Ba’asyir diyakini telah menunjuk Abdullah Sunata sebagai pemimpin sejumlah aksi teror.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Djoko Suyanto menyatakan Polri memiliki alasan dan dasar yang kuat untuk menahan Abu Bakar Ba’asyir, pendiri dan pemimpin Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo.
“Polri tentu sudah memiliki bukti-bukti yang sangat kuat terkait jaringan terorisme itu, sehingga akhirnya ustad Abu Bakar Ba’asyir ditangkap,” kata Djoko Suyanto kepada VIVAnews.com, Selasa, 10 Agustus 2010.
Ba’asyir ditangkap Detasemen Khusus 88 Anti Teror di Ciamis, Jawa Barat, Senin pagi kemarin.
Djoko yang mantan Panglima TNI meminta masyarakat untuk memahami dan mengikuti proses hukum yang tengah berlangsung. “Proses hukum sedang berjalan dengan baik, kita ikuti saja,” tuturnya.
Oleh Polri, Baasyir diyakini terlibat aktif dalam sejumlah aksi jaringan teroris, antara lain: berperan penting di balik terbentuknya kamp pelatihan teroris di Jalin, Jantho, Aceh Besar.
Polri juga menduga Ba’asyir ada di belakang aksi teror kawanan Abdullah Sunata, yang diduga akan menyerang peringatan HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus 2010, dengan sasaran Presiden dan sejumlah pejabat tinggi negara.
Ba’asyir juga diyakini telah merestui dan menunjuk Abdullah Sunata sebagai pemimpin sejumlah aksi teror di Indonesia, termasuk aksi penyerangan pos polisi di Jawa Tengah oleh Yuli Karsono. “Dia (Sunata) berada di bawah ABB [Abu Bakar Ba’asyir],” kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol. Edward Aritonang.
Kelompok ini diduga akan mendeklarasikan negara Islam dengan nama Tandzim Al-Qaidah Serambi Mekah.
Yang terbaru, polisi menyatakan mendapatkan sejumlah bukti kuat tentang keterlibatan Ba’asyir setelah penangkapan lima tersangka teroris di Cibiru, Cileunyi, Padalarang, dan Subang, Sabtu 7 Agustus 2010 lalu
Related Posts
