.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *