Fakta Penangkapan 4 Terduga Teroris di Condet & Bekasi, Sita 5 Bom Aktif & KTA FPI


 Tim Densus 88 dan Polda Metro Jaya menggerebek tempat persembunyian terduga teroris di Jakarta dan Bekasi. Dua lokasi itu bertepat di Bengkel Sinergi Motor, Jalan Raya Cikarang, Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat dan di Jalan Raya Condet Nomor 1, RT 005/RW 003, Kelurahan Bale Kambang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, penggerebekan di dua lokasi itu setelah aksi bom bunuh diri dilakukan L dan YSL di depan Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3) kemarin. Empat terduga teroris ditangkap di Jakarta dan Bekasi dalam penggerebekan di dua lokasi tersebut.

Empat terduga teroris itu yakni ZA (37), BS (43) dan AJ (46) yang ditangkap di Bekasi. Sementara seorang lainnya berinisial HH (56) ditangkap di Kramat Jati.

“Saat ini mereka sudah kita amankan dan perannya masing-masing ada yang membeli bahan, kemudian ada yang mengajarkan, membuat handak dan yang siap menggunakan bahan tersebut,” kata Sigit saat konferensi pers di Mapolda Sulawesi Selatan, Senin (29/3).

barang bukti atribut fpi dan laskar pembela islam
©2021 istimewa

5 Bom Aktif dan KTA FPI

Petugas juga mengamankan sejumlah barang bukti seperti satu buah parang, handphone merk Oppo F11, dompet dan uang tunai dari penggerebekan tersebut. Termasuk lima bom aktif dan kartu tanda anggota Front Pembela Islam (FPI).

“BB yang disita adalah dari saudara ZA, satu buah parang, hp Oppo F11, dompet, debit MNC bank, e-money, kartu dapur rasa, flash, atm bank DKI, KTP atas nama ZA, kartu asuransi kecelakaan, KTP, dua buah surat tilang, kabel data, uang tunai Rp 3.056.000, dua bungkus rokok, dua korek api dan masker. AJ, merk Redmi Note 7, ditemukan pada badannya, HH, hp dan identitas diri,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran saat konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Senin (29/3).

Fadil mengatakan, sejumlah bahan baku bom seperti aceton cair, hidrogen klorida (HCL), termometer, serbuk aluminium dan gotri serta lima bom aktif yang sudah dirakit dalam bentuk kaleng dengan sumbu yang terbuat dari TATP atau triacetone triperoxide juga disita petugas. Fadil menyebut TATP merupakan bom yang memiliki daya ledak tinggi (high explosive).

Fadil menyebut, temuan lima bom Triaseton Triperoksida berada di dalam toples dengan berat 3,5 kilogram. Menurut perhitungan, lima bom apabila dicacah mampu menciptakan 70 bom pipa.

“Kalau dikaitkan sebuah bom kurang lebih akan menjadi 70 buah bom pipa. Inilah efek dari bom TATP yang berhasil dideteksi dan dicegah oleh Densus 88 Antiteror Satgas wilayah Polda Metro Jaya,” tandas dia.

Barang bukti bahan peledak yang ditemukan tersebut pun dimusnahkan petugas di Condet, Jakarta Timur di dua lokasi. Pertama di halaman belakang rumah tinggal terduga pelaku, kedua di lapangan Batuampar.

Sementara barang bukti lain disita dipampang di gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya saat Kapolda Metro menggelar konferensi pers. Barang bukti yang dijejerkan di atas meja ukuran panjang dibalut kain hitam itu terlihat ada atribut Front Pembela Islam (FPI) dan Laskar Pembela Islam (LPI) seperti kaos dan topi.

Kemudian buku-buku, senjata tajam, poster, bahan-bahan kimia dan beberapa pakaian serta topi. Polisi juga mengamankan Kartu Tanda Anggota (KTA) milik salah seorang pengurus Front Pembela Islam (FPI) serta atribut milik Laskar Pembela Islam (LPI). Dalam KTA itu, tertulis nama Husein Hasny sebagai Wakil Ketua Bidang Jihad dengan NIF: 11.03.05/004.

Fadil belum mau menyimpulkan kaitan antara kaos dan topi berlogo FPI dan LPI dengan empat terduga teroris yang diamankan. Menurut Fadil, hal itu menjadi ranah Densus 88 Antiteror untuk menelusuri lebih jauh.

“Semua barang bukti yang ditemukan akan menjadi temuan awal dari teman-teman penyidik Densus 88 Antiteror. Iya termasuk itu (FPI), jika ada keterkaitan itu kan,” kata Fadil di Mapolda Metro Jaya, Senin (29/3).

barang bukti atribut fpi dan laskar pembela islam
©2021 Liputan6.com/Ady Anugrahadi

Peran Para Pelaku

Empat terduga teroris itu memiliki peran masing-masing. Fadil menyebut, peran ZA adalah pemasok bahan baku dan bahan peledak.

“ZA membeli bahan baku dan bahan peledak sperti Aseton, Hidroclorid Acid, termometer, dan Aluminium Powder,” ucap dia.

Sementara, BS menjalankan instruksi disampaikan oleh ZA untuk meramu zat kimia menjadi bahan peledak. “BS mengetahui pembuatan handak (bahan peledak) dan cara membuat handak (bahan peledak),” ujar dia.

Fadil menyebut, BS yang telah memahami cara pembuatan bahan peledak mengajarkan ke AJ. Keduanya mengganti istilah takjil dalam meracik bahan peledak. Di sini AJ dibantu oleh ZA selama membuat bahan peledak.

“Mereka mengistilahkan dengan takjil. Setelah dicampurkan yang akan menghasilkan bom dengan ledakan besar,” ucap dia.

Tak cuma merakit bom, AJ dan ZA serta BS beberapa kali mengadakan pertemuan. Kaitanya dengan aksi teror.

“Mereka bertemu dalam rangka mempersiapkan aksi teror dengan menggunakan bahan peledak,” ujar dia.

Sedangkan, satu tersangka lain inisial HH (56) ditangkap di Condet, Jaktim. Fadil menyebut, peran sangat penting. Selain sebagai penyandang dana, HH juga memberikan tutorial merangkit bom dalam bentuk video.

“Dia yang merencanakan mengatur taktis dan teknis bersama ZA. Hadir dalam beberapa pertemuan untuk memprsiapkan kegiatan-kegiatan amaliah ini. Dia membiayai dan mengirmkan video tentang teknis pembuatan kepada tiga tersangka lainnya,” ujar dia.

Atas perbuatannya para tersangka teroris ini dijerat dengan Pasal 15 Jo Pasal 7 dan atau Pasal 9 UU Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme dengan ancaman pidana minimal 15 tahun penjara.

13 Terduga Teroris Ditangkap

Penangkapan empat orang ini di Jakarta dan Bekasi menambah daftar terduga teroris setelah bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar. Total ada 13 terduga teroris diamankan tim Densus 88 Anti Teror di empat provinsi.

Lima orang ditangkap di Bima. Empat orang di Makassar dan empat lainnya di Jakarta dan Bekasi.

Kapolri Jenderal Sigit menerangkan, salah satu kelompok dibongkar jajaran kepolisian adalah di Makassar. Ada empat orang ditangkap yakni AS, SAS, MR, dan AA.

Sigit mengatakan keempat terduga teroris itu memiliki keterkaitan dengan dua pelaku bom bunuh diri Gereja Katedral Makassar L dan YSM, yakni kelompok kajian di Vila Mutiara.

“Masing-masing perannya bersama-sama dengan L dan YSF mereka ada dalam satu kelompok kajian Villa Mutiara namanya,” kata Sigit dalam keterangan pers saat konferensi pers di Sulawesi Selatan, Senin (29/3).

Sigit membeberkan, keempat pelaku bertugas mendoktrin ‘pengantin’ bom bunuh diri serta menyediakan alat dan bahan peledak.

“Masing-masing berperan memberikan doktrin dan mempersiapkan rencana untuk jihad dan juga membeli bahan yang akan digunakan sebagai alat untuk melakukan bom bunuh diri,” ucap dia.

Jenderal bintang empat itu menambahkan, saat ini Polri bersama Tim Densus 88 Anti Teror terus melakukan upaya-upaya penangkapan dan pengamanan baik di wilayah Makassar, Jakarta, Mataram, dan Bekasi.

Oleh karena itu, Sigit mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak perlu panik, karena Kapolisi akan mengusut tuntas peristiwa teror tersebut dan mengejar kelompok-kelompok teroris.

“Saya imbau masyarakat tetap tenang, tidak usah panik, terkait masalah teroris merupakan tugas kami untuk mengusut tuntas,” ujar dia ( Mdk / IM )

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *