Duh, Paskibra Dipaksa Bugil


Merdeka Selatan,

Sejumlah perempuan anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) DKI Jakarta mengaku jadi korban pelecehan seksual berkali-kali oleh seniornya yang laki-laki. Para siswi ini dipaksa bugil selama mengikuti masa orientasi di Cibubur, Jakarta Timur, 2-6 Juli silam.

Laporan pelecehan tersebut disampaikan orangtua S yang Senin (16/8) lalu mendatangi Pusat Pelatihan Paskibra di gedung Perpustakaan Nasional, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.

Orangtua S mengadukan sikap anggota Paskibra laki-laki senior yang memerintahkan puluhan siswi, termasuk S, berjalan dari barak ke barak tanpa busana.

Menanggapi laporan kasus pelecehan yang dilakukan senior kepada anggota Paskibra itu, Kepala Bidang Kepemudaan pada Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda) DKI Jakarta, Firmansyah, kemarin mengatakan, kasus tersebut tengah dalam penyelesaian. “Diharapkan bisa diselesaikan secepatnya,” ujarnya.

Dugaan adanya pelecehan terhadap anggota Paskibra DKI itu selain diadukan orangtua S, juga dikeluhkan sejumlah orangtua lainnya. Meraka memprotes perilaku para senior Paskibra itu. Mereka merasa, perlakuan para senior saat membimbing yuniornya dalam masa orientasi itu kurang pantas.

Menurut sejumlah orangtua anggota Paskibra, anak mereka hanya boleh mengenakan handuk saat keluar dari kamar untuk menuju kamar mandi.

Kasus ini mencuat ketika para orangtua anggota Paskibra mendapat kabar dari anaknya yang mengikuti orientasi Paskibra DKI di Cibubur. Menurut laporan orangtua siswa, saat menjalani masa orientasi sejumlah 15 anggota Paskibra dihukum seniornya dengan berlari telanjang dari kamar mandi hingga ke tempat tidur.

Saat melabrak pengurus Paskibra dan pejabat Dinas Olahraga dan Pemuda DKI, para orangtua anggota Paskibra itu belum bisa menunjukkan bukti-bukti atas laporannya seperti rekaman video atau pengakuan para korban.

“Tudingan itu sudah dibantah para senior, sebab senior Paskibra tidak pernah menerapkan aturan seperti itu. Selain itu, para anggota Paskibra wanita ditempatkan pada barak tersendiri dan tidak boleh ada lelaki yang masuk, termasuk senior laki-laki. Yang boleh masuk barak Paskibra yunior wanita hanya senior Paskibra wanita. Jadi, tidak mungkin bisa terjadi pelecehan,” kata Firmansyah

Firmansyah juga menyatakan, hingga saat ini tidak ada keluhan dari anggota Paskibra yang mengaku mendapat pelecehan selama masa orientasi. Juga tak ada satu pun anggota Paskibra yang mengundurkan diri.

“Kalau hal itu (pelecehan seksual) terjadi dan membuat siswi tidak nyaman, pasti yang bersangkutan akan keluar (dari Paskibra). Tapi nyatanya yang bersangkutan (S) ikut upacara,” katanya.

Ditindak tegas

Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto mengaku sudah mendapat laporan terkait dugaan pelecehan tersebut. Namun, kasus ini masih didalami agar permasalahannya bisa diselesaikan secara tuntas. “Kasusnya masih didalami,” ucapnya.

Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda DKI Jakarta, Saefullah, menjelaskan seleksi anggota Paskibra DKI tahun ini dilaksanakan sejak April. Jumlah yang diseleksi mencapai 202 orang dari siswa-siswi SMA, SMK, dan MA. Dari jumlah itu, akhirnya terpilih sebanyak 28 siswa-siswi untuk dikukuhkan sebagai anggota Paskibra DKI.

Gubernur Fauzi Bowo di Istana Merdeka, Jakarta, kemarin membenarkan telah mengetahui laporan tentang kasus pelecehan anggota Paskibra itu. Fauzi akan menindak tegas pelakunya jika memang terbukti terjadi pelecehan. “Saya kira mereka yang bertindak tidak sesuai kode etik akan dikenai sanksi,” ujarnya.

