Deshauna Barber, perempuan berusia 26 tahun asal Washington DC, memenangi kontes pemilihan Miss USA 2106, Minggu malam (5/6/2016) atau Jumat pagi WIB.
Uniknya, Barber adalah seorang prajurit militer, yang juga bekerja sebagai analis teknologi informasi di Departemen Perdagangan AS.
Wanita kulit hitam ini menggondol gelar Miss USA, setelah mengalahkan dua pesaingnya yang berada di posisi runner-up, Miss Georgia Emanii Davis dan Miss Hawai Chelsea Hardin.
Barber sendiri adalah Miss District of Columbia. Seperti diberitakan laman Washington Post, terpilihnya Miss DC sebagai Miss USA adalah kali pertama sejak 14 tahun terakhir.
Hingga saat ini, baru ada tiga Miss DC yang terpilih menjadi Miss USA.
Militer
Barber lulus dari Universitas Negeri Virginia di tahun 2011. Dia bergabung menjadi prajurit militer saat berusia 17 tahun.
Orangtua dan saudara kandungnya pun adalah anggota militer. Ayahnya dikirim bertugas ke Irak, tak lama setelah serangan teroris di menara kembar WTC pada 11 September 2001.
“Saya merasa itu sudah menjadi tradisi keluarga,” ungkap dia saat tampil dalam sebuah acara sebelum pemilihan Miss USA.
“Keprajuritan sudah menjadi sesuatu yang berjalan melalui pembuluh darahku, patriotisme, dan layanan untuk Negara ini,” sambung dia.
Berdasarkan data yang tertuang dalam biografi peserta Miss USA, saat ini Barber bekerja sebagai komandan logistik di the 988th Quartermaster Detachment Unit di Fort Meade.
Latar belakangnya itu terlihat sangat mendukung kemampuan dia untuk memberi jawaban yang tajam pada sesi tanya jawab, terkait isu perempuan di medan perang.
“Pentagon saat ini telah membuka jalur bagi para wanita untuk masuk ke pasukan tempur,” ungkap salah satu juri, Joe Zee.
“Sekarang, sejumlah orang mempertanyakan apakah kebijakan ini benar jika mempertimbangkan kapabilitas wanita untuk tampil hingga jenjang tertinggi. Bagaimana pandangan anda?” tanya Zee.
Barber terlihat tak ragu. Dia lalu menjawab, “sebagai wanita di AS, saya rasa itu merupakan tugas yang luar biasa, dan kesempatan yang juga baik dari pemerintah kita untuk bisa menyatukan perempuan di seluruh cabang tugas militer.”
“Kami sama kuatnya dengan kaum lelaki,” tegas dia yang disusul tepuk tangan riuh dari penonton yang memadati T-Mobile Arena, Las Vegas.
“Sebagai komandan di unit, saya memiliki kuasa. Saya pun berdedikasi. Sehingga penting untuk dimengerti bahwa jender bukan menjadi batasan bagi militer AS,” sambung dia.
Sebelum mengikuti ajang pemilihan ini, Barber pun sempat menegaskan keinginannya untuk mendobrak tradisi, di mana kontes Miss USA pun bisa diikuti oleh seorang prajurit militer.
“Saya pastikan, tidak ada satu peserta kontes yang melakukan hal yang sama, atau memiliki latar belakang yang sama. Saya juga ingin mengatakan, tidak ada satu pun prajurit yang memiliki latar belakang yang sama, dan melakukan hal yang sama,” tegas dia.
“Siapa pun kita, kita bisa menjadi bagian dari kontes kecantikan, dan menjadi model,” sambung Barber.
“Jadi ada semacam stereotypes di kedua sisi. Saya merasa mendobrak tradisi dengan berada di sini dan ikut bersaing untuk menjadi Miss USA,” ungkap dia.( Kps / IM )