Persoalan utang yang terus bertambah, juga pembangunan infrastruktur di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi sorotan. Pihak oposisi dalam hal ini pendukung calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno menjadikan dua hal itu sebagai bahan ‘serangan’.
Prabowo yang juga Ketua Umum Partai Gerindra misalnya mengkritik utang pemerintah. Menurut dia utang saat ini justru digunakan untuk mengimpor bahan pangan. Padahal Indonesia kaya akan sumber daya alam. Waketum Gerindra Fadli Zon juga mengkritik pembangunan infrastruktur oleh Jokowi. Dia menilai pembangunan infrastruktur digenjot hanya untuk pencitraan.
Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitanmenjawab semua tudingan dari oposisi. Soal utang, dia menyebut asal negara mampu membayar tak jadi masalah. Hampir semua negara memiliki utang.
“Utang kalau bisa kau bayar dengan proyek itu kan nggak ada masalah. Utang itu menjadi masalah kalau kau pakai untuk subsidi,” kata Luhut dalam sesi wawancara khusus dengan detikcom.
Menurut Luhut, posisi rasio utang Indonesia saat ini masih aman yakni di bawah 30 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Rasio utang Indonesia menjadi yang paling kecil di antara negara-negara lain di dunia.
Soal infrastruktur yang dituding digenjot untuk kampanye jelang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019, Luhut tak mau ambil pusing. “Ya bisa saja kampanye kan orang apa saja dikerjakan dibilang kampanye, tapi kan kampanye kita konkret,” kata dia.
Luhut juga akan bicara soal isu serbuan tenaga kerja asing (TKA) khususnya dari China. Dia membantah ada ratusan ribu TKA China yang bekerja di sejumlah proyek di Indonesia.
Namun untuk meyakinkan masyarakat, pemerintah sudah meminta TNI Angkatan Darat dan intelijen memeriksa langsung data TKA yang bekerja di Indonesia. Pada bulan Januari nanti data itu akan dilaporkan untuk dievaluasi. ( dTK / im )
Related Posts