Soal bentuk sanksinya, Fauzi belum dapat mengutarakannya. “Nanti kita lihat karena belum tentu semuanya pegawai negeri sipil,” katanya seraya menambahkan, dia tengah meminta laporan lengkap soal kasus tersebut.

Kasus pelecehan seksual terhadap anggota Paskibra DKI itu diduga terjadi pada sore hari. Pasalnya, di saat itulah jadwal orientasi sangat padat sehingga tak memungkinkan seorang anggota bersiap secara maksimal.

Hal itu diungkapkan Ketua Tim Investigasi Internal Purna Paskibra Indonesia (PPI) DKI Jakarta, Mohamad Mahdi, Selasa, saat ditemui di lapangan parkir eks IRTI, Monas, seperti dikutip Kompas.com.

Menurut Mahdi, masa orientasi bisa memakan waktu sebulan. Namun, untuk orientasi di tingkat provinsi hanya dilakukan 5 hari, yakni 2-6 Juli.

“Kalau itu (pelecehan) terjadi, mungkin pada sore hari setelah latihan baris-berbaris. Kalau di tingkat nasional masa orientasinya sebulan dan untuk provinsi hanya empat hari, meski konsepnya sama,” ujarnya.

Dalam masa orientasi di Kompleks Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Nasional (Lemdikanas) Cibubur, setiap hari 30 calon Paskibra (2 dikirim ke tingkat nasional) dari Jakarta diharuskan bangun subuh. Mereka kemudian diwajibkan mengepel lantai, menyetrika pakaian, dan berolahraga pagi hingga pukul 07.00.

Setelah itu, mereka masuk ke barak untuk sarapan dua butir telur rebus dan segelas susu. Selanjutnya masuk barak tidur untuk persiapan mandi dan kemudian melakukan latihan baris-berbaris hingga pukul 12.00.

Setelah makan siang, mereka kembali berlatih dan selesai pukul 17.00. Setelah itu, mereka mulai mandi sore dan makan malam. Pukul 19.00, mereka harus sudah siap mengikuti sesi pelajaran hingga pukul 21.00.

“Jeda dua jam antara latihan dan sesi pelajaran itulah yang sering memakan banyak waktu. Jika molor, kejadian seperti dikeluhkan para orangtua anggota Paskibra mungkin saja terjadi. Namun, tidak ada orang di luar barak yang bisa melihat kejadian itu.

Sementara itu, Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi PPI DKI Jakarta, Yosse Yuliandra, kemarin membantah isu pelecehan tersebut.

“Tidak benar jika terjadi pelecehan berkali-kali. Kami tegaskan pula bahwa barak kamar mandi dan barak tidur itu berada dalam satu barak tertutup dan di situ hanya ada anggota perempuan, terpisah dari barak laki-laki,” ujarnya.

Mahdi menambahkan, pihaknya belum memastikan apakah peristiwa (pelecehan) benar-benar terjadi selama berlangsungnya masa orientasi di Cibubur. Pihaknya kini sedang berkoordinasi dengan Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi DKI Jakarta yang bertanggung jawab atas seleksi calon anggpota Paskibra.

“Apabila benar ada kejadian seperti yang dilaporkan sejumlah orangtua, tim investigasi akan menyebut nama dan rekomendasi tindakan sanksi (kepada anggota Paskibra senior) sebelum tanggal 25 Agustus,” kata Mahdi.

Dugaan pelecehan seksual yang dilakukan senior kepada anggota Paskibra junior itu dikecam anggota Komisi A DPRD DKI WA William Yani. Menurut Yani, pelakunya harus dihukum seberat-beratnya agar peristiwa serupa tidak terulang di masa datang.

DPRD DKI mengutuk tindakan kesewenang-wenangan itu dan minta pelakunya dijatuhi hukuman berat. Menurut Yani, kasus pelecehan seksual itu mungkin bukan baru pertama kali terjadi. “Kasus ini sangat serius dan melibatkan pihak yang menyalahgunakan kekuasaan,” katanya.

Sekretaris Fraksi DPRD DKI dari PDIP, Jhonny Simanjuntak, menyatakan sangat prihatin dengan tindakan kesewenang-wenangan itu. “Sangat memalukan dan barbar, jadi tidak ada kata lain pelakunya harus segera ditangkap,” katanya.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *