Jokowi Stop Mal, DPRD: Orang Kaya Jangan Dilupakan


Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta menilai ada tantangan tersendiri yang harus dihadapi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo jika akan menjalankan moratorium pembangunan mal. Senin, 16 September 2013, Jokowi–begitu dia disapa–memang melontarkan moratorium izin baru mal dan berjanji fokus mengembangkan pedagang kaki lima.

“Pertama, Jokowi harus paham bahwa mal dan pasar rakyat punya segmen sendiri,” kata anggota Komisi B yang membidangi penanaman modal, Taufik Azhar, ketika dihubungi pada Selasa, 17 September 2013, sehingga menurut Taufik, jika Jokowi ingin merealisasikan ide pasar rakyat untuk menggantikan mal, harus mengakomodasi kelas menengah atas juga.

Politikus Partai Golkar ini melanjutkan, kenyamanan dan kualitas barang yang ditawarkan oleh pasar rakyat tersebut harus bisa memenuhi ekspektasi publik. Mal, Taufik menambahkan, selalu identik dengan barang mewah atau asli. Sedangkan pasar selalu dideskriditkan sebagai tempat barang kualitas nomor sekian.

Kondisi psikologi konsumen semacam inilah yang, menurut Taufik, mesti dijawab oleh Jokowi. “Contoh lain, selama ini pasar selalu identik dengan becek dan kumuh, beda dengan mal,” ujarnya.

Anggota Komisi B dari Partai Demokrat, Santoso, juga melihat Jokowi mesti menghadapi tantangan bahwa kelas menengah di Jakarta tumbuh cepat. “Mereka butuh tempat untuk memuaskan kebutuhan hidupnya,” katanya.

Menurut Santoso, kelas menengah ini menyasar mal sebagai tempat hiburan. Apa lagi, Sanstoso melanjutkan, di tengah krisis ekonomi sekarang kelas menengah banyak menopang ekonomi.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *