Estimasi minimal pemanfaatan Candi-candi untuk wisata religi Buddha


Estimasi minimal pemanfaatan Candi-candi untuk wisata religi Buddha

 dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 14 April 2022/Indonesia Media – Direktorat Jenderal (Ditjen) Bimbingan masyarakat (Bimas) Buddha, Kementerian Agama (Kemenag) mengestimasi pemanfaatan Candi Borobudur, Pawon, Mendut, Prambanan (untuk umat Hindu) sekitar 10 persen dari keseluruhan termasuk pengolahan destinasi wisata religi oleh umat Buddha Indonesia dan luar negeri. “Minimal 10 persen (dari keseluruhan program kegiatan destinasi wisata Candi agama Buddha) sudah diberikan kepada umat Buddha,” Dirjen Bimas Buddha Kemenag, Nyoman Suriadarma mengatakan kepada Redaksi.

Memorandum of Understanding (MoU) sudah ditandatangani oleh empat menteri, yaitu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, BUMN (Badan Usaha Milik Negara), Pendidikan dan Kebudayaan dan Agama (oleh Menteri Agama Yaqut Cholil) serta dua Gubernur, yakni Jawa Tengah (Ganjar Pranowo) dan Yogyakarta (Sri Sultan Hamengku Buwono X). MoU tersebut terkait dengan rencana kegiatan keagamaan di (sekitar) Candi Borobudur, Pawon, Mendut, Prambanan (utk umat Hindu), ditandatangani pada awal April 2022 yang lalu. “Kepada umat Buddha untuk bisa segera memanfaatkan Candi-candi tersebut,” kata Nyoman Suriadarma.

Dua gubernur ikut menandatangani MoU karena seperti Candi Prambanan, fisiknya di Magelang Jawa Tengah, tapi halaman parkirnya di Yogyakarta. MoU tersebut memberi mandat kepada umat Buddha untuk memanfaatkan Candi-candi tersebut. “Sehingga setiap ada audiensi di Ditjen Bimas Buddha Kemenag, saya mengajak umat Buddha, karena ruangnya sudah diberikan,” kata Nyoman Suriadarma.

Keseluruhan ada 12 kegiatan yang tertera pada MoU, untuk terselenggara selama satu tahun. Salah satunya, kegiatan Hari Uposatha (Upavasatha) yang merupakan hari dimana umat Buddha melakukan perenungan dan pengamatan yang sudah dilakukan sejak masa kehidupan Buddha Gautama dan masih dipraktekkan hingga hari ini. “Kegiatan Uposatha, bisa diselenggarakan dua kali dalam sebulan. Pertama kalinya, Uposatha sudah diselenggarakan. Saya mengajak para karyawan Ditjen Bimas Buddha. Mereka mengenakan pakaian nusantara dan melakukan Pradaksina, sebagai salah satu aktivitas puja bakti dalam agama Buddha, adalah sikap untuk mempersiapkan batin dengan cara berjalan berkeliling,” kata Nyoman Suriadarma.

Ditjen Bimas sudah membuat panduan (kegiatan) dan juklak/juknis (petunjuk pelaksana, petunjuk teknis). Terkait dengan rencana kegiatan tersebut, Ditjen Bimas juga menuangkan hal-hal untuk menjaga suasana sacral ketika kunjungan ke Candi. Umat Buddha diharapkan tidak lagi mengenakan kaos atau t-shirt saat berkunjung ke Candi. “Saya mulai membangun kesadaran umat Buddha. Ibaratnya, kunjungan ke Candi sama seperti ke rumah Tuhan. Sama juga kunjungan ke Wihara, kondisinya, ke depan kita harus mengenakan pakaian seragam atau yang lebih pas,” kata Nyoman Suriadarma. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *