Ilmuwan Teliti Fosil Ular Berkaki Empat


Situs berita asal Inggris, BBC, baru-baru ini melaporkan tentang fosil berkaki empat yang tengah diteliti oleh sekelompok peneliti. Fosil berusia 113 juta tahun dari Brasil tersebut diperkirakan merupakan ular pertama dengan kaki empat yang terkait erat dengan ular yang ada di zaman sekarang. Sebelumnya pernah ada laporan mengenai fosil ular berkaki, namun temuan ini diperkirakan merupakan yang paling dekat dengan ular yang ada di zaman sekarang.

Dari hasil penelitian, diperkirakan pula, ular ini beradaptasi dengan menciptakan liang dan tidak berenang, menguatkan pemikiran yang menyatakan ular di zaman dulu berevolusi di darat, bukan di dalam perairan. Sebab, sejak lama ada perdebatan di antara palaentolog yang memperkirakan ular merupakan keturunan reptilia laut.

“Ini adalah salah satu fosil ular primitif yang pernah diketahui, dan cukup jelas, tidak hidup di perairan,” kata salah satu penulis tentang ular berkaki empat, Dr Nick Longrich, dikutip dari BBC, Sabtu (25/7).

Dr Longrich menjelaskan, ekor dari ular ini tidak berbentuk pipih seperti untuk dayung, tak ada pula tanda-tanda adanya insang, selain itu, moncongnya yang panjang serta hidung yang datar menunjukkan hewan ini tipe penggali liang.

Ketika Dr Longrich melihat foto fosil berukuran 19,5 cm, ia tadinya mengira ini merupakan spesies perantara. Namun, kian ia perhatikan, makin ia yakin adanya tanda-tanda yang sangat mirip ular di masa sekarang, termasuk gigi berkait, rahang dan tulang belakang fleksibel, bahkan sisik yang sangat mirip ular masa kini.

“Sangat sulit didebat, hewan ini adalah ular, hanya saja memiliki kaki-kaki kecil,” jelas Dr Longrich.

Kaki-kaki itu memiliki ukuran empat milimeter dan tujuh milimeter. Karena ukuran kecil itu, Dr Longrich memperkirakan, kaki-kaki itu berfungsi untuk menggenggam mangsanya. Dari penelitiannya, Dr Longrich mengatakan, bentuk kakinya cukup kurus dan memiliki cakar di ujung-ujungnya.

Fosil ini kemudian diberi nama latin Tetrapodophis amplectus, dari Tetradophils yang berarti ular berkaki empat, dan amplectus yang berarti memeluk. Diperkirakan pula, kaki-kaki itu berfungsi untuk memeluk pasangannya saat kawin.

Uniknya, fosil ini sebenarnya sudah lama ditemukan. Untuk waktu cukup lama, fosil ini disimpan di tempat pribadi, kemudian diambil oleh sebuah museum di Solnhofen, Jerman, dan disimpan di bawah label fosil hewan yang tak dikenali. Hingga baru-baru ini, seorang peneliti, Dr Dave Martill, melihatnya saat membawa anak didik berkunjung ke museum. Ketika melihat fosil kecil ini, ia menyadari ada kaki-kaki kecil pada fosil itu, ia kemudian meminta izin kepada museum untuk meneliti fosil tersebut lebih lanjut.( Brt 1 / IM )

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *